Today’s Outlook:
CURRENCY & FIXED INCOME : BITCOIN melonjak dan mendekati tonggak sejarah USD 100.000. Mata uang kripto terbesar di dunia ini telah naik lebih dari 40% sejak Donald Trump memenangkan Pemilu AS tanggal 5 November, didorong oleh ekspektasi bahwa pemerintahannya akan ramah terhadap mata uang kripto. Bitcoin naik 3,75% menjadi USD 98.005,00. Ethereum naik 8,77% ke harga USD 3.350,80.
– US DOLLAR naik dalam perdagangan yang tidak menentu karena investor menilai penurunan Initial Jobless Claims mingguan (actual : 213k vs consensus : 220k, vs previous : 219k) menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja, dan komentar dari 2 gubernur Federal Reserve terkait arah suku bunga. Pasar perumahan juga tampak sehat walafiat dengan data Existing Home Sales (Oct) meningkat di atas estimasi. Namun di sisi lain, Philadelphia Fed Manufacturing Index (Nov) malah anjlok dalam di bawah ekspektasi, menandakan satu bagian dari aspek pertumbuhan manufaktur yang dianggap penting di AS masih berjalan terseok-seok. Mungkin malam nanti data US PMI dari S&P Global akan lebih memberikan arah pertumbuhan ekonomi AS, serta bagaimana pandangan dari Univ. Of Michigan terkait ekspektasi Inflasi & Konsumen ke depannya.
– Terhadap YEN Jepang, Dollar melemah 0,62% menjadi 154,45 tetapi menguat 0,29% ke level 0,887 terhadap Swiss FRANC. DOLLAR INDEX (DXY) , yang mengukur kekuatan greenback atas sekeranjang mata uang major dunia lainnya termasuk Yen dan Euro, naik 0,37% di bilangan 107, mencapai level tertinggi dalam 13 bulan. Adapun Euro turun 0,41% ke level USD 1,0479.
KOMODITAS : Harga MINYAK ditutup naik sekitar 2% setelah RUSSIA & UKRAINE saling menembakkan rudal, meningkatkan kekhawatiran atas pasokan minyak mentah. Minyak mentah BRENT naik 1,95% menjadi USD 74,23 / barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (US WTI) naik 2% ke harga USD 70,10.
– Harga EMAS spot naik, menuju sesi kenaikan keempat berturut-turut setelah mencapai level tertinggi lebih dari seminggu. Harga emas spot naik 0,8% menjadi USD 2.671,28 per ons. Harga emas berjangka AS ditutup 0,9% lebih tinggi pada USD 2.674,90. MARKET ASIA & EROPA : JEPANG pagi ini telah merilis angka National Core CPI (Oct) di angka 2.3% yoy, 0.1% di atas forecast namun masih tetap lebih rendah dari bulan sebelumnya. Masih di pagi ini, Jepang segera merilis angka Services PMI (Nov). Indikator ekonomi ini rilis sehari setelah Gubernur BANK OF JAPAN Kazuo Ueda mengatakan bank sentral akan secara serius memperhitungkan dampak Yen terhadap pertumbuhan ekonomi dan harga, pernyataan yang dianggap pasar sebagai indikasi bahwa BOJ akan segera naikkan suku bunga. Seperti diketahui, Yen yang berimbal hasil sangat rendah merupakan salah satu mata uang kinerja terburuk di dunia terhadap Dollar tahun ini, sehingga memberikan beban tambahan pada harga impor. Dollar telah naik 10% terhadap Yen sejak The Fed memangkas suku bunga pada bulan September. Beredar spekulasi bahwa Yen telah dijual secara besar besaran dalam posisi short terbesar dalam 4 bulan bersiap untuk rebound seiring BOJ diperkirakan mengambil langkah yang lebih agresif.
– Sejumlah laporan PMI hari ini mendominasi perhatian investor global, termasuk dari INGGRIS ( selain menunggu pelaporan Retail Sales (Oct) yang diperkirakan agak melemah dari bulan sebelumnya) , JERMAN (termasuk juga laporan GDP 3Q mereka), dan tidak lupa dari EUROZONE. INDONESIA : Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada Q3 mencatat surplus sebesar USD 5,9 milyar, dari sebelumnya defisit USD 0,6 milyar pada triwulan 2 / 2024. Surplus NPI ditopang oleh surplus neraca transaksi modal & finansial yang meningkat. Posisi Cadev meningkat dari sebesar USD 140,2 milyar di akhir June 2024 menjadi USD 149,9 di akhir Sept. Neraca transaksi berjalan mencatat penurunan defisit : pada triwulan 3 / 2024, Current Account bukukan defisit USD 2,2 milyar (0,6% dari GDP) ; lebih rendah dari defisit Q2 sebesar USD 3,2 milyar (0,9% dari GDP) . Adapun faktor pendukung adalah pertumbuhan ekspor nonmigas seiring adanya kenaikan harga komoditas, serta meningkatnya ekspor sejalan dengan perbaikan aktivitas ekonomi domestik.
Domestic Issue
Jurus Prabowo Kerek Penerimaan Negara: Nikel, Timah, hingga Sawit Masuk Simbara
Dewan Ekonomi Nasional mengungkapkan sejumlah komoditas seperti nikel, timah, bauksit, hingga kelapa sawit akan masuk ke Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga atau Simbara. Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) M. Firman Hidayat menjelaskan bahwa sejak diluncurkan pada 2022, Simbara baru mencakup komoditas batu bara. Selama ini, klaimnya, Simbara yang mengintegrasikan informasi secara digital berhasil menambah penerimaan negara baik dari sisi pajak maupun PNBP. “Jadi dengan sistem ini kita bisa monitor pergerakan komoditas dari sisi hulu hingga hilir, hingga di konsumsi domestik hingga di ekspor sehingga mencegah kebocoran-kebocoran yang ada,” jelas Firman dalam Seminar Nasional Proyeksi Ekonomi Indonesia 2025 di Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2024). Oleh sebab itu, pemerintah akan melakukan ekspansi komoditas yang akan dimasukkan ke Simbara yaitu nikel, timah, dan bauksit. Sementara itu, pemerintah akan membangun sistem digital serupa Simbara untuk komoditas kelapa sawit. Firman mengungkapkan pengalaman digitalisasi sistem informasi telah membantu pemerintah menambah data-data yang selama ini tidak dimiliki. Sebagai informasi, Simbara dirancang sebagai platform digital yang akan mengintegrasikan rangkaian proses tata kelola minerba dari hulu ke hilir. Simbara akan mencatat informasi mulai dari single identity dari wajib pajak dan wajib bayar, proses perizinan tambang, rencana penjualan, verifikasi penjualan, ekspor, proses clearance di pelabuhan untuk pengangkutan atau pengapalan, hingga pemenuhan kewajiban PNBP dan devisa hasil ekspor. (Bisnis)
Corporate News
DSSA: Dian Swastatika (DSSA) Rilis Surat Utang IDR 3,5T, Bunga 6,5-8,62 Persen
PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I DSSA Tahap III Tahun 2024 sebesar IDR 2,54 triliun, terdiri dari tiga seri, yaitu Seri A, B, dan C. Masing-masing seri memiliki pokok IDR 199,17 miliar, IDR 857,52 miliar, dan IDR 1,48 triliun dengan tingkat bunga tetap mulai 6,50% hingga 8,62%. Sedangkan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I DSSA Tahap III Tahun 2024 senilai IDR 959,21 miliar, terdiri dari Seri A (IDR 199,17 miliar), Seri B (IDR 366,13 miliar), dan Seri C (IDR 393,91 miliar). Nisbah atau bagi hasil yang ditawarkan setara 6,50% hingga 8,62%. Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk berbagai keperluan strategis, termasuk 41,7% untuk pembayaran sebagian pokok dan bunga pinjaman bank, 19,1% untuk pemberian pinjaman kepada KMG untuk pengembangan pusat data senilai USD 300 juta, dan 17,1% untuk ekspansi bisnis penyediaan jasa internet oleh EMR melalui merek MyRepublic. Sisanya akan dialokasikan untuk pemberian pinjaman ke beberapa entitas anak. (Emiten News)
Recommendation
US10YT bertahan tipis di atas support pertama : MA10 pada yield 4.404%, mulai sedikit tergelincir keluar dari lower channel uptrend imbal hasil ini yang telah dimulai sejak bottom awal Oct. POTENTIAL : Toleransi terakhir adalah Support MA20 yang saat ini berada pada yield 4.35% ; apabila level ini tertembus ke bawah maka konfirmasi trend naik yield ini terganggu & mengakibatkan yield mungkin konsolidasi lebih lanjut ke Target 4.144%. ADVISE : HOLD ; WAIT & SEE.
ID10YT : ADVISE : HOLD ; WAIT & SEE utk arah selanjutnya. Resistance : 6.95% – 7.0% level psikologis. Support : MA10 / 6.853% – 6.821%.
Download full report HERE.