Pertumbuhan Double Digit 1H19
GGRM membukukan pendapatan mencapai Rp52,7 triliun atau meningkat +16,4% y-y pada 1H19. Hal ini sejalan dengan laba operasional yang meningkat +20,2% y-y atau Rp5,7 triliun, diikuti dengan laba bersih yang mencatatkan pertumbuhan double digit mencapai +20,4% y-y atau Rp4,2 triliun. Pada 1H19, pertumbuhan top dan bottom line didorong oleh kuatnya pertumbuhan penjualan mencapai 46,6 miliar batang, meningkat 14,7% y-y. Produk Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF) yang mendominasi pangsa pasar (42% pada FY18), mencatatkan penjualan mencapai 38,3 miliar batang atau peningkatan 15,5% y-y. Kemudian, produk Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan Sigaret Kretek Mesin rendah tar nikotin (SKM LTN), masing -masing membukukan penjualan sebanyar 4,2 miliar batang.

Eskalasi Tekanan Regulasi
Setelah menikmati kebijakan cukai rokok yang tidak mengalami kenaikan selama FY19, Menteri Keuangan mengumumkan tarif cukai sebesar 23% y-y berlaku aktif pada 1 Januari 2020 dan disertai peningkatan harga jual eceran (HJE) 35% y-y. Kami berpendapat kebijakan cukai akan menekan margin pendapatan, laba operasional lantaran penurunan volume penjualan. Estimasi volume penjualan rokok segmen SKM pada FY19 bisa mencapai pertumbuhan double digit (~11% y-y) sebanyak 85 miliar batang, tetapi pada FY20 pertumbuhan akan menurun menjadi di sekitar ~9% y-y atau 78 miliar batang yang disertai dengan peningkatan rata-rata harga penjualan. Berdasarkan riset Nielsen, industri rokok melemah -8,6% y-y pada 1H19 dibandingkan pertumbuhan 1H18 sehingga kami merevisi target harga menjadi Rp75.075 (-29,74%) dengan asumsi capaian pertumbuhan COGS ~8% y-y.

 

Download laporan lengkapnya di SINI.