Saham PTBA lebih premium dibanding kompetitor
Sejak Jan-18 hingga Mar-19, saham PTBA telah menguat sebesar +62,5% di tengah penurunan saham-saham perusahaan batu bara lainnya seperti BUMI IJ; INDY IJ; ADRO IJ; HRUM IJ; ITMG IJ (–43,2%; -35,0%; -25,1%; -24,1%; +11,2%), masing-masing. Penurunan mayoritas kinerja saham batu bara tersebut efek dari kebijakan pemangkasan impor batu bara oleh Cina.

Kami melihat harga saham PTBA dihargai lebih premium dibanding kompetitornya berdasarkan empat alasan utama, yaitu: 1) Masuknya PTBA ke dalam MSCI All Country World Index (ACWI) pada Nov-18; 2) Efek pembagian dividen yang besar, kami estimasikan Dividend Payout Ratio (DPR) mencapai angka 75%; 3) Prospek menjanjikan dari hilirisasi batu bara berupa gasifikasi dan pembangkit listrik; 4) Penjualan domestik dengan porsi besar mengurangi korelasi antara kinerja saham PTBA dan penurunan harga batu bara dunia. Untuk 2019E, kami berpikir saham PTBA akan tetap dihargai lebih premium dari pada kompetitornya karena saham PTBA berkorelasi paling rendah terhadap kebijakan pemangkasan impor batu bara Cina.

Ekspektasikan harga batu bara dunia tetap stabil
Untuk tahun 2019E, kami ekspektasikan harga batu bara dunia stabil di kisaran harga USD85/ton. Melihat jumlah inventori batu bara di pembangkit listrik utama Cina masih cukup besar, kami pikir dalam jangka waktu dekat pembangkit listrik tersebut tidak akan secara agresif menambah inventorinya. Namun, untuk jangka menengah kami estimasikan permintaan batu bara Cina tetap bertumbuh minimal sebesar 2% per tahun. PTBA memiliki cash cost produksi batu bara berada di kisaran USD50/ton.

Download laporan lengkapnya di SINI.