Today’s Outlook:
• Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup di level rekor tertinggi sejak Januari 2022; sementara S&P 500 dan Nasdaq menguat masing-masing lebih dari 1% pada perdagangan hari Rabu (13/12/23) setelah Federal Reserve mengisyaratkan bahwa trend kenaikan suku bunganya telah berakhir dan adanya harapan pemotongan suku bunga di tahun 2024.
• Dalam keputusan FOMC Meeting, The Fed mempertahankan suku bunga sesuai perkiraan di level 5.25% – 5.50%; 17 dari 19 pejabat The Fed dengan suara bulat memproyeksikan bahwa suku bunga akan lebih rendah pada akhir 2024. Hal ini sontak membuat saham-saham melonjak tajam apalagi setelah Federal Reserve Chairman Jerome Powell mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa The Fed sepertinya sudah tak perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut, dan bahwa The Fed “sangat berhati-hati untuk tidak melakukan kesalahan dengan mempertahankan suku bunga terlalu tinggi untuk waktu yang terlalu lama.”
• Seperti diektahui, sejak Maret 2022 The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 525 basis poin sebagai upaya untuk menekan inflasi. Sekarang para anggota The Fed memperkirakan bahwa suku bunga acuan akan turun menjadi 4,6% di tahun depan, dengan demikian mengisyaratkan adanya tiga kali pemotongan suku bunga pada tahun 2024 ; dibanding.dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,1%, atau dua kali pivot. Menyusul pernyataan The Fed, peluang pemotongan suku bunga terjadi di bulan Mei naik menjadi 90% dibandingkan 80% sebelum pengumuman, seperti dilansir dari Fedwatch LSEG. Di lain pihak, sekitar 60% trader memperkirakan Fed akan menurunkan suku bunga secepatnya di bulan Maret, juga naik dibandingkan dengan sekitar 40% sehari sebelumnya, seperti disurvey oleh  Fed Rate Monitor Tool milik Investing.com.
• Imbal hasil obligasi turun tajam setelah keputusan The Fed, dengan imbal hasil obligasi tenor dua tahun turun 28 basis poin menjadi 4,447% dan 19 basis poin pada obligasi 10 tahun sehingga yield menjadi 4,024%. Penurunan imbal hasil Treasury, yang diperdagangkan berbanding terbalik dengan harga, diperkirakan akan berlanjut hingga akhir tahun hingga awal 2024, membuka jalan bagi kenaikan lebih lanjut pada saham.
• Indeks harga di tingkat produsen AS di bulan November secara tak terduga tidak berubah di bulan November karena turunnya biaya energi lebih besar dari naiknya harga makanan, mengkonfirmasi bahwa negara tsb tetap berada di jalur disinflasi. Secara tahunan, US PPI (Nov) tumbuh 0.9 yoy, lebih kecil dari estimasi & bulan sebelumnya. Tanda-tanda disinflasi yang sedang berlangsung muncul hanya sehari setelah US CPI bulan November terus menunjukkan tekanan harga yang melambat.
• Harga MINYAK ditutup lebih tinggi pada hari Rabu, setelah data menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan minggu lalu. The Energy Information Administration melaporkan pada hari Rabu bahwa stok minyak AS turun 4,3 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 8 Desember, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan hanya sekitar 650.000 barel. Namun potensi penurunan ini terjadi setelah beberapa minggu berturut-turut kenaikan yang kuat, sehingga menahan momentum kenaikan tetap terkendali.
• Setelah serangkaian tanda-tanda bearish reversal di area Resistance 7130-7150, akhirnya IHSG jebol Support pertama dengan ditutup di bawah MA10 atau meninggalkan level 7100. Titik Low kemarin bahkan sempat mencoba kekuatan Support MA20 walau akhirnya berhasil berfungsi sebagai titik pantul. NHKSI RESEARCH menyarankan para investor / trader untuk kurangi posisi (sebagian) dalam menyikapi tingkat Closing yang mulai tergelincir dari jalur Uptrend-nya.

Company News
• MEDC: Rampungkan Akuisisi 20% Saham Dua Blok Migas di Oman
• NCKL: Pinjami Anak Usaha IDR500 Miliar
• TPIA: Raih Investasi Ekuitas USD194 Juta

Domestic & Global News
• KEK Usulan 3 Crazy Rich Batam dan Kalimantan Segera Beroperasi, Sesmenko: Awal 2024
• Perusahaan Chip China yang Didukung oleh Teknologi dan Uang AS Menghindari Tindakan Keras Biden

Download full report HERE.