Today’s Outlook:
Berikut adalah highlight berita ekonomi pada hari Senin ini: PDB Tiongkok (Q2) sekaligus data investasi China, penjualan ritel, produksi industri, pengangguran (Juni) di sana. Dan yang kedua adalah Neraca Perdagangan Indonesia untuk bulan Juni.
Pekan data makro dan pasar keuangan di Asia dimulai dengan data penting pada hari Senin, yaitu serangkaian indikator ekonomi papan atas dari China yang berpuncak pada data pertumbuhan PDB kuartal kedua. Para ekonom memperkirakan pertumbuhan China melambat secara signifikan. Pandangan konsensus adalah ekspansi hanya sebesar 0,5% selama kuartal kedua yang jauh lebih rendah daripada pertumbuhan kuartalan 2,2% pada periode Januari-Maret. Pertumbuhan tahunan diperkirakan akan mencapai 7,3% yang cukup impresif, tetapi itupun akibat dari low-base effect pada periode yang sama tahun lalu. Intinya, para pelaku pasar saat ini merasakan segala optimisme di awal tahun ini telah menguap. Kenyataannya, aktivitas melambat, ekonomi meluncur menuju deflasi; membuat para investor menghindari instrumen keuangan saham, obligasi, dan mata uang China. Indeks kejutan ekonomi China pekan lalu mencapai level terendah satu tahun. Pada pekan ini bank sentral China juga akan menetapkan suku bunga pinjaman utama satu dan lima tahun. Sub-konsensus PDB Q2 pada hari Senin ini sepertinya akan cenderung mengarahkan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut.
Adapun di luar China, data inflasi dari Jepang dan New Zealand masing-masing pada hari Jumat dan Rabu, dan angka pengangguran dari Australia pada hari Kamis akan menjadi poin terpenting dalam kalender regional bagi para investor di minggu ini. Sejumlah data tersebut terbit di tengah gelombang baru sentimen bullish di pasar lokal dan dunia, sebagian besar berasal dari data inflasi AS yang secara mengejutkan berhasil menjinak. US Treasury yield, US Dollar, dan obligasi AS telah merosot; sebaliknya saham dan selera risk-on telah meningkat. Menurut indeks kondisi keuangan Goldman Sachs, kondisi keuangan global paling longgar sejak April tahun lalu, dan kondisi keuangan pasar berkembang sekarang juga paling longgar sejak Februari tahun lalu. Tidak heran indeks saham MSCI World melonjak 3,4% minggu lalu, minggu terbaiknya sejak Maret; dan indeks MSCI Asia ex-Jepang menguat 5,6%, minggu terbaiknya sejak November dan akhirnya menunjukkan tanda tanda mengejar ketinggalan setelah berkinerja buruk sepanjang tahun. Tahap awal musim laporan keuangan juga akan membantu mempertahankan sentimen positif. Bank of America, Morgan Stanley, Goldman Sachs, Tesla, dan Netflix adalah beberapa nama besar yang dijadwalkan melaporkan kinerja 2Q23 di minggu ini.
Corporate News
Genjot Energi Ramah Lingkungan, ARKO Bakal Terbitkan Obligasi Hijau Perusahaan pemegang proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLMTH), PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), akan melakukan penghimpunan dana melalui penerbitan Obligasi ramah lingkungan (Green Bond). Direktur Utama ARKO, Aldo Henry Artoko, menjelaskan nantinya penerbitan Green Bond ini dilakukan perusahaan dalam tiga seri, dengan tenor masing-masing satu tahun, tiga tahun dan lima tahun. Meski begitu besar kupon Green Bond masih belum ditentukan hingga saat ini. Aldo juga menegaskan bila obligasi yang akan diterbitkan ini memiliki aspek risiko yang relatif terjaga. Hal ini terlihat dari peringkat obligasi yang berada di idA(pg) – (single A – partially guaranted). (Detik Finance)
Domestic Issue
Penerbitan Obligasi Korporasi Diprediksi Semarak Penerbitan obligasi korporasi diperkirakan akan lebih semarak di semester II/2023 seiring dengan melandainya peningkatan suku bunga. Analis melihat investor akan lebih nyaman masuk ke instrumen obligasi korporasi seiring suku bunga yang mulai stabil. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan penggalangan dana di pasar obligasi harusnya lebih mudah karena suku bunga mulai terkendali. Dia melanjutkan, emiten-emiten yang telah rutin dan memiliki history baik dalam penerbitan obligasi, akan mendapatkan cost of fund yang lebih rendah dalam penerbitan obligasi ini dibanding jika harus melakukan kredit ke perbankan. Hal tersebut dengan catatan perusahaan tersebut memiliki rating yang cukup baik. Apalagi, kata dia, perusahaan yang memiliki rating di atas double A biasanya akan mendapatkan cost lebih murah. (Bisnis)
Recommendation
US10YT berusaha bertahan di Support lower channel (Uptrend), namun perlu perjuangan lebih menembus Resistance MA20 & MA10 pada range : 3.848-3.911%. ADVISE : Average Up bertahap. TARGET : 4.0% / 4.091%. ID10YT masih terbenam dalam channel downtrend; namun di posisi yield saat ini 6.277% ada support dari level previous Low, persis di saat RSI menunjukkan positive divergence. ADVISE : Speculative Buy. TARGET terdekat adalah MA10 & MA20 di jajaran : 6.223-6.261%.
Download full report HERE.