Data tenaga kerja dan manufaktur solid, memberikan lebih banyak ruang kenaikan FFR. Initial Jobless Claims mingguan AS Aug. turun 5.000 menjadi 232.000,  dalam pekan yang berakhir 27 Agustus, atau jauh lebih rendah dari konsensus 248.000. Solidnya data tenaga kerja, menopang manufaktur AS tumbuh stabil. ISM Manufacturing Aug. tercatat di level 52,8 (Surv. 51,9; Jul. 52,8). Besarnya ruang kenaikan FFR agresif September, membuat Nasdaq melemah 0,3%. Namun, juga mendorong DXY mencapai rekor tertinggi baru 109,7 poin, seiring potensi kenaikan FFR +75Bps September, membuat USD kembali menjadi instrumen safe haven. Sementara, Dow Jones dan S&P 500 masing-masing berhasil ditutup menguat 0,5% dan 0,3%.

Investor mulai mencermati normalisasi GWM. Data ekonomi domestik yang positif, dengan manufaktur kembali berekspansi dan inflasi terjaga di bawah 5%, membuat IHSG bergerak kembali mendekati level 7.200. Data menunjukkan S&P Global Indonesia PMI Mfg Aug. ekspansi ke level 51,7 (Jul. 51,3); dan CPI Headline Aug. catatkan deflasi secara bulanan di level -0,2% (Jul. +0,6%); inflasi tahunan terjaga +4,69% (Jul. 4,94%). IHSG akhirnya ditutup melemah 25 poin ke level 7.153. Selain BI yang telah menaikkan BI 7DRRR +25Bps, normalisasi GWM rupiah menjadi 9% per September, berpeluang membuat suku bunga simpanan meningkat bertahap, seiring peningkatan ekspektasi inflasi. Kenaikan CoF ini, membuat perbankan melakukan penyesuaian suku bunga kredit guna menjaga NIM. NHKSI Research memproyeksikan IHSG bergerak Sideways / Consolidating dalam kisaran Support: 7.135 / 7.080-7.070 / 7.050 / 7.015-7.000 dan Resistance: 7.200-7.230.

Download full report HERE.