Today’s Outlook:

MARKET AS: Laporan indeks harga konsumen bulan November juga sesuai dengan estimasi para ekonom, membuat para investor mengantisipasi penurunan suku bunga dari Federal Reserve pada pertemuan kebijakan minggu depan. Pembacaan CPI, yang mengukur harga-harga di sekumpulan barang dan jasa, naik 0,3% MoM dan tumbuh dalam 12 bulan sebesar 2,7%. Data Fed funds futures trading mencerminkan hampir 99% kemungkinan bahwa para pembuat kebijakan bank sentral akan menurunkan suku bunga minggu depan, menurut alat CME FedWatch.

MARKET SENTIMENT: SNB Interest Rate Decision 4Q24, Europe Deposit Facility Rate Desember, ECB Interest Rate Decision Desember, Initial Jobless Claims AS, PPI AS bulan November (MoM), Konferensi Pers ECB, Lelang Obligasi 30 Tahun AS.

PASAR ASIA: Pasar Asia-Pasifik bergerak variatif pada hari Rabu, setelah indeks-indeks utama Wall Street turun menjelang data inflasi utama yang dapat mempengaruhi keputusan suku bunga Federal Reserve. China dilaporkan akan memulai konferensi kerja ekonomi tahunannya pada hari Rabu untuk menguraikan kebijakan ekonomi dan target pertumbuhan untuk tahun depan. Pada hari Rabu, kantor investigasi korupsi Korea Selatan untuk pejabat tinggi dilaporkan mengatakan bahwa mereka akan mengupayakan penahanan dan penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol jika persyaratan terpenuhi.

CURRENCY & FIXED INCOME: Indeks dolar AS terakhir naik 0,2% pada 106,63 hari Rabu setelah data harga AS dirilis sesuai perkiraan. Dolar juga diperkuat oleh laporan Reuters bahwa China sedang mempertimbangkan untuk membuat mata uangnya lebih lemah tahun depan, dimana hal ini membuat yuan dan mata uang Asia lainnya melemah. Imbal hasil Treasury naik pada hari Rabu setelah data indeks harga konsumen bulan November sesuai dengan ekspektasi. Imbal hasil Treasury 10 tahun naik kurang dari 5 basis poin menjadi 4,269%. Sementara itu, Treasury bertenor 2 tahun naik kurang dari 1 basis poin menjadi 4,153%. Imbal hasil dan harga memiliki hubungan terbalik. Satu basis poin setara dengan 0,01%.

– Yen Jepang menjadi fokus setelah berita Bloomberg melaporkan bahwa BOJ melihat “sedikit risiko” untuk menunggu kenaikan suku bunga berikutnya. Dolar terakhir naik 0,3% pada 152,43 yen. Sebelumnya pada hari ini yen menguat setelah data menunjukkan inflasi grosir Jepang meningkat, mendukung kasus kenaikan suku bunga Bank of Japan minggu depan.

– Euro turun 0,3% pada USD1,0498, sementara franc Swiss turun 0,07% terhadap dolar pada 0,8822. Di minggu yang sibuk untuk kebijakan moneter, Bank Sentral Eropa dan Bank Nasional Swiss akan mengadakan pertemuan pada hari Kamis.

KOMODITAS: Harga Minyak melonjak pada hari Rabu setelah Uni Eropa menyetujui putaran sanksi tambahan yang mengancam aliran minyak Rusia, sementara peningkatan stok bahan bakar AS yang lebih besar dari perkiraan pada minggu lalu membatasi kenaikan. Brent crude futures naik USD1,33, atau 1,84%, menjadi ditutup pada USD73,52 per barel. West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD1,70, atau 2,48%, menjadi menetap di USD70,29. Para duta besar Uni Eropa pada hari Rabu menyetujui sanksi ke-15 terhadap Rusia atas perangnya melawan Ukraina, kata kepresidenan Uni Eropa Hungaria. Membatasi kenaikan harga pada hari Rabu, persediaan bensin dan distilat naik lebih dari yang diperkirakan pada minggu lalu, menurut data dari Energy Information Administration, membebani harga minyak mentah. Sementara itu, kelompok produsen OPEC memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan pada 2024 dan 2025 untuk bulan kelima berturut-turut pada hari Rabu dan dengan jumlah terbesar.

– Emas menguat pada hari Rabu setelah rilis inflasi sesuai dengan ekspektasi, meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve minggu depan, sementara investor menunggu data Producer Price Index (PPI) AS untuk mengetahui arah lebih lanjut tentang kebijakan moneter. Emas spot naik 1% menjadi USD2.719,40 per ounce. Emas futures AS naik 1,4% menjadi USD2,756.4.

Domestic Issue
Penerbitan Surat Utang RI Tahun 2025 Diproyeksikan Capai IDR 143.91 T
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan penerbitan baru surat utang pada tahun 2025 akan berkisar IDR 139,29 triliun hingga IDR 155,43 triliun, dengan titik tengah pada IDR 143,91 triliun. Menurut Pefindo, penerbitan surat utang di tahun depan didorong oleh kebutuhan refinancing yang masih tinggi seiring dengan nilai surat utang jatuh tempo yang masih besar. Adapun nilainya diproyeksikan sebesar IDR 150,07 triliun hingga IDR 155,66 triliun setelah tingginya penerbitan bertenor pendek di tahun 2024. Patut diketahui, saat ini, surat utang korporasi yang jatuh tempo tercatat sebesar IDR 132,22 Triliun per November 2024. Selain faktor refinancing, Pefindo juga melihat faktor makro dalam negeri bisa mendorong penerbitan surat utang, diantaranya penguatan aktivitas sektor riil, penurunan suku bunga acuan, dan berlanjutnya pelonggaran kebijakan moneter. “Likuiditas Lembaga Keuangan yang semakin ketat mendorong perusahaan mencari alternatif dana yang relatif murah, seperti obligasi korporasi, untuk mendukung leverage keuangan dan permintaan bisnis. Ini juga menjadi dorongan bagi lembaga keuangan untuk mencari sumber dana baru untuk disalurkan menjadi kredit/pembiayaan,” sebagaimana dikutip dari laporan Outlook Pefindo, Rabu, (11/12/2024). Di sisi lain, Pefindo menyatakan penerbitan ini masih dibayangi sejumlah risiko. Diantaranya, risiko Geopolitik dan potensi fluktuasi nilai tukar seiring dengan kemungkinan pelonggaran moneter di negara maju (utamanya AS) yang lebih lambat akibat ekonomi yang masih kuat dan risiko inflasi yang lebih kaku. (CNBC Indonesia)

Corporate News
SRAJ: Izin Investor, Emiten Sri Tahir Jajakan Surat Utang IDR1,89 T
Sejahteraraya (SRAJ) akan menerbitkan surat utang senilai IDR1,89 triliun alias setara USD125 juta. Surat utang itu, akan diserap oleh BCSS Maverick Holdings I, LP, dan BCSS Maverick Holdings II, LP. BCSS Maverick I, dan II masing-masing menyerap USD62,5 juta. Itu berdasar perjanjian pembelian surat utang alias Bond Subscription Agreement (BSA) pada 29 November 2024 yang diteken antara perseroan dengan para investor. Para investor itu, di bawah kendali Bain Capital Credit, LP. Perseroan berencana mengalokasikan dana yang akan diperoleh dari penerbitan surat utang tersebut untuk mendukung modal kerja grup perseroan. Misalnya, perluasan Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dan pembangunan rumah sakit baru seperti Mayapada Apollo Batam International Hospital di Batam, dan Mayapada Hospital Surabaya 2. Alokasi IDR725 miliar untuk penambahan modal Nirmala Kencana Mas (NKM). Oleh NKM dana itu untuk pembangunan Gedung Tower 3 Mayapada Hospital Jaksel, dan pembelian tambahan peralatan medis. Sekitar IDR725 miliar untuk penambahan modal Anugrah Inti Bahagia (AIB). Selanjutnya, dana itu oleh AIB untuk pembangunan gedung rumah sakit Mayapada Apollo Batam International Hospital beserta pembelian peralatan medis. Sekitar IDR250 miliar untuk penambahan modal Sejahtera Karunia Semesta (SKS). Oleh SKS dana itu, untuk pembelian lahan untuk proyek Mayapada Hospital Surabaya 2. Senilai IDR125 miliar suntikan modal Sejahtera Abadi Solusi (SAS). Oleh SAS dana itu, untuk perluasan lahan, pembangunan gedung parkir, dan melengkapi peralatan medis. Dan, sisa sekitar IDR67,25 miliar akan digunakan untuk modal kerja perseroan, dan entitas anak. (Emiten News)

Recommendation

US10YT melanjutkan rebound kembali di atas resisten 4,183%. Mendekati resistance dinamis MA50 di 4,286-4,292%, dan NHKSI menilai akan berbalik dari tren naik saat ini dan diproyeksikan mencapai kisaran support 4,13-4,116%.

ID10YT telah menembus ke atas dan masuk kembali ke resisten pola rising wedge di 6.925-6.935%. Oleh karena itu, kami mengantisipasi tren naik dapat berlanjut lebih jauh ke resistance pola rising wedge 7.023-7.025% sebelum akhirnya terjadi tren turun yang menargetkan support 6.519%.

Download full report HERE.