Pesanan pabrik lampaui ekspektasi dan UST inverted yield, membuat Wall Street ditutup mixed.  Factory Orders AS Mei tumbuh +1,6% (Vs. Surv. +0,5%), mengikuti Personal Spending Mei tumbuh moderat +0,2% (Vs. Surv. +0,4%). Sementara itu, inverted yield UST2Y 2,82% Vs. UST10T 2,80%, bertendensi membentuk negative spread yield, namun dengan tren yield menurun, mengindikasikan adanya rotasi dari aset berisiko saham menuju safe haven obligasi tenor panjang. Saat ini, investor saham tengah mengantisipasi CPI tinggi AS Juni YoY (Surv. 8.8%; Mei 8,6%) pekan depan, earning season result, dan rendahnya Change in NonFarm Payrolls Juni (Surv. 265k; Mei 390k). Walaupun begitu, Unemployment Rate Juni diproyeksikan tetap di level terendahnya 3,6%.

Kelangkaan pasokan gas dan Coal ICE Newcastle mendekati USD400/ton, mendorong energi pimpin penguatan sektoral atau menguat lebih dari 4%. Saham emiten batubara berbasis ekspor dan berpendapatan denominasi USD menguat, seiring Coal ICE Newcastle naik lebih dari 3% Juli ini. Kenaikan harga batubara global terjadi di tengah kenaikan harga gas alam dan percepatan impor batubara oleh Eropa, sebelum kebijakan proteksionisme sejumlah negara. Indonesia, salah satu produsen batubara terbesar, berpeluang memanfaatkan permintaan pasar Eropa. NHKSI Research memproyeksikan IHSG bergerak upward, dalam rentang 6.650-6.900.

Download full report HERE.