Proyeksi inflasi 2023 tetap tinggi, Nasdaq melemah 3%. Data U. of Mich. menunjukkan ekspektasi konsumen untuk inflasi AS 1Y kedepan naik menjadi 5,1%; dari 4,7% September lalu, dipicu harga bensin yang kembali bergerak naik. Indeks teknologi Nasdaq pimpin pelemahan Wall Street, seiring yield UST2Y dan UST10Y yang kembali naik mencapai level 4,5% dan 4%. Adapun, data Retail Sales Advance AS Sept. MoM tumbuh stagnan 0,0% (Vs. Aug. 0,4%), walaupun ditengah kenaikan sejumlah harga, mengindikasikan konsumen tetap Resilience, sekaligus menjaga inflasi tinggi tetap stabil. Di sisi lain, investor masih mencerna rilisnya sejumlah 3Q22 Earning Results.
Ekspansi manufaktur dorong impor September. NHKSI Research melihat aktivitas manufaktur, membutuhkan sejumlah bahan baku yang masih didominasi impor. Data S&P Global Mfg. Indonesia Sept. menunjukkan ekspansi agresif ke level 53,7 (Vs. Aug. 51,7). Adapun, ekspor Indonesia menghadapi tantangan normalisasi sejumlah harga komoditas, dan potensi resesi ekonomi sejumlah negara mitra dagang utama ekspor Indonesia. Berdasarkan survei Bloomberg, Trade Balance Indonesia Sept. catatkan surplus +USD4,8Miliar (Vs. Aug. +USD5,8Miliar), dengan Export YoY +27,9% (Vs. Aug. +30,1%); dan Import YoY +33,2% (Vs. Aug. +32,8%). Awal pekan, kami memproyeksikan IHSG bergerak Bearish, anticipate a technical rebound, limited downside.
Download full report HERE.