Today’s Outlook:

• Ketiga indeks utama Wall Street ditutup hijau berjamaah pada perdagangan hari Kamis (12/09/24), mengabaikan data US PPI yang lebih tinggi dari perkiraan karena fokus para pelaku pasar segera beralih ke rencana pemotongan Fed Fund Rate yang diperkirakan akan segera terjadi pekan depan. Indeks acuan S&P 500 naik 0,8%, NASDAQ Composite yang didominasi saham Teknologi melonjak 1%, dan Dow Jones Industrial Average yang terdiri dari 30 saham bertambah tinggi 235 poin, atau 0,6%. S&P 500 dan Nasdaq keduanya sudah naik selama 4 hari berturut-turut pada hari Kamis. S&P 500 hanya tinggal 1% dari rekor tertinggi yang dicapai pada 15 Juli, dan Nasdaq yang telah naik 5,3% sejauh minggu ini, berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan mingguan terbesar tahun ini. MARKET SENTIMENT :

— US PPI untuk bulan Agustus naik 0,2% mom, di atas perkiraan sebesar 0,1%. Angka bulan Juli juga direvisi turun menunjukkan bahwa PPI tidak berubah alias flat 0%, bukannya naik tipis 0,1% seperti angka awal, demikian menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS. Sementara itu, dalam 12 bulan hingga Agustus, angka tersebut naik sebesar 1,7% yoy setelah peningkatan 2,1% pada bulan sebelumnya. Federal Reserve diperkirakan akan memotong suku bunga pada FOMC MEETING yang akan datang 17-18 September sebagai tanggapan terhadap tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja, meskipun ada ketidakpastian apakah bank sentral akan memangkas FFR sebesar 25 basis poin atau pengurangan lebih dalam sebesar 50 bps. Data inflasi di tingkat produsen yang baru saja dirilis telah memperkuat kemungkinan bahwa The Fed akan memilih pengurangan seperempat bps.

— INITIAL JOBLESS CLAIMS: klaim pengangguran pekan terakhir keluar pada angka 230ribu, 3ribu lebih tinggi dari estimasi 227ribu dan 2ribu lebih tinggi dari angka pekan sebelumnya 228ribu.

• WHAT TO EXPECT TODAY: tidak banyak indikator ekonomi di penghujung pekan ini, selain pandangan ekonomi dari University of Michigan, dan kondisi cuaca yang terdampak oleh Badai Francine.

• PETA POLITIK AS: Jajak pendapat terbaru Reuters/Ipsos menunjukkan Kamala Harris unggul 47% dibandingkan Donald Trump yang mendapatkan 42%, sedikit meningkat dari jajak pendapat sebelumnya. Harris dianggap menang dalam debat baru-baru ini, di mana ia memancing Trump menjadi agresif. Kemenangan Harris diprediksi akan mendukung rumah tangga berpenghasilan rendah, namun meningkatkan pajak korporasi dan mengurangi proteksionisme serta perubahan iklim.

• MARKET ASIA & EROPA: Para investor saham Asia sepertinya akan cukup optimis untuk mengakhiri minggu ini dengan keuntungan yang moderat, didorong oleh sentimen positif market regional.

— EUROPEAN CENTRAL BANK seperti sudah diduga menurunkan suku bunga pada hari Kamis ke level 3.65%, dari 4.25% posisi sebelumnya; menjelang rate cut The Fed pekan depan. Kedua kondisi ini bisa mendukung appetite ‘risk on’ yang lebih tinggi di pasar Asia.

— NIKKEI JEPANG melonjak 3,4% pada hari Kamis setelah turun 7 hari berturut-turut, walau YEN mencatat level tertinggi baru tahun ini terhadap Dollar. Namun, jika penguatan Yen berlanjut, prospek saham Jepang menjadi kembali tak pasti secara BOJ mungkin akan punya alasan lagi untuk naikkan suku bunga.

— CHINA: SHANGHAI Composite Index pada hari Kamis mencatat penutupan terendah sejak Januari 2019. Indeks blue-chip Shanghai kemungkinan akan mengakhiri minggu ini di zona merah, penurunan mingguan keempat berturut-turut dan penurunan ke-14 dari 17 minggu terakhir. Ini adalah perjalanan yang menyedihkan yang membuat indeks kehilangan 15% YTD; dan sejujurnya belum ada titik terang fundamental ekonomi yang bisa membalikkan keadaan lesu ini. Pemerintah China akan merilis data harga rumah, investasi, produksi industri, dan angka penjualan ritel untuk Agustus pada hari Sabtu, dan ekonom yang disurvei oleh Reuters umumnya memperkirakan angkanya lebih lemah dibandingkan pembacaan bulan Juli.

• KOMODITAS: Harga MINYAK menguat lebih dari 2% pada hari Kamis (menyusul penguatan 2% yang telah terjadi di hari Rabu) seiring para trader menilai dampak BADAI TROPIS FRANCINE terhadap produksi minyak di Teluk Meksiko, AS. Lebih dari 730.000 barel per hari, atau hampir 42%, dari produksi minyak di Teluk Meksiko dihentikan akibat Badai Francine pada hari Kamis, kata Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan AS. Futures minyak mentah West Texas Intermediate AS (US WTI) naik sebesar 2,5%, menjadi USD 68,97/barel. Futures minyak mentah BRENT terapresiasi sebesar 1,9%, menjadi USD 71,97/barel. Badai Francine diperkirakan akan mengurangi produksi keseluruhan Teluk Mexico bulan ini sekitar 50.000 barel per hari, kata analis UBS. Walau demikian, apresiasi harga diperkirakan tak akan bertahan lama secara kekuatan badai ini mulai menurun. Pelabuhan ekspor minyak dan bahan bakar dari Texas selatan ke tengah sudah dibuka kembali pada hari Kamis dan kilang-kilang juga mulai kembali beroperasi. Kekhawatiran tentang lemahnya permintaan minyak global kembali menghantui, terutama dari pengimpor terbesar, CHINA, telah membebani harga dalam beberapa bulan terakhir. Futures minyak mentah Brent sempat ditutup mendekati level terendah 3 tahun pada hari Selasa setelah kelompok produsen OPEC+ memangkas perkiraan pertumbuhan demand tahunan untuk bulan kedua berturut-turut. BADAN ENERGI INTERNATIONAL AS pada hari Kamis juga menurunkan perkiraan pertumbuhan demand untuk tahun 2024 lebih dari 7% menjadi 900.000 barel per hari, dengan alasan lemahnya permintaan di China dan pertumbuhan yang lemah di wilayah lain. AS, konsumen minyak terbesar, juga menunjukkan tanda-tanda lemahnya permintaan. Stok minyak di negara itu naik pekan lalu seiring meningkatnya impor minyak mentah, ekspor menurun, dan permintaan bahan bakar melemah, menurut data dari Badan Informasi Energi (EIA) pada hari Rabu. Harga bensin AS cenderung menuju level terendah 3 tahun karena lemahnya permintaan dan persediaan yang melimpah, kata para analis. KONSUMSI BENSIN AS mewakili hampir 9% dari permintaan minyak global. Pelaku pasar
juga memperhatikan krisis selama berminggu-minggu terkait kendali bank sentral LIBYA, yang menyebabkan pengurangan produksi dan ekspor minyak dari negara tersebut. Analis di FGE mengatakan produksi minyak di Libya pulih dan pemuatan ekspor dilanjutkan , setelah sebuah kesepakatan awal tercapai minggu lalu untuk menyelesaikan krisis walau situasinya masih penuh ketidakpastian.

• PRECIOUS METALS: EMAS pecah rekor sejarah baru pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, dengan melesat naik 1.8% ke harga USD 2556.86/ons, bahkan kontrak Futures menguat 1.7% di harga USD 2585.2/ons; dipicu oleh data ekonomi AS yang konsisten dengan gejala soft-landing terutama dari angka INITIAL JOBLESS CLAIMS dan trend Inflasi yang mereda. Dari sudut komoditas lain, PALADIUM juga catatkan kenaikan signifikan, harganya menanjak 2.7% ke posisi USD 1035.69/ons, merupakan level tertinggi dalam lebih dari 2 bulan; dipicu oleh komentar Presiden Russia Vladimir Putin yang menyarankan pembatasan ekspor uranium, titanium, dan nickel sebagai pembalasan terhadap negara Barat. Adapun paladium merupakan produk sampingan dari produksi nickel Russia. Harga PERAK & PLATINUM pun tak mau ketinggalan menguat, masing -asing naik 2.3% dan 1.8%, menunjukkan trend klasik memburu precious metals dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

• IHSG semakin mantap merangsek ke wilayah 7800, bahkan ditutup tinggal 2 points saja dari 7800, menguat 37.2 pts/+0.48% ke level 7798.15, didukung oleh arus beli asing yang cukup signifikan sebesar IDR 1.04 triliun (RG market). RUPIAH stabil di posisi 15425/USD. NHKSI RESEARCH perkirakan sentimen positif market  regional akan membuat IHSG nyaman di teritori positif dengan floating gain hampir 1% sepekan ini. Saran “let your profit run” sambil menerapkan Trailing Stop terbukti merupakan strategi paling tepat di market saat ini.

Company News

• MEDC: MedcoEnergi Beberkan Pertumbuhan Tiga Lini Bisnis Kedepan
• ASII: Penjualan Mobil RI Cetak Rekor, Kinerja Astra Malah Turun
• ADRO: Adaro Energy Lego Anak Usaha USD 2.45 Miliar Ini Tujuannya

Domestic & Global News
Cukai Rokok Dirancang Naik 5%
Harris Mengatakan Trump ‘Menjual Kita pada China’: Sorotan dari Debat Presiden tentang Perdagangan dan Tarif

Download full report HERE.