Today’s Outlook:

Para pelaku pasar bersiap untuk laporan CPI dari Departemen Tenaga Kerja AS, serta debat pertama antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump, yang tengah bersaing ketat untuk Gedung Putih. Data dari China yang menunjukkan lonjakan ekspor tampaknya dinilai sebagai antisipasi pengenaan tarif yang lebih ketat dari mitra dagang, termasuk pemerintahan AS yang baru.

MARKET SENTIMENT:

– Laporan US CPI hari Rabu diperkirakan akan menunjukkan inflasi mendekati target 2% Federal Reserve, merupakan bulan keempat berturutturut pertumbuhan Inti CPI melambat; dengan demikian mencerminkan keyakinan Fed Chairman Jerome Powell bahwa pertumbuhan harga terkendali, dan kelemahan di pasar tenaga kerja mengisyaratkan saatnya pemotongan suku bunga. Pasar keuangan memperkirakan kemungkinan sebesar 71% bahwa bank sentral akan menurunkan target suku bunga dana Fed sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan moneternya minggu depan, dengan kemungkinan 31% untuk penurunan suku bunga yang lebih besar, yaitu sebesar 50 basis poin, menurut survey CME FedWatch.

– Analis CITI dalam catatan terbaru mereka mengungkapkan: The Fed kemungkinan bersiap untuk memangkas suku bunga dengan besaran lebih dalam dari yang diperkirakan guna menopang perekonomian. Citi juga memprediksi para pejabat The Fed perlu memperbarui Ringkasan Proyeksi Ekonomi mereka secara signifikan pekan depan, di mana Tingkat Pengangguran pada akhir tahun ini akan direvisi naik dan jalur suku bunga kebijakan direvisi turun. Para analis memperkirakan The Fed akan mempertimbangkan pemangkasan 100 basis poin tahun ini; dibandingkan dengan “dot plot” pada bulan Juni yang hanya menunjukkan satu rate cut sebesar 25 basis poin, dengan strategi sbb: pemangkasan pertama di bulan Sept dengan besaran 50bps, kemudian diikuti dengan 2x lagi rate cut di bulan Nov & Dec masing masing 25bps.

– DEBAT CAPRES AS ramai ditunggu khalayak ramai di mana saat ini Harris & Trump menunjukkan peluang yang cukup berimbang dalam pertarungan menuju kursi kepresidenan AS. Debat akan dimulai jam 9 malam waktu setempat, dengan polling elektabilitas saat ini sedikit lebih berpihak kepada kemenangan Trump.

MARKET ASIA & EROPA: CHINA melaporkan pertumbuhan Impor secara tahunan anjlok menjadi hanya 0.5% pada bulan Agustus, membuat pelaku pasar mengabaikan kabar baik bahwa Ekspor tumbuh pada laju tercepatnya dalam 1.5 tahun. WHAT TO EXPECT TODAY: INGGRIS: GDP (Jul), Industrial & Manufacturing Production (Jul). CHINA: New Loans (Aug): forecast CNY 810 miliar versus previous CNY 260 miliar.

FIXED INCOME & CURRENCY: Imbal hasil obligasi AS turun menjelang debat Capres AS dan laporan US CPI hari Rabu. Harga obligasi acuan US10YT terakhir naik 14/32 dengan imbal hasil 3.6479%, turun dari 3.699% pada akhir hari Senin. Harga obligasi AS tenor 30-tahun terakhir naik 20/32 dengan imbal hasil 3.9648%, turun dari 3.999% pada akhir hari Senin. US DOLLAR terakhir naik sedikit terhadap sekeranjang mata uang dunia; di mana DXY terakhir ditutup naik 0.06%, dan EURO  turun 0.07% menjadi USD 1.1026. YEN JEPANG menguat 0.60% terhadap Dollar AS di 142,33 / USD, sementara Poundsterling terakhir diperdagangkan pada USD 1.3085, naik 0.10%.

INDONESIA: Data PENJUALAN RETAIL di Indonesia meningkat 4.5% yoy pada bulan Juli 2024, meningkat dari kenaikan sebesar 2.7% pada bulan sebelumnya. Ini merupakan bulan ketiga berturut-turut pertumbuhan omzet ritel dan laju tercepat sejak Maret, didukung oleh program bantuan tunai dari pemerintah. RUPIAH  sedikit tergelincir ke angka 15445 / USD, di mana USD dalam usaha kecil mendobrak Resistance 15490-15500 yang berpotensi menguatkannya kembali ke arah 15670, tergantung bagaimana DXY bergerak 1-2 hari ini terkait rilis data Inflasi AS.

Corporate News
PNBN: Ekspansi Kredit, Bank Panin Tawarkan Obligasi IDR 3.91 Triliun
Bank Panin (PNBN) bakal menawarkan obligasi senilai IDR 3.91 triliun. Surat utang itu bagian tidak terpisahkan dari obligasi berkelanjutan IV dengan proyeksi IDR 15 triliun. Dan, perseroan baru menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap I senilai IDR 50 miliar. Obligasi tahap II kali ini diterbitkan tanpa warkat, dan berdurasi 5 tahun. Obligasi itu, dibalut dengan tingkat bunga 7.25 persen per tahun. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 bulan. Pembayaran pertama pada 4 Januari 2025. Pembayaran terakhir bersamaan pelunasan pokok obligasi pada 4 Oktober 2029. Dana hasil obligasi setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya untuk modal kerja dalam pengembangan usaha terutama pemberian kredit. Apabila dana hasil obligasi tersebut tidak mencukupi untuk membiayai rencana penggunaan dana, sumber lain menjadi alternatif dari dana internal perseroan. Surat utang itu, telah mengantongi peringkat idAA dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). (Emiten News)

Domestic Issue
Pemerintah serap dana IDR 8 triliun dari lelang 7 seri SBSN
Pemerintah menyerap dana senilai IDR 8 triliun dari lelang tujuh seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada 10 September 2024. Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan total penawaran masuk tercatat sebesar IDR 21.27 triliun. Tujuh seri yang dilelang di antaranya SPNS01042025 (pembukaan kembali), SPNS09062025 (penerbitan baru), PBS032 (pembukaan kembali), PBS030 (pembukaan kembali), PBS004 (pembukaan kembali), PBS039 (pembukaan kembali), dan PBS038 (pembukaan kembali). Lelang dilakukan melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI). Penyerapan terbesar berasal dari seri PBS038 yang dimenangkan sebesar IDR 2.4 triliun dari penawaran masuk IDR 4.83 triliun. Imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri ini yaitu 6.95988 persen. Serapan berikutnya dari seri SPNS09062025 yang dimenangkan senilai IDR 1.4 triliun. Penawaran masuk untuk seri ini sebesar Rp4,02 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6.49897 persen. (Antara News)

Recommendation
US10YT yield berada pada titik terendah 15bulan atau tepatnya Jun 2023, ketika baru saja membuat yield New Low 3.635% dibanding titik terendah tahun ini pada yield 3.667%. Despite the indication of the RSI negative divergence, tampaknya yield US Treasury tenor 10tahun ini lebih mengikuti trend yang berlaku terkait FFR cut projection dengan besaran 50bps yang peluangnya semakin membesar. Maka trend turun dalam pola Channel ini bisa saja mengantar yield menuju Target yang lebih rendah pada level 3.390% – 3.30%.

ID10YT berusaha membuat base (bottoming) pada level Support yield 6.58%, seraya menunggu sentimen apa yang mampu membuat yield menembus Resistance MA10 & MA20 ke atas yield 6.63% – 6.645%, sebelum menghadapi NECKLINE 6.683% yang merupakan level penentu apakah yield bisa melaju terus menuju Target 6.77% – 6.81%. ADVISE: WAIT & SEE (sell bonds on breaking the resistance)

Download full report HERE.