IPO Structure
Jumlah Saham | Presentase IPO | Nilai Nominal | Harga Penawaran |
750.000.000 Lembar | 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum | Rp50 / Lembar | Rp160 – Rp200 / Lembar |
Nilai IPO | Metode IPO | Penjamin Emisi | Jenis Penjamin |
Sebanyak-banyaknya Rp150.000.000.000 | Electronic (e-IPO) | PT NH Korindo Sekuritas Indonesia Tbk | Kesanggupan Penuh (Full Commitment) |
IPO Schedule
Masa Penawaran Awal | : 20 - 22 Maret 2024 |
Perkiraan Tanggal Efektif | : 28 Maret 2024 |
Perkiraan Masa Penawaran Umum Perdana Saham | : 2 - 4 April 2024 |
Perkiraan Tanggal Penjatahan | : 4 April 2024 |
Perkiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik | : 5 April 2024 |
Perkiraan Tanggal Pencatatan di Bursa Efek | : 8 April 2024 |
Company Profile
PT Multi Hanna Kreasindo Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan limbah industri B3 dan non B3 melalui penerapan 3R (Reuse, Recycling, recovery) yang terintegrasi memiliki unit bisnis: pengangkutan, pengumpulan, pengolahan, dan pemanfaatan limbah B3. Dalam menjalankan kegiatan tersebut Perseroan telah memperoleh perizinan di bidang Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 108 Tahun 2007 tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Kegiatan Pemanfaatan Limbah Logam (B3 dan Non B3) dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas dan Limbah Non B3 PT Multi Hanna Kreasindo (“Kelayakan Lingkungan Hidup 108/2007”) Jo. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 123 Tahun 2011 tentang Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Tambahan Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Limbah B3 dan Non B3 oleh PT Multi Hanna Kreasindo (“Kelayakan Lingkungan Hidup 123/2011”) Jis. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.483/Menlhk/Setjen/PLA.4/9/2017 tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Pengembangan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah Non B3 Di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat oleh PT Multi Hanna Kreasindo (“Kelayakan Lingkungan Hidup 483/2017”).