Bottom Line FY19 di Bawah Ekspektasi Kami
Berdasarkan hasil laporan keuangan unaudited FY19, KLBF membukukan top-line mencapai Rp22.6 triliun (+7,40% y-y) sejalan dengan angka konservatif sales di level 6%-8% berdasarkan the Company guidance. Sementara itu, performa top-line sedikit melampaui ekspektasi kami. Kami meyakini pertumbuhan ini masih ditopang oleh skim milk powder (+5,0% y-y), unbranded generics (+7,1% y-y), dan pihak ketiga penjualan & distribusi (+15,7% y-y) sebagai kontributor terbesar bagi penjualan karena berhasil mencatatkan pertumbuhan signifikan. Segmen nutrisi yang kinerjanya berbanding terbalik dengan beberapa segmen di atas mencatatkan penurunan penjualan (-2,8% y-y). Kami memperkirakan penurunan ini masih dipengaruhi oleh regulasi ketat pemerintah yang mewajibakan penjual obat untuk memiliki lisensi toko obat sehingga berdampak pada penjualan produk OTC. Namun, KLBF membukukan bottom line yang cukup jauh di bawah ekspektasi kami sebelumnya, yaitu Rp2,4 triliun (+1,7% y-y) atau mencapai 94,3% dari estimasi kami.
Sinyal Pelemahan Performa Muncul, Terapkan Kehati-Hatian
Dari sisi profitabilitas rasio FY19, kami mengamati penurunan pada GPM dan NPM masing-masing mencapai 45.22% dan 11,0%. Kami memprediksi penurunan ini disebabkan oleh pertumbuhan unbranded generic yang lebih
cepat dibandingkan dengan produk yang lainnya (licensed and branded generics) seiring dengan peningkatan peserta program JKN (223 juta orang per Februari 2020), peningkatan harga skim milk dan product mix. Mengamati penurunan rasio profitabilitas dan pertumbuhan top-line yang lebih rendah dari FY18, kami merevisi naik perkiraan pendapatan FY20E dari Rp23,7 triliun ke Rp24,0 triliun (+6,2% y-y) senada dengan the Company guidance. Untuk perkiraan laba bersih, kami melakukan revisi ke bawah dari Rp2.77 triliun ke Rp2.61 triliun (+4,7% y-y) sejalan dengan net profits berdasarkan the Company guidance 4% – 5%.
Download laporan lengkapnya di SINI.