Today’s Outlook:
• S&P 500 dan NASDAQ bergerak di teritori positif, sementara harga minyak mentah Brent mencapai level terendah dalam 3,5 tahun pada perdagangan hari Selasa (10/09/24) di tengah kekhawatiran akan melemahnya permintaan global, sehari sebelum data inflasi utama AS dirilis. Para pelaku pasar bersiap untuk laporan CPI dari Departemen Tenaga Kerja AS, serta debat pertama antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump, yang tengah bersaing ketat untuk Gedung Putih. Data dari China yang menunjukkan lonjakan ekspor tampaknya dinilai sebagai antisipasi pengenaan tarif yang lebih ketat dari mitra dagang, termasuk pemerintahan AS yang baru. Saham Teknologi megacaps dan saham terkait teknologi membantu mendorong kenaikan Nasdaq, sementara S&P 500 mencatat kenaikan yang lebih sederhana, namun indeks Dow Jones Industrial Average yang berisikan saham-saham blue-chip ditutup di zona merah. Saham-saham bank besar tertekan setelah Wakil Ketua Federal Reserve untuk Pengawasan, Michael Barr, mengumumkan revisi besar-besaran pada rencana modal bank. Sektor ini semakin terguncang setelah JPMorgan Chase mengeluarkan peringatan ttg pendapatan bunga, karena suku bunga diperkirakan akan turun. Dow Jones Industrial Average melemah 92,63 poin, atau 0,23%, menjadi 40.736,96; S&P 500 naik 0,45%, dan Nasdaq Composite menguat 0,84%.
• MARKET SENTIMENT:
— Laporan US CPI hari Rabu diperkirakan akan menunjukkan inflasi mendekati target 2% Federal Reserve, merupakan bulan keempat berturut-turut pertumbuhan Inti CPI melambat; dengan demikian mencerminkan keyakinan Fed Chairman Jerome Powell bahwa pertumbuhan harga terkendali, dan kelemahan di pasar tenaga kerja mengisyaratkan saatnya pemotongan suku bunga. Pasar keuangan memperkirakan kemungkinan sebesar 71% bahwa bank sentral akan menurunkan target suku bunga dana Fed sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan moneternya minggu depan, dengan kemungkinan 31% untuk penurunan suku bunga yang lebih besar, yaitu sebesar 50 basis poin, menurut survey CME FedWatch.
— Analis CITI dalam catatan terbaru mereka mengungkapkan: The Fed kemungkinan bersiap untuk memangkas suku bunga dengan besaran lebih dalam dari yang diperkirakan guna menopang perekonomian. Citi juga memprediksi para pejabat The Fed perlu memperbarui Ringkasan Proyeksi Ekonomi mereka secara signifikan pekan depan, di mana Tingkat Pengangguran pada akhir tahun ini akan direvisi naik dan jalur suku bunga kebijakan direvisi turun. Para analis memperkirakan The Fed akan mempertimbangkan pemangkasan 100 basis poin tahun ini; dibandingkan dengan “dot plot” pada bulan Juni yang hanya menunjukkan satu rate cut sebesar 25 basis poin, dengan strategi sbb: pemangkasan pertama di bulan Sept dengan besaran 50bps, kemudian diikuti dengan 2x lagi rate cut di bulan Nov & Dec masing-masing 25bps.
— DEBAT CAPRES AS ramai ditunggu khalayak ramai di mana saat ini Harris & Trump menunjukkan peluang yang cukup berimbang dalam pertarungan menuju kursi kepresidenan AS. Debat akan dimulai jam 9 malam waktu setempat, dengan polling elektabilitas saat ini sedikit lebih berpihak kepada kemenangan Trump.
• MARKET ASIA & EROPA: Saham-saham Eropa melemah, dipengaruhi oleh saham bank dan energi karena investor mengambil sikap hati-hati menjelang rilis data inflasi AS dan perkiraan penurunan suku bunga dari EUROPEAN CENTRAL BANK di akhir minggu. Indeks STOXX 600 pan-Eropa turun 0,54% dan indeks saham global MSCI naik 0,17%. Saham pasar negara berkembang turun 0,07%. Indeks MSCI yang paling luas untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang ditutup naik 0,07%, sementara Nikkei Jepang turun 0,16%. CHINA melaporkan pertumbuhan Impor secara tahunan anjlok menjadi hanya 0,5% pada bulan Agustus, membuat pelaku pasar mengabaikan kabar baik bahwa Ekspor tumbuh pada laju tercepatnya dalam 1,5 tahun. WHAT TO EXPECT TODAY: INGGRIS: GDP (Jul), Industrial & Manufacturing Production (Jul). CHINA: New Loans (Aug): forecast CNY 810 miliar versus previous CNY 260 miliar.
• FIXED INCOME & CURRENCY: Imbal hasil obligasi AS turun menjelang debat Capres AS dan laporan US CPI hari Rabu. Harga obligasi acuan US10YT terakhir naik 14/32 dengan imbal hasil 3,6479%, turun dari 3,699% pada akhir hari Senin. Harga obligasi AS tenor 30-tahun terakhir naik 20/32 dengan imbal hasil 3,9648%, turun dari 3,999% pada akhir hari Senin. US DOLLAR terakhir naik sedikit terhadap sekeranjang mata uang dunia; di mana DXY terakhir ditutup naik 0,06%, dan EURO turun 0,07% menjadi USD 1,1026. YEN JEPANG menguat 0,60% terhadap Dollar AS di 142,33 / USD, sementara Poundsterling terakhir diperdagangkan pada USD 1,3085, naik 0,10%.
• KOMODITAS: Harga MINYAK merosot cukup tajam; BRENT turun di bawah USD 70 / barel untuk pertama kalinya sejak Desember 2021 karena proyeksi demand yang lebih rendah dari OPEC+ mengimbangi potensi kekhawatiran pasokan AS akibat Badai Tropis Francine. Adapun US WTI anjlok 4,31% menjadi USD 65,75 / barel, sementara BRENT menetap di USD 69,19 / barel, drop 3,69%; mencatat penutupan harian terendah sejak Desember 2021. Keduanya kini turun lebih dari 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan harga bensin AS 30% lebih murah dibandingkan tahun lalu. OPEC+ melihat permintaan minyak global naik sebesar 2,03 juta barel per hari (bph) pada tahun 2024, angka ini turun dari perkiraan 2,11 juta bph yang dibuat bulan sebelumnya; menjadikan bulan kedua berturut-turut revisi ke bawah. Sebagian besar penurunan berasal dari China, di mana pertumbuhan permintaan kini diperkirakan mencapai 650 ribu bph pada tahun 2024, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 700 ribu bph, karena kesulitan ekonomi di ekonomi terbesar kedua di dunia itu terus berlanjut. Dari sudut komoditas lain, harga EMAS naik ke atas level psikologis USD 2.500 karena para investor bersiap menjelang laporan US CPI. Spot Emas bertambah 0,5% menjadi USD 2.516,61 / ons.
• INDONESIA: IHSG merangsek ke zona positif dengan melaju 58 poin / +0,76% ke posisi closing 7.761 ditopang oleh sektor Teknologi naik 2,29%. Data PENJUALAN RETAIL di Indonesia meningkat 4,5% yoy pada bulan Juli 2024, meningkat dari kenaikan sebesar 2,7% pada bulan sebelumnya. Ini merupakan bulan ketiga berturut-turut pertumbuhan omzet ritel dan laju tercepat sejak Maret, didukung oleh program bantuan tunai dari pemerintah. Secara teknikal, IHSG bisa saja naik terus menyusuri plafon Resistance setara 7770 dan sedikit lagi mencapai Target akhir tahun NHKSI RESEARCH (dalam bullish scenario) di angka 7800. Saran untuk let your profit run seraya tak lupa menerapkan Trailing Stop masih bisa diterapkan pada strategi investasi. Arus beli asing yang masih konsisten mencatatkan net buy sebesar IDR 236.96 miliar kemarin pada RG market ( terkumpul IDR 2.30 triliun YTD). RUPIAH sedikit tergelincir ke angka 15445 / USD, di mana USD dalam usaha kecil mendobrak Resistance 15490-15500 yang berpotensi menguatkannya kembali ke arah 15670, tergantung bagaimana DXY bergerak 1-2 hari ini terkait rilis data Inflasi AS.
Company News
• BUKA: OJK Tegur Bukalapak Soal Biakkan Sisa Dana IPO IDR 9.8T
• RAAM: Private Placement 619,42 Juta Lembar, Besok RAAM Buru Restu Investor
• BCAP: Emiten Hary Tanoe, MNC Kapital Tegaskan Tidak Terlibat Akuisisi Vista Outdoor
Domestic & Global News
Tarif Cukai Minuman Berpemanis 2,5%, Anak Buah Sri Mulyani Sebut baru Usulan
Sekitar Seperempat Produksi Minyak dan Gas Teluk Meksiko AS Dihentikan Karena Francine
Download full report HERE.