Indeks Dow Jones dkk ditutup di teritori negatif di bawah 1% pada perdagangan pertama pekan ini hari Selasa (20/06/23) tertekan oleh saham-saham Energi seiring para investor menahan ekspektasi bullish atas pasar saham menjelang testimoni Federal Reserve Chairman, Jerome Powell di depan Kongres AS rencananya nanti malam jam 21.00 WIB. Para pelaku pasar akan memantau ketat petunjuk seberapa besar kepala bank sentral AS tersebut menekankan perlunya melanjutkan trend naik suku bunga acuan menyusul rate pause yang telah terjadi pekan lalu. Sementara itu, saham-saham Energi menjadi pemberat market secara keseluruhan, dipicu oleh rontoknya harga minyak dunia secara lemahnya permintaaan China sebagai importir minyak mentah terbesar dunia kembali muncul. CNPC Economics & Technology Research Institute memperkirakan permintaan Crude Oil dari China hanya akan tumbuh 3.5% atau 740 juta ton pada tahun 2023, turun dari perkiraan sebelumnya di 5.1%. Adapun sektor Finansial juga bergerak di teritori merah setelah Goldman Sachs Group Inc tergelincir 2% setelah memangkas pertumbuhan ekonomi China. Bicara tentang China, bank sentral China kembali memotong suku bunga acuan 10 bps ke tingkat 3.55% demi lebih menggairahkan perekonomian mereka, namun di satu sisi juga semakin menegaskan bahwa China perlu stimulus lebih untuk mendongkrak lambatnya perbaikan ekonomi mereka pasca pandemi Covid. Dari sudut data ekonomi, laporan US Housing Starts (Mei) yang naik 21.7% mom, juga Building Permits (Mei) yang terdata meningkat 5.2% mom; sangat kontras dengan posisi bulan sebelumnya di angka negatif; menandakan kesehatan sektor properti masih cukup baik. Jerman melaporkan Inflasi di tingkat produsen atau PPI (Mei) berhasil melandai 1% yoy dan -1.4% mom; pertumbuhan yang lebih rendah dari ekspektasi dan periode sebelumnya. Adapun hari ini tingkat Inflasi di Inggris akan mendapat sorotan secara angka bulan Mei diharapkan mampu sedikit menjinak ke tingkat 8.5% yoy dibanding April pada 8.7%, walaupun Core CPI mungkin masih agak lebih alot untuk ditaklukan. Dari benua Asia, Korea Selatan merilis data PPI (Mei) yang turun ke level 0.6% yoy, sedikit lebih tinggi dari prediksi tapi sukses melandai daripada bulan April di 1.6%.

IHSG juga kembali terbenam di teritori negatif di hari kedua pekan perdagangan ini; diiringi oleh jual bersih asing sebesar IDR 409.63 miliar, mentotalkan Foreign Net Sell sepekan terakhir menjadi IDR 2.25 triliun. Gugupnya para investor menghadapi outlook pasar keuangan dunia yang semakin muram di tengah prediksi masih akan lanjutnya trend naik suku bunga acuan AS, mengirim Rupiah melemah ke atas IDR15000/USD setelah hampir 3 bulan lamanya cukup nyaman di bawah level psikologis tersebut. Dengan posisi IHSG saat ini di bawah Support MA10 & MA20, NHKSI RESEARCH mengingatkan para investor/trader pasar modal Indonesia untuk lebih meningkatkan kewaspadaan karena dengan ini potensi konsolidasi lanjutan jadi lebih terbuka, untuk kembali uji Support di dataran 6610-6600/6560-6550.

Download full report HERE.