Today’s Outlook:
• Saham global melemah pada hari perdagangan terakhir tahun 2023, namun mencatatkan kenaikan tahunan terbesar sejak 2019, sementara obligasi AS mengakhiri tahun ini di posisi yang sama dengan tahun sebelumnya (di bawah 4%) setelah terjadi perubahan besar pada acuan suku bunga pada tahun lalu. Saham-saham di seluruh dunia telah meningkat tajam dalam dua bulan terakhir karena imbal hasil obligasi acuan turun di tengah ekspektasi penurunan suku bunga bank sentral pada tahun 2024. Indeks S&P500 turun sekitar 0,3% pada hari Jumat, sedikit di bawah rekor penutupan tertinggi yang dicapai pada 3 Januari 2022. Adapun indeks tsb ditutup naik sekitar 24% tahun ini, berkat reli besar-besaran di saham-saham besar teknologi. Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq Composite keduanya turun pada hari Jumat, tetapi masing-masing naik 13,7% dan 43,4% untuk tahun ini. Saham Eropa mengakhiri tahun 2023 dengan kenaikan tahunan hampir 13% di tengah harapan kebijakan moneter yang lebih longgar dari bank-bank sentral utama tahun depan, sementara indeks saham dunia MSCI membukukan kenaikan 20%, kenaikan terbesar dalam empat tahun terakhir.
• Imbal hasil Treasury 10 tahun berada di 3,866%, naik 1,6 bps pada hari itu dan tepat di kisaran levelnya pada awal tahun. Kinerja tahunan tersebut menutupi beberapa perubahan besar, karena imbal hasil obligasi sempat mencapai puncaknya 5,021% di bulan Oktober, tertinggi sejak 2007, sebelum mundur dan mendorong reli saham. Di balik penurunan yield obligasi ini adalah penurunan inflasi yang berkelanjutan di seluruh dunia yang mendorong ekspektasi bahwa bank-bank sentral akan memangkas suku bunga pada awal tahun depan. Perekonomian AS tetap kuat, memberikan harapan untuk “soft landing”.
• Pasar keuangan saat ini memperkirakan Federal Reserve AS akan memulai penurunan suku bunga pada bulan Maret, menurut CME FedWatch. Para investor juga memperkirakan pelonggaran lebih dari 150 bps tahun depan oleh The Fed, Bank Sentral Eropa, dan Bank of England.
• Market CHINA berkinerja buruk pada tahun 2023, meskipun ada optimisme di awal tahun ketika Beijing mengakhiri kebijakan zero-COVID policy. Indeks Hang Seng Hong Kong dan indeks blue chip dalam negeri Tiongkok kehilangan lebih dari 10% pada tahun ini karena berkurangnya kepercayaan investor terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Kerugian tersebut berbanding terbalik dengan Indeks Nikkei 225 Jepang yang mampu terbang 28% pada tahun ini.
• CURRENCY: DOLLAR naik pada hari Jumat tetapi mengalami penurunan sekitar 2% pada tahun 2023 setelah dua tahun kenaikan yang kuat, dengan penurunan yang mencerminkan penurunan imbal hasil AS.
• KOMODITAS: gandum dan jagung berjangka Chicago mengalami penurunan tahunan terbesar dalam satu dekade karena menghilangnya hambatan pasokan di wilayah Laut Hitam dan produksi yang lebih tinggi cenderung melemahkan harga. Harga MINYAK turun 10% sepanjang tahun 2023 setelah satu tahun pergerakan liar yang didorong oleh kekhawatiran geopolitik, pengurangan produksi OPEC+ , serta langkah-langkah global untuk mengendalikan inflasi. Pada hari Jumat, minyak  mentah AS turun 0,57% menjadi USD71,36 per barel dan Brent berada di USD77,08, turun 0,09% pada hari itu. Harga EMAS turun pada hari Jumat menjadi USD2.062 per ounce pada tahun terbaiknya sejak 2020, didukung oleh harapan Federal Reserve AS dapat memangkas suku bunga paling cepat pada bulan Maret.
• INDONESIA: memulai tahun 2024, para investor / trader akan disajikan sejumlah data mulai pagi ini yaitu : Nikkei Manufacturing PMI (Dec) dan yang menjadi highlight adalah Inflasi (Dec) yang diperkirakan berada pada level 2.72% yoy, mengempis dari 2.86% di bulan Nov. Core Inflation (Dec) pun diprediksi mampu sedikit melandai ke 1.85% yoy. Dari luar negeri, pun sudah ada beberapa data PMI dari Germany, Eurozone, dan AS yang sedianya akan terpaparkan hari ini.
• IHSG menutup tahun 2023 di posisi angka cantik 7272.8, didukung oleh Foreign Net Buy sebesar IDR 776.33 milyar (RG market). Menimbang hari pertama perdagangan, NHKSI RESEARCH memperkirakan volume hari ini masih akan relatif low dan oleh karenanya IHSG berpotensi menguji Support terdekat yaitu (serendah-rendahnya) MA10 sekitar 7220. Setelah gerakan rally selama dua bulan terakhir ini, wajar jika IHSG memilih untuk berkonsolidasi dahulu. Our best advise: let your profit run, namun jangan lupa pula untuk terapkan level Trailing Stop.

Company News
• ANTM: Garap Mega Proyek Baterai EV
• MDKA: Pinjamkan Dana ke Pani Bersama Jaya
• ANJT: Raih Kenaikan Produksi TBS dan CPO

Domestic & Global News
• Sri Mulyani Beberkan Fakta, APBN 2023 Defisit IDR 241,4 Triliun
• Pidato Tahun Baru, Xi Jinping Beberkan Resolusi 2024 untuk Ekonomi China

Download full report HERE.