Today’s Outlook:

• Indeks saham global mencapai rekor pada perdagangan hari Jumat (14/02/25) sementara yield Treasury AS turun akibat munculnya beberapa data AS yang lemah dan pengumuman tarif terbaru meningkatkan harapan bahwa Federal Reserve mungkin berpotensi untuk lebih agresif dalam memangkas suku bunga. Di Wall Street, S&P 500 berakhir flat, secara sektor Teknologi naik sementara sektor Barang Kebutuhan Pokok Konsumen berkinerja terburuk. Dow Jones Industrial Average turun 165,35 poin, atau 0,37%, menjadi 44.546,08, S&P 500 tergelincir 0,01%, dan Nasdaq Composite malah naik 0,41%. Untuk minggu ini, ketiga indeks utama AS itu kompak menghijau di mana S&P 500 melonjak 1,47%, Nasdaq melesat 2,58%, dan Dow menguat 0,55%. Nasdaq mencatat kenaikan persentase mingguan terbesar sejak awal Desember. Indeks saham MSCI global naik tipis 0,20% di hari Jumat , menjadi 884,10 setelah naik tipis ke rekor intraday baru untuk sesi kedua berturut- turut di 885,66. Indeks tersebut berada di jalur untuk kenaikan mingguan keempat dalam lima sesi.

• MARKET SENTIMENT : Departemen Perdagangan AS mengatakan RETAIL SALES turun 0,9% bulan lalu, penurunan terbesar sejak Maret 2023, setelah kenaikan 0,7% yang direvisi naik pada bulan Desember, dan jauh di bawah estimasi penurunan 0,1% dari para ekonom yang disurvei oleh Reuters, yang menunjukkan kenaikan harga dan ketidakpastian tarif mungkin menyebabkan konsumen memperketat pengeluaran. Data lain dari Federal Reserve menunjukkan INDUSTRIAL PRODUCTION turun 0,1% bulan lalu, lebih rendah dari estimasi yang menyerukan kenaikan 0,1%, setelah rebound 0,5% yang direvisi turun pada bulan Desember, akibat penurunan tajam dalam produksi kendaraan bermotor.

Pada hari Kamis, PRESIDEN AS DONALD TRUMP memerintahkan tim ekonominya untuk menyusun rencana tarif timbal balik (reciprocal tariffs) pada setiap negara yang mengenakan pajak atas impor Amerika, yang meningkatkan risiko perang dagang global, tetapi tidak memberlakukan putaran bea lainnya. Pada hari Jumat, Trump kembali memperingatkan bahwa negara-negara BRICS dapat menghadapi tarif dari Amerika Serikat jika mereka membuat mata uang mereka sendiri.

Investor juga mengamati laporan terakhir dari Konferensi Keamanan Munich, di mana WAKIL PRESIDEN AS JD VANCE menuduh para pemimpin Eropa pada hari Jumat menyensor kebebasan berbicara dan gagal mengendalikan imigrasi, sehingga memicu teguran keras dari Menteri Pertahanan Jerman dan membayangi diskusi tentang perang di Ukraina. Pertemuan antara Vance dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berakhir tanpa berita tentang kesepakatan untuk mineral penting yang menjadi inti dari upaya Ukraina untuk mendapatkan dukungan Trump.

• FIXED INCOME & CURRENCY : Peluang pemangkasan FED FUND RATE setidaknya 25 basis poin oleh Federal Reserve pada bulan Juni telah merangkak naik kembali ke 51,3%, setelah pasar memperkirakan probability 40,3% pada sesi sebelumnya, demikian menurut CME FedWatch Tool. Presiden Fed Dallas Lorie Logan menegaskan kembali pandangannya pada hari Jumat bahwa meskipun data inflasi akan lebih dingin dalam beberapa bulan mendatang, bank sentral AS tidak harus mengurangi biaya pinjaman jangka pendek sebagai respons.

DOLLAR INDEX, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang, turun 0,3% menjadi 106,77 setelah jatuh ke level terendah 2 bulan di 106,56, dengan EURO naik 0,28% pada $1,0493. Terhadap YEN Jepang, Dollar melemah 0,35% menjadi 152,26 sementara POUNDSTERLING menguat 0,14% menjadi $1,2583 terhadap greenback. YIELD US TREASURY tenor 10 tahun yang menjadi acuan turun 4,7 basis poin menjadi 4,478% tetapi masih berada di jalur kenaikan mingguan setelah turun 2 minggu berturut-turut.

• MARKET EROPA & ASIA : Indeks STOXX 600 pan-Eropa ditutup turun 0,24% tetapi mampu mengamankan kenaikan minggu kedelapan berturut-turut, kenaikan terpanjang dalam setahun. Saham EROPA telah mengungguli saham-saham AS sejak awal tahun, meskipun masih ada pertanyaan apakah hal itu dapat bertahan lama.


GDP EUROZONE untuk kuartal 4 tumbuh 0.9% yoy sesuai ekspektasi, namun turun secara kuartalan ke angka 0.1% qoq dibanding 0.4% pada kuartal sebelumnya. Ekonomi Zona Eropa mengalami kontraksi, terlihat dari perubahan ketenagakerjaan yang alami trend turun di kuartal 4.

Dari benua ASIA, apa yang tengah digodok di CHINA tidak bisa dianggap remeh lagi, secara mereka terdata menggelontorkan kredit bank (untuk konsumen & bisnis) dalam jumlah terbesar (setidaknya) dalam 20 tahun terakhir di bulan Februari, sebesar 5130 milyar Yuan, tiba-tiba membengkak 5x lipat dari jumlah di bulan Januari. Hal ini sejalan dengan perkembangan pesat Teknologi China terkait AI belakangan ini, yang sampai mengguncang perusahaan raksasa sejenis di AS macam Nvidia , beserta peers Magnificent Seven.

Pagi ini telah dirilis data perkiraan awal GDP Q4 JEPANG yang ternyata mampu lampaui estimasi & kuartal sebelumnya, pada tingkat pertumbuhan 0.7% qoq ; secara tahunan pada level 2.8% yoy (menguat dari kuartal sebelumnya 1.7%). Lebih siang lagi nanti giliran data Industrial Production (Dec) yang akan jadi sorotan.

• KOMODITAS : Harga MINYAK turun, menghapus kenaikan sebelumnya, seiring prospek kesepakatan damai antara RUSIA & UKRAINA diimbangi oleh penundaan tarif timbal balik AS. Minyak mentah US WTI turun 0,77% menjadi $70,74 per barel dan BRENT ditutup pada $74,74 per barel, alias terdepresiasi 0,37% pada hari itu.


EMAS melonjak ke rekor tertinggi minggu ini, melampaui angka $2.900 / ons untuk pertama kalinya menyusul meningkatnya ketegangan perdagangan gobal, setelah Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan potensi tarif 25% pada semua impor baja dan aluminium AS. Pada level all-time-high ini , ekonom memperkirakan momentum reli tsb mungkin tidak akan bertahan untuk waktu yang lama. Logam mulia memang telah menjadi salah satu kelas aset dengan kinerja terbaik tahun 2025, meskipun anomali terjadi dalam hubungannya dengan US Dollar & Yield US Treasury yang biasanya berbanding terbalik. Sebaliknya, emas telah diuntungkan oleh ketakutan investor seputar kemungkinan berlanjutnya trade war. Di luar perburuan emas oleh investor, pembelian massive oleh bank sentral telah menjadi faktor yang lebih signifikan, berpotensi sebagai strategi untuk mengurangi paparan sanksi AS, seperti yang terjadi setelah pembekuan sekitar $300 miliar cadangan Rusia oleh AS dan sekutunya setelah invasi Rusia ke Ukraina. Selain itu, defisit fiskal AS yang besar, bersama dengan komentar Presiden Trump baru-baru ini tentang utang nasional, mungkin mempengaruhi keputusan bank sentral. Faktor lain yang disoroti adalah demand emas yang kuat dari CHINA , yang didorong tidak hanya oleh bank sentralnya tetapi juga oleh investor swasta China yang mencari opsi investasi yang layak. Namun demikian, di harga saat ini diversifikasi cadangan bank sentral akan berjalan lebih lambat, serta harga emas yang melambung tinggi dapat menghalangi minat beli para investor. Lebih jauh, ekonom juga perkirakan imbal hasil US Treasury jangka panjang akan naik tahun ini, yang memperkuat ramalanya bahwa harga emas akan turun ke $2.750 pada akhir tahun 2025.

• INDONESIA : Hari ini adalah jadwal rilis data Trade Balance (Jan) yang diramal akan tetap surplus namun keluar pada angka yang lebih rendah dari bulan sebelumnya USD 2.24 milyar, ke bilangan USD 1.91 milyar. Namun demikian, pertumbuhan Ekspor diharapkan meningkat menjadi 7% sementara Impor mungkin tak mampu lagi imbangi level bulan sebelumnya di 11%.

IHSG tampak masih kesulitan untuk lampaui Resistance pertama yaitu aman di atas level 6650. Sebaliknya, candle Doji yang tercipta kemarin Jumat malam meragukan kemampuan IHSG untuk naik lagi hari ini, melanjutkan penguatan 25pts / +0.38% ke level 6638.46 yang terjadi di penghujung pekan lalu. Asing juga tercatat masih deras lakukan penjualan, sebesar IDR 1.05 triliun pada Valentine’s Day, mentotalkan angka Foreign Net Sell YTD sebesar IDR 11.26 triliun (RG market). Kabar baiknya, nilai tukar RUPIAH tampak sedikit menguat ke arah 16206 / USD, di mana ini adalah Support bagi USD, dan pergerakan DXY berikutnya akan mempengaruhi ke mana Rupiah hendak dibawa. Menimbang segala sentimen di atas , NHKSI RESEARCH menilai ancaman konsolidasi lanjutan hari ini masih ada, oleh karena itu para investor / trader mesti persiapkan mental seandainya IHSG harus kembali uji Support 6550-6500 untuk kedua kalinya di bulan cinta ini.

Company News

• LABA: Kantongi Kontrak IDR 171,6 Miliar, Telisik Detailnya
• BNLI: Melejit 37,98 Persen, BNLI Sudahi 2024 dengan Laba IDR 3,56 Triliun
• HATM: Right Issue IDR 300-320 per Lembar

Domestic & Global News
Danantara Meluncur 24 Februari 2025, Prabowo: Kelola Duit IDR 14.715 Triliun
Raksasa Migas Chevron Bakal PHK 20% Karyawan Tahun Depan

Download full report HERE.