Summary:

Last Week Review

• TIME HAS COME FOR FED POLICY TO ADJUST. Itu adalah satu-satunya hal yang penting pekan lalu dan kata-kata keramat yang keluar dari mulut Fed Chairman Jerome Powell pada simposium tahunan Jackson Hole di Wyoming hari Jumat lalu. Beliau juga menegaskan bahwa bank sentral AS itu akan melakukan segala daya upaya untuk mendukung pasar tenaga kerja yang kuat secara mereka tidak lagi melihat pelemahan lebih lanjut di sektor ini sebagai sesuatu yang ideal. Mereka cukup confident bahwa Inflasi telah melandai signifikan dan bergerak stabil ke arah target 2%.

• Saat ini hampir bisa dipastikan pemangkasan suku bunga The Fed sudah di depan mata. futures dana Fed kini memperkirakan peluang sebesar 37% untuk pemotongan sebesar 50 basis poin bulan depan, naik dari sekitar 25% pada Kamis malam. Para pedagang juga memperkirakan pemotongan sekitar 106 bps pada akhir tahun ini.

• Secara data ekonomi, pekan lalu pun menyediakan dasar yang semakin mendukung pemotongan suku bunga segera dilakukan. Contohnya saja dari Initial Jobless Claims yang terdata naik 4000 menjadi 232 ribu (sesuai ekspektasi) di pekan terakhir. Ditambah lagi pelemahan yang terus terjadi pada sisi Manufaktur AS , walau masih terbantu oleh penguatan di sektor jasa. Bagusnya, tanda bahwa AS masih jauh dari resesi tercermin dari sektor property yang mencatat Penjualan rumah baru dan yang sudah ada (New & Existing Home Sales) meningkat di bulan Juli.

• Dari sisi market ASIA & EROPA : CHINA & INDONESIA masih menetapkan suku bunga tetap di tempatnya, seraya menikmati penguatan mata uang masing-masing. Perlambatan ekonomi masih terlihat di wilayah EROPA secara DATA PMI GERMAN masih belum stabil terutama Manufaktur mereka yang terus melemah ; walau di satu sisi EUROZONE & INGGRIS tampak lebih baik me-manage PMI mereka.

This Week’s Outlook

Rally di pasar modal AS akan diuji minggu ini ketika laporan keuangan dari raksasa pembuat chip Nvidia dirilis. Data Inflasi AS kemungkinan akan menggarisbawahi ekspektasi penurunan suku bunga yang telah lama ditunggu-tunggu, sementara EUROZONE & AUSTRALIA juga akan merilis data Inflasi yang akan menggambar lintasan suku bunga.

Berikut pandangan mengenai apa yang akan terjadi di pasar selama seminggu ke depan.
• Antusiasme investor terhadap kecerdasan buatan dapat diuji ketika NVIDIA melaporkan pendapatan setelah penutupan pada hari Rabu depan. Laporan kinerja kuartal 2 bersama dengan panduan tentang apakah mereka mengharapkan investasi perusahaan dalam AI untuk terus berlanjut, dapat menjadi titik balik utama untuk sentimen pasar menuju ke waktu yang sangat volatile dalam setahun.

• Adapun saham Nvidia sudah naik sekitar 150% year-to-date, menyumbang sekitar seperempat dari kenaikan S&P 500 sebesar 17% year-to-date. Namun, perjalanan yang menakjubkan selama beberapa tahun dan hype tentang AI ini mulai membuat pelaku pasar membandingkannya dengan kegilaan dot-com yang meledak lebih dari dua dekade yang lalu. Angka Nvidia ini juga akan muncul di akhir musim laporan keuangan di mana para investor kurang bisa memaklumi kinerja yang kurang memuaskan dan tak dapat menjustifikasi valuasi yang tinggi atau pengeluaran yang luar biasa untuk AI. Contohnya sudah terjadi pada Microsoft, Tesla, dan Alphabet, yang semua sahamnya turun sejak merilis laporan keuangannya di bulan Juli.

• INDIKATOR EKONOMI: Sorotan utama dari kalender ekonomi adalah Personal Consumption Expenditures (PCE) PRICE INDEX pada hari Jumat, yang merupakan tolok ukur inflasi favorit Federal Reserve. Para investor akan sangat memperhatikan apakah angka PCE price index nanti berpotensi mengguncang keyakinan dovish Fed Chairman Jerome Powell. Kalender ekonomi juga mencakup Durable Goods Order pada hari Senin dan revisi angka PDB kuartal kedua pada hari Kamis bersama dengan laporan mingguan Initial Jobless Claims.

• DATA INFLASI EUROZONE : Untuk bulan Agustus, yang akan dirilis pada hari Jumat, akan sangat penting dalam membentuk keputusan EUROPEAN CENTRAL BANK mengenai suku bunga untuk bulan September. Laporan ini, yang mengikuti rilis nasional yang dimulai pada hari Kamis, muncul setelah kenaikan inflasi yang kecil namun tak terduga di bulan Juli, menandakan masih adanya tantangan dalam pengendalian inflasi di wilayah Eropa. Sementara inflasi umum diperkirakan akan menurun, sebagian karena penurunan harga minyak, perhatian akan tetap tertuju pada inflasi inti dan sektor jasa, di mana kenaikan harga telah terbukti lebih bertahan. Setiap kejutan positif pada data dapat memicu kewaspadaan, terutama karena para trader telah meningkatkan ekspektasi mereka untuk penurunan suku bunga ECB dalam beberapa minggu terakhir. Ekspektasi pasar sangat condong ke arah penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 12 September, dengan kemungkinan besar akan ada pemotongan tambahan pada akhir tahun.

• EMAS : Telah mencapai rekor tertinggi berturut-turut sejak 2022 dan telah melonjak lebih dari 20% sepanjang tahun ini, di mana USD 3,000 / ounce sekarang sudah di depan mata. Logam mulia, yang secara tradisional dipandang sebagai safe haven selama periode peningkatan risiko keamanan dan ketidakstabilan politik dan ekonomi, telah diuntungkan oleh beberapa faktor yang terjadi belakangan ini. Sebut saja Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 telah memicu reli awal harga emas. Saat ini ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan ketidakpastian seputar pemilihan Presiden AS yang akan datang juga berkontribusi pada kenaikan emas. Selain itu, ekspektasi penurunan suku bunga AS menekan Dollar, membuat emas lebih menarik karena biasanya memiliki hubungan terbalik dengan mata uang AS. Di satu sisi, harga yang telah masuk kategori Overbought belakangan ini dapat juga memicu gerakan “buy on rumors, sell on news”. Jadi ketika pemotongan suku bunga September yang telah hampir fully priced-in di pasar benar terwujud, saat itu justru dipilih jadi momen yang tepat untuk profit-taking.

• KONFLIK TIMUR TENGAH: Risiko geopolitik meningkat lebih tinggi selama akhir pekan karena Hizbullah meluncurkan ratusan roket dan pesawat tak berawak ke Israel pada hari Minggu, sementara militer Israel mengatakan bahwa mereka menyerang Libanon dengan sekitar 100 jet untuk menggagalkan serangan yang lebih besar. Ini adalah salah satu bentrokan terbesar dalam lebih dari 10 bulan perang perbatasan dan meningkatkan momok perang Israel di Gaza bereskalasi menjadi konflik yang lebih luas.

• PASAR ASIA : Para investor juga akan mempertimbangkan prospek suku bunga Jepang setelah Gubernur BANK OF JAPAN Kazuo Ueda pada hari Jumat menegaskan kembali tekadnya untuk menaikkan suku bunga jika inflasi tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai target 2%. Komentar Ueda muncul ketika data menunjukkan inflasi inti Jepang meningkat selama tiga bulan berturut-turut di bulan Juli, dengan perlambatan pertumbuhan harga yang didorong oleh permintaan yang sejatinya berpotensi mempersulit keputusan bank sentral untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.

• Sementara itu di negara tetangga Negeri Tirai Bambu, bank sentral CHINA justru tengah memikirkan cara-cara halus untuk menghentikan mata uangnya agar tidak terapresiasi secara tajam. Yuan yang biasanya terkendali telah menguat 1,3% terhadap Dollar di bulan Agustus, terangkat oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed yang juga memperkuat Yen Jepang.

• PILPRES AS : Lanskap politik AS menawarkan beberapa tanda kepastian baru bagi para investor global setelah Wakil Presiden KAMALA HARRIS memastikan pencalonan presiden dari Partai Demokrat dengan pidato yang kuat pada hari Kamis, dengan meletakkan prinsip-prinsip kebijakan luar negeri yang luas dan sangat kontras dengan saingannya dari Partai Republik dan mantan Presiden Donald Trump. Dengan 11 minggu tersisa dalam kontes menuju Gedung Putih, kontrak untuk kemenangan Harris diperdagangkan pada 55 sen, dengan potensi pembayaran USD 1, pada platform taruhan politik PredictIt. Kontrak untuk kemenangan Trump, yang telah menyatakan bahwa ia akan memberlakukan tarif 60% atau lebih tinggi untuk semua barang China, berada di 49 sen. Topik tentang tarif ini menjadi sorotan pekan lalu setelah Kementerian Perdagangan China bertemu dengan produsen mobil dan asosiasi industri untuk membahas kenaikan tarif impor pada kendaraan bensin bermesin besar, yang menjadi peringatan karena Uni Eropa juga tengah memikirkan pengenaan tarif pada mobil listrik China.

Download full report HERE.