Today’s Outlook:

• Pasar saham AS memulai minggu ini dengan langkah kuat pada perdagangan hari Senin (06/05/24) didukung munculnya kembali harapan akan pemangkasan suku bunga Federal Reserve di bulan September. S&P 500 sebagai patokan naik 1%, NASDAQ yang didominasi Teknologi naik 1,2%, dan Dow Jones Industrial Average yang terdiri dari 30 saham naik 176 poin atau 0,5%. Harapan akan pemotongan suku bunga di bulan September kembali muncul setelah data Nonfarm Payrolls yang lebih rendah dari perkiraan dirilis pada hari Jumat menandakan perlambatan pasar tenaga kerja, dengan demikian mengurangi kekhawatiran mengenai Inflasi yang dipicu pertumbuhan upah. Para investor kini mulai perhitungkan kemungkinan bahwa bank sentral AS akan mulai memotong suku bunga secepatnya pada bulan September dengan probabilitas sekitar 44%, menurut CME Group Fedwatch Tool; dibanding perkiraan sebelumnya yang perkirakan pivot pertama akan terjadi pada bulan November. Sejumlah pejabat Federal Reserve, yang dijadwalkan memberikan beberapa statement di pekan ini, mengakui telah adanya perlambatan pertumbuhan lapangan kerja yang mana akan memperbesar kemungkinan pemotongan suku bunga oleh The Fed sebagai langkah kebijakan moneter mereka selanjutnya.
• PERANG ISRAEL – HAMAS: Ketidakpastian meliputi diskusi gencatan senjata Perang Gaza seiring Israel dilaporkan menunjukkan ketidaksetujuan atas kesepakatan yang lebih lunak. Hamas dilaporkan menerima syarat-syarat kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar, tetapi pejabat Israel mengatakan kepada Reuters bahwa kesepakatan tersebut merupakan versi yang lebih lunak dari proposal Mesir sebelumnya. Pejabat Israel tersebut juga mengatakan kepada  Reuters bahwa pengumuman Hamas “tampaknya merupakan tipu muslihat untuk menggambarkan Israel sebagai pihak yang menolak kesepakatan” karena kesepakatan tersebut mencakup hasil yang tidak disetujui oleh mereka, sehingga menimbulkan ketidakpastian apakah pihak Israel akan bersedia menyetujui kesepakatan itu untuk sementara mengakhiri perang yang sudah berlangsung berbulan-bulan di Gaza.
• SENTIMEN LAPORAN KEUANGAN: Berkshire Hathaway B milik Warren Buffett naik 1% setelah melaporkan hasil triwulan pada akhir pekan yang melaporkan lonjakan 40% dalam laba operasional Q1 dari tahun sebelumnya. Super Micro Computer Inc dan Micron Technology Inc masing-masing naik lebih dari 6% dan 4%, membantu mengangkat sektor semikonduktor secara keseluruhan.
• KOMODITAS: Pada hari Senin, harga MINYAK ditutup lebih tinggi setelah berayun liar akibat harapan yang semakin berkurang untuk mengakhiri perang di Gaza karena Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan mengatakan bahwa kesepakatan yang diterima oleh Hamas jauh dari memenuhi tuntutan Israel. Futures minyak mentah US West Texas Intermediate (WTI) naik 0,5% ditutup pada USD 78,48/barel, setelah sempat turun di bawah USD 78/barel dalam perdagangan intraday. Sementara itu, Futures BRENT naik 0,5% menjadi USD 83,33/barel. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa kesepakatan yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar itu “jauh dari memenuhi tuntutan Israel,” mengaburkan harapan terwujudnya gencatan senjata di Gaza. Harapan gencatan senjata telah meningkat sebelumnya pada hari itu setelah Hamas mengatakan bahwa mereka menerima proposal kesepakatan tersebut. Pernyataan dari Netanyahu muncul tepat ketika Tentara Israel memulai serangan ofensif di Rafah. Tanda-tanda bahwa kesepakatan gencatan senjata mungkin tidak akan tercapai secepat perkiraan, membuat para trader memangkas taruhan mereka akan meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang telah menyebabkan premi risiko supply pada harga minyak. Penurunan harga minyak juga diredam oleh faktor baru mengenai pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September. Pemotongan suku bunga lebih awal daripada yang diharapkan dapat membantu menjaga pertumbuhan ekonomi tetap stabil, mendukung global demand atas harga minyak. Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan harga jual resmi untuk minyak mentah mereka ke wilayah Northwest Europe, Mediterania, dan Asia pada bulan Juni; merupakan kenaikan bulanan ketiga berturut-turut, menunjukkan optimisme terhadap permintaan selama musim panas.
• Bicara mengenai komoditas lain, harga EMAS naik pada perdagangan di Asia hari Senin, memanfaatkan penurunan terbaru pada US Dollar seiring data tenaga kerja AS yang lebih rendah dari perkiraan menumbuhkan harapan para investor akan adanya pemotongan suku bunga tahun ini oleh Federal Reserve. Namun, kenaikan harga emas juga tertahan saat para investor beralih ke aset yang lebih berisiko seperti saham. Harga spot emas naik 0,4% menjadi USD 2.310,05/ons, sementara futures emas untuk bulan Juni naik 0,4% menjadi USD 2.318,70/ons.
• MARKET ASIA & EROPA: CHINA merilis Caixin Services PMI mereka in-line sesuai ekspektasi pada level 52.5 di bulan April, masih bertahan di wilayah ekspansif; demikian pula dengan Composite PMI dan Services PMI bagi wilayah JERMAN & EUROZONE. Adapun Eurozone pun melaporkan tingkat Inflasi di sektor produsen mereka yang masih berada di wilayah deflasi -7.8% yoy pada bulan Maret, laju penurunan harga sedikit melambat dari posisi -8.5% di bulan sebelumnya. Adapun untuk hari ini para pelaku pasar akan memasang mata atas laporan PMI sektor Jasa di Jepang, harga perumahan di Inggris, Factory Orders (Mar.) di Jerman, dan sejumlah Construction PMI (Apr.) di wilayah Eropa; serta Retail Sales (Mar.) di Eurozone.
• INDONESIA: GDP tumbuh sebesar 5,11% yoy pada kuartal pertama tahun 2024 didukung oleh belanja masyarakat & pemerintah. Adapun angka ini lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 5,0% dan setelah kenaikan sebesar 5,04% pada kuartal keempat tahun 2023. Ini merupakan pertumbuhan ekonomi tercepat sejak kuartal  kedua tahun 2023. Sementara secara kuartalan GDP menyusut sebesar 0,83% qoq, dibandingkan dengan perkiraan pasar yang turun 0,89% dan setelah pertumbuhan 0,45% pada kuartal sebelumnya, merupakan kontraksi kuartalan pertama dalam empat kuartal. Berita baik di atas menutup IHSG di teritori positif, walau hanya menguat tipis 1.17 point ke level 7135.89 masih diikuti oleh foreign net sell yang lumayan signifikan sebesar IDR 1.18 triliun. Adapun posisi nilai tukar Rupiah menguat 69 point ke level IDR 16025/USD. NHKSI RESEARCH menilai penguatan IHSG belum bisa dikatakan menopangnya dengan mantap di atas Support, bahkan yang lebih penting lagi adalah memantau kemampuan IHSG menembus Resistance terdekat 7170 yang akan sedikit mengamankannya dari ancaman longsor lebih lanjut.

Company News

• WIIM: Serok Laba IDR90 Miliar
• ERAA: Pendapatan 1Q24 Tembus IDR16,64 T
• KLBF: Raup Laba IDR957 Miliar

Domestic & Global News
• Bappenas Blak-Blakan soal Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RKP 2025
• Ketidakpastian akan Gencatan Senjata Gaza, Israel Bersumpah untuk Melanjutkan Operasi Rafah

Download full report HERE.