Today’s Outlook:

MARKET AS: Para investor merasa nyaman dengan data ekonomi yang kuat di AS. Ukuran aktivitas bisnis di negara ekonomi terbesar dunia ini melesat ke level tertinggi dalam 31 bulan pada November, didorong oleh harapan akan suku bunga yang lebih rendah dan kebijakan yang lebih ramah bisnis dari pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump tahun depan.

MARKET SENTIMENT : Di tengah penantian pasar menunggu pilihan Menteri Keuangan kabinet Trump , ekspektasi terhadap langkah kebijakan moneter Federal Reserve pada bulan Desember berubah-ubah antara jeda dan pemangkasan, karena pelaku pasar mempertimbangkan kemungkinan dampak rencana Trump terhadap tekanan harga. Ada kemungkinan 59,6% bank sentral akan menurunkan biaya pinjaman sebesar 25 basis poin, menurut CME FedWatch Tool.

– Data aktivitas bisnis yang dirilis pada hari Jumat, menunjukkan bahwa ekonomi AS relatif tetap sehat, menyusul data klaim pengangguran yang kuat dirilis Kamis lalu. Indeks US COMPOSITE PMI, yang melacak sektor manufaktur dan jasa, meningkat ke level tertinggi sejak April 2022, dengan sektor jasa menyumbang peningkatan terbesar. S&P Global US Manufacturing PMI naik menjadi 48,8 pada bulan November, dari 48,5 pada bulan sebelumnya ; sementara Services PMI yang lebih signifikan melonjak menjadi 57,0, dari 55,0 pada bulan Oktober. UNIV. OF MICHIGAN memperkirakan Inflasi 1 tahun ke depan di angka 2.6% , dan 3.2% untuk ekspektasi 5 tahun ke depan ; di tengah sentimen konsumen yang masih relatif lesu saat ini.

– Konflik Geopolitik juga menjadi perhatian utama minggu ini karena investor memantau pertukaran rudal antara Ukraina dan Rusia, setelah Moskow menurunkan ambang batasnya untuk pembalasan nuklir.

MARKET EROPA : Aktivitas bisnis EUROZONE turun tajam bulan ini akibat kontraksi yang dominan di sektor Jasa , sedangkan Manufaktur semakin terjerumus dalam resesi. Di JERMAN , negara ekonomi terbesar di Eropa, ekonomi tumbuh kurang dari yang diperkirakan sebelumnya pada kuartal ketiga. GERMAN GDP 3Q terdata hanya tumbuh 0.1% qoq , kurang dari ekspektasi ; menyebabkan pertumbuhan ekonomi secara tahunan kembali jatuh dalam resesi , minus 0.3% yoy.

– Situasi belanja yang tak bersemangat juga nampak di INGGRIS di mana bulan Oct terdata Retail Sales mereka drop 0.7% mom dan turun menjadi 2,4% yoy, lebih rendah dari estimasi & bulan sebelumnya. Tak heran perkiraan awal Composite PMI Inggris tergelincir ke bawah angka 50 tertekan kontraksi sektor Manufaktur, sementara industri Jasa bertahan sekuat tenaga di perbatasan wilayah ekspansi.

KOMODITAS : Harga MINYAK naik sekitar 1% pada hari Jumat, mencapai level tertinggi dalam 2 minggu, dipicu perang yang semakin memanas di Ukraina minggu lalu maka meningkatkan premi risiko geopolitik pasar. Harga futures BRENT naik 94 sen, atau 1,3%, menjadi USD 75,17 / barel ; sedangkan minyak mentah US WTI terkerek USD 1,14, atau 1,6%, ke level USD 71,24.

INDONESIA : mencatat pertumbuhan Uang Beredar (money supply) bulan Oct sebesar 6.7%. Nilai tukar RUPIAH masih relatif lesu di 15,870 / USD.

Domestic Issue
Aliran Dana Asing Keluar Capai IDR 7,50 Triliun pada Minggu Ketiga November 2024
Bank Indonesia (BI) mencatat terdapat aliran modal asing yang keluar atau capital outflow ke keuangan domestik pada 18 November hingga 22 November 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto sebesar IDR 7.50 triliun. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso menyampaikan dana asing keluar berasal dari pasar saham, Surat Berharga Negara (SBN), Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). “Jual neto sebesar IDR 3,30 triliun di pasar saham, IDR 3,59 triliun di pasar SBN, dan IDR 0,61 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” Jelasnya melalui keterangan resmi, dikutip Minggu, 24 November. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 21 November 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar IDR 27,15 triliun di pasar saham, IDR 33,17 triliun di pasar SBN dan IDR 187,68 triliun di SRBI. Pada semester-II 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar IDR 26,81 triliun di pasar saham, IDR 67,13 triliun di pasar SBN dan IDR 57,33 triliun di SRBI. Sejalan dengan perkembangan tersebut, Ramdan mengatakan premi CDS Indonesia 5 tahun per 21 November 2024 sebesar 72,65 bps, stabil dibanding dengan 15 November 2024 sebesar 72,61 bps. (VOI)

Corporate News
MEDC: Niat Bayar Obligasi, Peringkat Medco Energi (MEDC) idAA
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat Obligasi Berkelanjutan III Tahap III Seri B Tahun 2020 Medco Energi (MEDC) “idAA-” senilai IDR 476,3 miliar yang akan jatuh tempo pada 20 Februari 2025. MEDC berencana untuk membayar obligasi yang jatuh tempo tersebut menggunakan perolehan dana dari rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan V Tahap III Tahun 2025 senilai maksimum IDR 2,5 triliun. Per 30 September 2024, MEDC memiliki saldo kas senilai USD606,5 juta. MEDC adalah perusahaan terbuka yang bergerak di sektor energi dan sumber daya alam yang terintegrasi, dengan tiga bisnis utama yakni kegiatan eksplorasi dan produksi (E&P) di Indonesia, Timur Tengah, Afrika Timur, dan Asia Tenggara; pembangkit listrik; dan pertambangan. (Emiten News)

Recommendation

US10YT sepertinya lebih confirm jika mulai keluar dari trend naiknya, secara yield tergelincir ke bawah support lower channel & yang lebih penting adalah MA20 (yang selama ini menopang uptrend bersama MA10). Resistance terdekat : yield 4.365% – 4.42% . Keadaan ini sepertinya akan memaksa US10YT untuk bergerak turun terus ke arah Support : 4.30% – 4.29% / 4.16% – 4.10%. POTENTIAL : harga US10YT akan alami penguatan sementara yield turun.

ID10YT in overall berada dalam trend naik yield berpola PARALLEL CHANNEL , uptrend juga masih intact di atas support MA10 walau tidak heran jika yield segera menguji level 6.88% yang merupakan pertahanan pertama sebelum menuju 6.84%. ADVISE : HOLD , WAIT & SEE ; antisipasi penguatan harga SBN jika support yield jebol.

Download full report HERE.