Today’s Outlook:
MARKET SENTIMENT :
– US CPI naik 0.2% mom bulan lalu, sejalan dengan Juli dan memenuhi ekspektasi para ekonom. Secara tahunan, Inflasi melambat menjadi 2.5% on Aug dari 2.9% pada bulan Juli. CORE CPI, yang tidak termasuk komponen makanan dan energi yang volatil, naik 0.3% secara bulanan, melebihi ekspektasi ekonom yang memperkirakan kenaikan sebesar 0.2%. Dari tahun ke tahun, angkanya mencapai 3,2%, sesuai dengan perkiraan dan menyamai laju bulan Juli. Para pelaku pasar mengubah taruhan mereka menjadi 85% kemungkinan untuk pemotongan suku bunga 25 basis poin oleh The Fed dari 66% pada hari Selasa, dan kemungkinan pemotongan 50 basis poin turun menjadi 15% dari 34% sehari sebelumnya, menurut alat survey CME FedWatch. Hari ini akan menyusul data US PPI & CORE PPI (Aug) yang juga diramal dalam trend perlambatan (secara tahunan) ke level 1.8%, dari 2.2% pada July; serta tak lupa data mingguan Initial Jobless Claims.
– PETA POLITIK AS: Setelah debat capres dan sisa 8 minggu hingga PILPRES AS, kontrak untuk kemenangan Harris diperdagangkan pada 57 sen, naik dari 53 sen sebelum debat, di platform taruhan politik PredictIt. Kontrak Trump diperdagangkan turun pada 48 sen dibandingkan dengan 52 sen sebelumnya. Akibatnya, saham2 terafiliasi dengan Trump melemah, seperti terkait cryptocurrency, blockchain; saham Trump Media & Technology Group pun merosot 10,5%. SEbaliknya saham energi surya melonjak, seiring prediksi akan diuntungkan dari pemerintahan Harris. Meskipun debat tidak memberikan kejelasan yang signifikan bagi Wall Street tentang isu-isu kebijakan utama, beberapa pengamat pasar melihat proposal Harris untuk menaikkan pajak perusahaan berpotensi memukul laba perusahaan, sementara sikap Trump yang lebih keras terhadap tarif dapat memicu inflasi.
MARKET ASIA & EROPA: Pagi ini, JEPANG telah mengikuti jejak AS merilis angka PPI (Aug) yang tercatat deflasi secara bulanan & tahunan ( actual 2.5% yoy, vs forecast 2.8% & previous period 3.0%). CPI (Aug) akan diawasi ketat pada hari Kamis, apakah melambat sesuai estimasi menjadi 2,8% dari 3,0% pada bulan Juli (yang merupakan rekor tertinggi selama 8 bulan berturut-turut), dengan laju inflasi bulanan menguap menjadi 0,0% dari 0,3%. Kemarin benua Eropa dihadapkan kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi di INGGRIS berhasil tumbuh berkelanjutan walaupun GDP (Jul) 1.2% yoy masih di bawah ekspektasi 1.4%, walau sudah melalui angka bulan June pada 0.7%. Namun berita baik ini ditutupin oleh data Industrial & Manufacturing Production (Jul) yang semakin terkontraksi terlebih secara bulanan, walau secara tahunan laju penurunannya melambat. Malam nanti sekitar jam 19.15 WIB ECB akan menelurkan keputusan terkait suku bunga di mana sepertinya rate cut yang cukup agresif sampai level 3.65% (dari posisi saat ini 4.25%) bisa saja terjadi.
KOMODITAS: Harga MINYAK mentah dunia balik melesat naik sekitar 2% akibat ancaman Badai Francine yang mengancam wilayah produksi minyak AS di Teluk Mexico. Mengutip CNBC International harga US WTI untuk pengiriman Okt ditutup naik 2.35% menjadi USD 67.31 / barrel di New York Mercantile Exchange. Sementara harga BRENT untuk pengiriman Nov melaju naik 2.05% mencapai USD 70.61 / barrel di London ICE Futures Exchange. Adapun laporan dari pemerintah AS menyebutkan bahwa stok cadangan minyak mereka untuk pekan yang berakhir 6Sept, bertambah 833ribu barrel (ke posisi 419.1 juta barrel); dibanding forecast analyst Reuters pada angka 987 ribu barrel, demikian dilaporkan oleh Energy Information Administration (EIA) pada hari Rabu kemarin.
Corporate News
INKP: Emiten Sinarmas Grup (INKP) Tawarkan Surat Utang IDR 2.5T, Cek Detailnya
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), produsen kertas dan kemasan karton milik Grup Sinarmas, berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V Tahap I/2024 dengan jumlah pokok sebesar IDR 2.5 triliun. Selain itu, perusahaan juga akan menerbitkan Obligasi USD Berkelanjutan II INKP Tahap I Tahun 2024 dengan jumlah pokok sebesar USD20 juta. Di samping itu, INKP akan menerbitkan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan IV Tahap I/2024 dengan jumlah pokok sebesar IDR 1 triliun. Ketiga instrumen utang tersebut, yaitu Obligasi Berkelanjutan V Tahap I/2024, Sukuk Mudharabah, dan Obligasi USD, akan ditawarkan dalam tiga seri dengan tenor yang bervariasi mulai dari 370 hari kalender hingga 5 tahun. INKP memperkirakan penawaran awal untuk ketiga instrumen utang ini akan berlangsung pada 10-19 September 2024. Sementara itu, penawaran umum dijadwalkan pada 30 September hingga 1 Oktober 2024, dengan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Oktober 2024. Berdasarkan prospektus yang disampaikan, INKP berencana mengalokasikan sekitar 60% dana hasil penerbitan obligasi rupiah untuk membayar utang, sementara sisanya akan digunakan untuk pembangunan pabrik perseroan di Karawang, Jawa Barat. (Emiten News)
Domestic Issue
Aliran Dana Asing Masih Deras, Begini Prospek Pasar Obligasi Hingga Akhir Tahun
Dana asing masih mengalir deras di pasar obligasi pada semester II 2024. Ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed hingga turunnya yield US Treasury (UST) menjadi pendorongnya. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), data transaksi 2 – 5 September 2024, nonresiden tercatat beli neto IDR 2.65 triliun di pasar SBN. Sementara data setelmen sampai dengan 5 September 2024 pada semester II 2024, nonresiden tercatat beli neto IDR 45.11 triliun di pasar SBN. Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, masih ramainya dana asing di pasar SBN dalam negeri sejalan dengan tren penurunan yield UST. “Untuk kuartal III saja, yield UST turun 78bps dari sebelumnya di atas 4% dan saat ini di 3.6%,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (11/9). Sementara untuk yield SUN acuan 10 tahun, Josua memperkirakan masih akan bertahan dikisaran 6.5%-6.6%. Target itu sudah price-in dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed yang akan diikuti penurunan suku bunga BI, kendati penurunan dari BI tidak sebesar the Fed. Ia mengasumsikan pemangkasan the Fed sebesar 75bps, sementara pemangkasan dari BI sebesar 50bps. Proyeksi itu cenderung sama dengan posisi yield SUN 10 tahun saat ini. Josua menerangkan bahwa sentimennya seimbang antara potensi dan risiko. Menurutnya yield SUN 10 tahun berpotensi berada di bawah 6.5%. Hanya saja, jika saat FOMC di pekan depan indikator ekonomi AS kembali direvisi ke bawah. “Dengan begitu, BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunganya lebih besar sehingga yield bisa lebih turun,” sebutnya. Namun jikalau besaran pemangkasan sesuai asumsinya, maka yield diperkirakan akan stabil di level saat ini. Hal itu disebabkan adanya risiko defisit yang melebar lantaran realisasi belanja pemerintah dilakukan pada akhir tahun. (Kontan)
Recommendation
US10YT belum ada tanda2 pembalikan arah kecuali dari RSI positive divergence. Pelemahan yield masih bisa berlanjut sampai Support lower channel sekitar 3.325%. ADVISE: WAIT & SEE sampai support yang solid menghentikan penurunan yield; antisipasi penguatan harga masih berjalan.
ID10YT ada potensi pelemahan terbatas, diperkirakan masih akan mencobai area Supprot lower channel sekitar yield 6.53%; sebelum bottoming dan bersiap2 untuk rebound. Indikasi utk hal tsb juga ditunjukkan oleh RSI positive divergence. Gerakan naik ke ats baru akan terwujud jika yield sudah mampu melalui dua layer Resistance MA terdekat yaitu ke atas 6.635% – 6.637% .
Download full report HERE.