Bursa saham AS ditutup beragam sekitar area flat seiring para pelaku pasar mencerna komentar kedua dari Chairman Federal Reserve Jerome Powell di Capitol Hill, sekaligus juga dari sejumlah data ekonomi yang mengawali data tenaga kerja & Inflasi yang akan rilis minggu depan; menjadi penentu masa depan keputusan suku bunga acuan. Powell mengkonfirmasi komentar awalnya di hari Selasa untuk perlunya mengenakan besaran kenaikan suku bunga yang lebih tinggi, berdasarkan data data ekonomi yang rilis sebelum FOMC Meeting bulan ini. Fed Funds Future mulai memperhitungkan 80% kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps. Adapun US JOLTs Job Opening menunjukkan adanya lowongan pekerjaan di bulan Jan. bertambah sebesar 10,842 juta, lebih tinggi dari forecast 10,5 juta walau ada kontraksi dari periode sebelumnya 11,234 juta. Sementara ADP Nonfarm Employment Change mencatat pertambahan pekerja di bidang swasta, meningkat 242ribu selama Feb. (lebih tinggi dari forecast 200 ribu & previous 119 ribu). Adapun data ini bisa menjadi indikator laporan ketenagakerjaan di sektor pemerintah (US Nonfarm Payroll) pada Jumat besok. Dari Benua Eropa, Zona Eropa merevisi GDP 4Q22 mereka hanya bertumbuh 1.8% (lebih rendah dari perkiraan & kuartal sebelumnya). Yield US Treasury tenor 2 tahun bergerak mendekati titik tertinggi 16 tahun, sementara harga obligasi benchmark tenor 10 tahun turun tipis 1/32 menjadikan yield 3.9795%, naik dari 3.975% . Adapun harga obligasi negara tenor 30tahun naik 3/32, menghasilkan yield 3.8822% turun dari 3.888% sehari sebelumnya. US Dollar bergerak flat terhadap mata uang major dunia lainnya setelah menyentuh titik tertinggi 3 bulan seusai testimoni Powell. USD/ IDR berada pada posisi IDR 15,467 / USD (sumber: RTI Business), merupakan level tertinggi 2 bulan & sepertinya masih akan melaju menuju TARGET 15,587 / USD. Dari dalam negeri, Indeks Keyakinan Konsumen (Feb.) dilaporkan turun tipis ke angka 122,4, dari 123 bulan sebelumnya. NHKSI RESEARCH memprediksi pasar masih akan bergerak relatif volatile (ataupun lambat) , menyambut keluarnya data ekonomi yang cukup signifikan hari ini dari Benua Asia (Japan GDP 4Q22 & China CPI Feb.) serta AS (Initial Jobless Claims).

Corporate News
Fokus Refinancing, XL Axiata (EXCL) Rencana Terbitkan Obligasi Lagi di 2023 Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) berencana menerbitkan obligasi tahun ini. Direktur & Chief Finance Officer XL Axiata Budi Pramantika mengatakan, aksi korporasi tersebut dilakukan untuk menutupi utang yang akan jatuh tempo. Seperti diketahui, perusahaan memiliki utang sebesar IDR 4,46 triliun yang jatuh tempo pada 2023, IDR 1,01 triliun pada 2024, dan IDR 6,59 triliun pada 2025. Namun, utang yang jatuh tempo tahun ini telah dilunasi dari rights issue pada Desember 2022 sebesar IDR 2 triliun. Sehingga, sisa utang perseroan yang jatuh tempo di kuartal III 2023 masih tersisa IDR 2,4 triliun. Nantinya, sisa hutang tersebut akan dilunasi menggunakan skema penerbitan surat utang. (Bisnis)

Domestic Issue
Bila Kredit Mengalir Deras, Bankir Bersiap Merilis Surat Utang pada 2023 Pendanaan non dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan bakal ramai di 2023. Lantaran, baik regulator maupun bankir akan memproyeksikan penyaluran kredit naik 10% hingga 12% year on year (YoY) di 2023. Kendati demikian, DPK masih jadi sumber pendanaan utama. Bila likuiditas semakin ketat dan permintaan kredit deras, bankir telah menyiapkan pendanaan dari non DPK. LPS melihat sentimen positif kinerja rentabilitas dan permodalan perbankan sepanjang tahun 2022 dapat menjadi faktor pendorong perbankan untuk meningkatkan akses ke pasar modal. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk misalnya akan merilis surat utang di tahun ini. Direktur Utama Bank BNI Royke Tumilaar menyatakan pendanaan itu akan dilakukan bila ekspansi kredit bisa lebih tinggi lagi. Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria menyebut memiliki rencana untuk menerbitkan surat utang. Kendati demikian, Taswin menyebut aksi korporasi ini akan mempertimbangkan permintaan kredit. (Kontan)

Recommendation
US10YT mengkonsolidasikan yield di area Sideways : 3.924-4.09 namun secara umum Uptrend masih aman di atas MA10 & MA20. Sikap menunggu pelaku pasar ini mungkin akan terlihat sepanjang minggu ini dan pekan depan, bergerak volatile seiring rilis data ekonomi & keputusan FOMC Meeting pada akhirnya. ADVISE : set your Trailing Stop, let your profit run.

ID10YT meneruskan Uptrend yield ke arah TARGET 7.189-7.202. Walau secara indicator RSI telah memasuki wilayah Overbought namun Uptrend masih kuat jadi belum urgent utk take profit. ADVISE : set your Trailing Stop, let your profit run.

Download full report HERE.