Potensi resesi membuat ekspektasi analis menjadi tinggi. Walaupun Wall Street libur memperingati Independence Day, namun pelaku pasar tetap menantikan FOMC Meeting Minutes dan mulai mengantisipasi data CPI pekan depan. Investor juga mencermati apakah Earning Season Result dapat tetap memenuhi ekspektasi analis, di tengah sejumlah data ekonomi memperburuk kekhawatiran potensi resesi. Jika perusahaan bisa menyamai atau melewati ekspektasi, dapat menjadi katalis positif bagi saham emiten tersebut. Data ekonomi terakhir menunjukkan ISM Manufacturing Juni AS turun ke level 53,0. Berkurangnya permintaan menghadapi inflasi tinggi juga terlihat pada ISM New Orders dan Prices Paid yang turun ke level 49,2 dan 78,5 , atau menunjukkan ekonomi AS tengah mendingin.

Survei: Inflasi tahunan AS Juni capai 8,8% (Vs. Mei 8,6%), kembali naik walaupun the Fed telah menaikkan FFR 75 Bps. Data survei Bloomberg juga menunjukkan, inflasi bulanan AS Juni diproyeksikan sebesar 1,1% (Vs. Mei 1,0%), dapat mengkonfirmasi kenaikan FFR hingga 2,25%-2,50% akhir Juli mendatang. Sentimen eksternal ini membuat rupiah kembali mendekati level psikologis IDR15.000/USD, dan sektor teknologi melemah hingga 4% di awal pekan. Di tengah libur bursa Wall Street, IHSG mencari arah pergerakan, sempat menembus ke bawah level psikologis 6.600, sebelum akhirnya ditutup di level 6.639 atau melemah lebih dari 2%. NHKSI Research memproyeksikan IHSG hari ini bergerak upward (rebound) dalam rentang 6.550-6.910.

Download full report HERE.