Today’s Outlook:
MARKET AS: Pasar menunggu Presiden terpilih Donald Trump melantik lebih banyak pejabat dalam pemerintahannya yang baru, sementara harga Minyak menguat akibat meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina (US). Calon Trump untuk jabatan Menteri Keuangan diperluas dengan memasukkan Kepala Eksekutif Apollo Global Management Marc Rowan dan mantan Gubernur Federal Reserve Kevin Warsh. Trump mengatakan dia akan mencalonkan Howard Lutnick, kepala eksekutif perusahaan pialang Wall Street Cantor Fitzgerald, untuk memimpin strategi perdagangan dan tarifnya sebagai kepala Departemen Perdagangan. Saat ini para pelaku pasar tengah mengantisipasi potensi diberlakukannya tarif (impor) dan pemotongan pajak yang dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi dan dengan demikian lebih sedikit pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve.
FIXED INCOME & CURRENCY : Imbal hasil obligasi acuan AS tenor 10 tahun turun 2 basis poin menjadi 4,394%. Di tengah pekan yang sepi sentimen, sepertinya pelaku pasar menantikan perkembangan apa yang akan terjadi dengan Kongres dan Gedung Putih.
– SWISS FRANC naik sekitar 0,03% terhadap EURO , sementara DOLLAR INDEX (DXY) – yang melacak kekuatan mata uang AS atas 6 mata uang lainnya – turun 0,04% menjadi 106,18.
MARKET EROPA & ASIA : Presiden RUSSIA Vladimir Putin menurunkan ambang batas untuk serangan nuklir sebagai tanggapan atas berbagai serangan konvensional. Ia menyetujui perubahan tersebut setelah dua pejabat AS dan seorang sumber yang mengetahui keputusan tersebut mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk serangan jarak jauh ke Rusia. Baru-baru ini terjadi, angkatan bersenjata UKRAINA melakukan serangan pertama mereka di wilayah perbatasan dalam wilayah Rusia , pertama kalinya menggunakan rudal jarak jauh ATACMS buatan AS , demikian dilaporkan RBC-Ukraina mengutip seorang pejabat militer negara itu. Sontak indeks saham utama Eropa jatuh ke level terendah dalam 3 bulan, karena para investor beralih dari aset berisiko ke aset safe-haven menyusul peringatan Rusia.
– Di belahan benua EROPA lainnya, sejumlah data ekonomi jadi perhatian hari ini : angka Inflasi konsumen INGGRIS dan Inflasi produsen JERMAN, keduanya utk bulan Oct. Sebelumnya kemarin CPI EUROZONE (Oct) telah duluan dirilis di angka 2.0% yoy sesuai ekspektasi .
– Market ASIA bisa saja memulai pagi ini dengan nota tentang perubahan doktrin nuklir Rusia. Adapun JEPANG telah merilis sejumlah data ekonomi pagi ini, yaitu defisit Trade Balance (oct) mereka membesar walaupun kabar baiknya adalah terjadi peningkatan Ekspor di atas perkiraan. Bank sentral CHINA segera akan sumbangkan sentimen pasar dengan pengumuman suku bunga yang mana konsensus berkata masih akan tetap pada 3.10%. Lebih siang lagi sekitar jam 14.30 WIB , giliran Rapat Dewan Gubernur Bank INDONESIA (RDG BI) yang akan tentukan apakah BI7DRR akan bergeser dari posisi saat ini 6.0% atau tidak.
KOMODITAS : Harga MINYAK MENTAH relatif stabil pada hari Selasa karena tanda-tanda meningkatnya KONFLIK RUSSIA – UKRAINE membuat para trader waspada terhadap gangguan pasokan, tetapi dimulainya kembali sebagian produksi di ladang minyak Johan Sverdrup di Norwegia membatasi kenaikan harga, termasuk juga terjadinya lonjakan stok cadangan minyak AS ketika API merilis angka mingguan di 4.753 juta barrel , dibanding estimasi yang hanya di bawah 1 juta barrel. Harga MINYAK bangkit kembali dari kerugian di awal sesi dan ditutup sedikit lebih tinggi. Harga minyak mentah BRENT naik 1 sen menjadi USD 73,31 / barel, sementara harga minyak mentah US WTI menguat 0,3% ke level USD 69,39 / barel.
– EMAS terakhir naik 0,76% ke harga USD 2.631,96 / ons setelah mencapai titik tertinggi seminggu.
Domestic Issue
Kenaikan PPN jadi 12% Tahun Depan Dinilai Berisiko Timbulkan Gelombang PHK
Ketua Umum Afiliasi Global Retail Indonesia (AGRA) Roy Nicholas Mandey menilai kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% pada 2025 akan membuat gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk di sektor ritel. Roy mengatakan potensi lonjakan PHK ini disebabkan merosotnya daya beli masyarakat, sehingga pedagang ritel mulai mengurangi pesanan barang di produsen. “Kalau di sektor hilir penjualannya sedikit, pasti kita [ritel] mengurangi juga pemesanan kepada pabrik atau produsen makanan minuman,” kata Roy saat dihubungi Bisnis, Selasa (19/11/2024). Adapun, pengurangan pesanan ini karena masih adanya stok barang yang belum terjual, imbas minimnya pembelian barang oleh konsumen, sehingga pedagang ritel secara otomatis akan mengurangi pesanan. “Nah, kalau produsen sedikit menerima pesanan karena konsumsi kurang [produktivitas berkurang], berarti mereka akan mengurangi lagi tenaga kerja,” terangnya. Lebih jauh, Roy menuturkan, individu yang ter-PHK juga bakal kehilangan kemampuan belanja karena tidak memiliki pendapatan yang tetap. Maka dari itu, dia menyampaikan, jika pemerintah tidak menjaga daya beli maka gelombang PHK akan terus bermunculan. (Bisnis)
Corporate News
BRPT: Pefindo Pertahankan Rating BRPT di idA+ dengan Outlook Stabil
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat Perusahaan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) di level idA+ (Single A Plus), dengan prospek outlook ke depan di posisi Stabil. Mengutip Ikhtisar Peringkat dari Pefindo yang dianalisis langsung oleh Ayuningtyas Nur Paramitasari dan Kresna Piet Wiryawan, penetapan peringkat idA+ dengan prospek outlook Stabil tersebut mempertegas Barito Pacific memiliki komitmen keuangan jangka panjang yang kuat dan juga solid. (Bloomberg Technoz)
Recommendation
US10YT barely hanging on cricital support setelah sempat jatuh serendah-rendahnya ke yield 4.33% yang mana tertopang oleh support MA20, benteng terakhir pertahanan pola uptrend ini yang telah berlangsung sejak bottom di awal Oct. Jika yield ditutup di bawah 4.30% maka bisa dipastikan yield akan konsolidasi dulu ke arah 4.14% up to 4.05%. ADVISE : antisipasi penguatan harga obligasi segera. Sebagai trigger-nya, pasar mungkin menantikan data ekonomi AS atau komentar The Fed yang bisa mengindikasikan Inflasi aman terkendali dan laju pemangkasan suku bunga The Fed masih intact.
ID10YT sendiri mengambang tak tentu arah di sekitar area Resistance yield 6.90% – 7.0%, sambil menantikan keputusan RDG BI siang ini terkait suku bunga. Walau trend yield seolah mengindikasikan tekanan turun namun sejatinya masih tersedia support MA10 & MA20 di sekitar 6.815% – 6.835%. Bagaimanapun juga, ADVISE untuk mempersiapkan diri untuk penguatan harga obligasi lebih lanjut akan lebih cocok dalam waktu dekat.
Download full report HERE.