Today’s Outlook:

MARKET SENTIMENT : FEDERAL RESERVE akhirnya menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin ke level 4.50% – 4.75% pada hari Kamis, sesuai harapan, dengan mencatat bahwa pasar tenaga kerja secara umum telah melonggar, sementara Inflasi bergerak menuju target 2% dan aktifitas ekonomi juga terus berekspansi dengan laju yang solid, serta menegaskan bahwa tekanan harga telah membuat kemajuan. Pertanyaan selanjutnya dari pelaku pasar adalah apakah The Fed akan memangkas kembali bulan Desember, serta apa impact kebijakan pemerintahan Trump terhadap masa depan FFR ini ? Dalam konferensi pers setelah pengumuman  tersebut, Fed Chairman JEROME POWELL mengatakan hasil Pemilu tidak akan berdampak pada keputusan kebijakan dalam waktu dekat. Ia juga mengatakan beberapa risiko penurunan ekonomi telah berkurang di tengah data ekonomi yang lebih kuat. Pasar kini memperkirakan bahwa The Fed kemungkinan akan menghentikan pemangkasan suku bunga setelah melakukan dua rate cut lagi masing-masing sebesar 25 bps pada paruh pertama tahun 2025, sehingga suku Fed Fund Rate akan berada pada kisaran 3.75%-4%. Sebelum hasil pemilu, pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sekitar 190 basis poin pada akhir tahun depan. Para ekonom menilai bahwa komentar Powell secara umum bersifat dovish, dan masih merasa nyaman dengan harapan adanya pemangkasan 25 bp lagi di bulan Desember.

INDIKATOR EKONOMI : Menanggapi komentar Powell tentang tenaga kerja, INITIAL JOBLESS CLAIMS untuk pekan terakhir keluar di angka 221 ribu klaim pengangguran terbaru, naik 3ribu dari pekan terdahulu, walau masih di bawah perkiraan 223 ribu. Lebih lanjut lagi malam ini akan dipantau pandangan Univ. Of Michigan mengenai ekspektasi Inflasi & konsumen dalam 6 bulan ke depan.

MARKET ASIA & EROPA :

– CHINA melaporkan angka surplus Trade Balance mereka yang di atas ekspektasi, didukung oleh pertumbuhan Ekspor yang lebih pesa t ketimbang Impor mereka yang justru tampak drop di bulan Oct, menandakan permintaan domestik masih lemah. Dengan naiknya Trump, pasar saham China bisa dibilang rentan akan ancaman tarif dari Washington, namun di satu sisi dapat mempercepat respons kebijakan yang lebih kuat dari Beijing, yang mungkin malah akan mendukung saham lokal. Investor fokus menunggu hasil dari pertemuan Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional yang berakhir pada hari Jumat. Kejutan stimulus apa pun dari pertemuan tersebut kemungkinan akan membantu mengangkat sentimen pasar di saham China. Investor juga akan memperhatikan data Inflasi China pada hari Sabtu. Tingkat inflasi konsumen tahunan diperkirakan akan tetap stabil pada 0.4% pada bulan Oktober, menurut jajak pendapat Reuters, sementara deflasi harga produsen terlihat hanya sedikit menurun menjadi -2.5% dari -2.8%.

– Menjelang keputusan The Fed, BANK OF ENGLAND telah memangkas suku bunga 25bps pula pada hari Kamis untuk kedua kalinya sejak 2020. Bank sentral INGGRIS tersebut mengatakan pengurangan di masa mendatang kemungkinan akan bertahap, karena melihat Inflasi yang lebih tinggi setelah anggaran pertama pemerintah baru minggu lalu. POUNDSTERLING memperpanjang kenaikannya sedikit setelah keputusan tersebut dan terakhir naik 0.8% pada USD 1.2986, menyusul penurunan 1.24% pada hari Rabu.

FIXED INCOME & CURRENCY : YIELD US TREASURY terus menurun setelah pemotongan suku bunga Fed, meskipun beberapa investor memperingatkan bahwa suku bunga mungkin tidak turun secara stabil seperti yang diharapkan di bawah pemerintahan Trump periode kedua. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan terakhir berada di 4,3355%, turun 9 basis poin pada hari itu, setelah kenaikan 14 basis poin pada hari Rabu, dan imbal hasil tenor 30 tahun terakhir berada di 4,5393%, turun lebih dari 6 basis poin setelah kenaikan 15 basis poin pada hari sebelumnya.

– EURO naik 0.7% menjadi USD 1.0803 setelah penurunan 1.8% pada hari Rabu, karena investor juga mencerna kekacauan politik di JERMAN di mana Kanselir Olaf Scholz memecat Menteri Keuangan Christian Lindner, yang menyebabkan koalisi tiga partai yang berkuasa runtuh dan menyiapkan panggung untuk pemilihan umum dadakan. Analis Deutsche Bank mengatakan bahwa meskipun masih awal, perkembangan tersebut dapat berdampak positif bagi Euro karena potensi peningkatan kepercayaan dari pemerintah Jerman yang lebih stabil dan dampak ekonomi langsung dari sikap fiskal yang berpotensi lebih proaktif. Imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun Jerman terakhir naik 4,8 basis poin pada 2,441%. Sebagai indikator ekonomi pendukung, JERMAN laporkan Industrial Production mereka drop lebih dalam dari perkiraan, serta tak mampu ciptakan surplus Trade Balance sesuai harapan, keduanya terjadi di bulan Sept.

INDONESIA : laporkan Cadangan Devisa bulan Oct di angka USD 151.2 milyar, meningkat dari bulan Sept USD 149.9 milyar. Hari ini akan dinantikan data Penjualan Motor & Mobil untuk bulan Oct.

Domestic Issue
Lelang SUN 12 November, Pemerintah Targetkan Raup Dana hingga IDR33 Triliun
Pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang Rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024. Lelang akan digelar pada Selasa, 12 November 2024. Dikutip dari keterangan resmi Direktorat Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan RI, Kamis (7/11/2024), terdapat 8 seri SUN yang akan dilelang. Untuk tanggal setelmen ditetapkan pada Kamis, 14 November 2024 dengan target indikatif sebesar Rp22 triliun dan target maksimalnya IDR 33 triliun. Adapun pokok-pokok terms & conditions SUN yang akan dilelang adalah sebagai berikut: SPN12250213 (Reopening) akan jatuh tempo pada 13 Februari 2025 dengan tingkat imbalan diskonto, SPN12251113 (New Issuance) akan jatuh tempo pada tanggal 13 November 2025 dengan tingkat imbalan diskonto, FR0104 (Reopening) akan jatuh tempo pada tanggal 15 Juli 2030 dengan tingkat imbalan sebesar 6.5%, FR0103 (Reopening) akan jatuh tempo pada tanggal 15 Juli 2035 dengan tingkat imbalan sebesar 6.75%, FR0098 (Reopening) akan jatuh tempo pada tanggal 15 Juni 2038 dengan tingkat kupon 7.125%, FR0097 (Reopening) akan jatuh tempo pada tanggal 15 Juni 2043 dengan tingkat imbalan sebesar 7.125%, FR0102 (Reopening) akan jatuh tempo pada tanggal 15 Juli 2054 dengan tingkat imbalan sebesar 6.875% dan FR0105 (Reopening) akan jatuh tempo pada tanggal 15 Juli 2064 dengan tingkat imbalan sebesar 6.875%. (Pasardana)

Corporate News
BNLI: Bank Permata Raih Peringkat idAAA, Begini Penjelasan Pefindo
PT Bank Permata Tbk (BNLI) memperoleh peringkat “idAAA” dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dengan prospek stabil, berlaku hingga 1 Oktober 2025. Dalam keterangannya, Pefindo menyatakan bahwa peringkat tertinggi ini mencerminkan dukungan kuat dari induk usaha BNLI, Bangkok Bank Public Company Limited.“Profil kredit standalone Bank Permata menunjukkan posisi pasar yang sangat kuat dan permodalan yang solid,” ungkap Pefindo, Kamis (7/11). Namun, Pefindo juga mencatat bahwa peringkat BNLI dibatasi oleh kualitas aset yang moderat serta ketatnya persaingan dalam industri perbankan. Peringkat ini dapat diturunkan jika terjadi penurunan dukungan dari pemegang saham yang ditunjukkan oleh pengurangan signifikan dalam portofolio BNLI atau jika Pefindo menilai adanya pelemahan dukungan dari pemegang saham. (Emiten News)

Recommendation
YIELD US TREASURY tenor 10 tahun menghentikan jalan naiknya tepat di Resistance trendline jk.panjang pada High 4.46%, setelah THE FED memangkas FED FUND RATE 25bps sesuai ekspektasi. US10YT tengah menguji Support pertama : MA10 / yield 4.308% sebelum turun lebih lanjut menuju Support kedua : MA20 / yield 4.215%. POTENTIAL : antisipasi penguatan harga obligasi segera.

Di sisi lain, yield ID10YT belum banyak pergerakan dari range Support – Resistance : yield 6.744% – 6.783%. ADVISE : watch ke mana arah penembusan yield sebelum menentukan keputusan lebih lanjut terkait harga obligasi.

Download full report HERE.