Summary:

Last Week Review

• INDEKS S&P500 DAN NASDAQ MENCATAT KENAIKAN KUARTALAN masing-masing sebesar 3.9% dan 8.3% ; sementara DOW JONES INDUSTRIAL AVERAGE turun 1.7%. Menurut US PCE PRICE INDEX, data acuan Inflasi favorit The Fed yang rilis Jumat lalu, data menunjukkan inflasi bulanan AS tidak berubah pada bulan Mei, sebuah perkembangan yang menggembirakan setelah kenaikan harga yang kuat pada awal tahun ini menimbulkan keraguan atas efektivitas kebijakan moneter The Fed. Laporan Departemen Perdagangan juga menunjukkan belanja konsumen meningkat sedikit pada bulan lalu, sehingga memicu optimisme bahwa bank sentral AS dapat merancang “soft landing” yang sangat diinginkan bagi perekonomian AS, apalagi setelah sejumlah indikator ekonomi sebelumnya telah muncul dan mempertegas view perlambatan ekonomi AS. Seperti US GDP Q1 yang angka finalnya 1.4% memang tak jauh bergeming dari perkiraan – perkiraan sebelumnya, turun jauh dari 3.4% di kuartal sebelumnya. Belum lagi US Consumer Confidence, Durable Goods Order dan sejumlah data sektor perumahan juga (masih) dalam trend turun. Market memperhitungkan peluang penurunan suku bunga pada bulan September naik menjadi 66% setelah US PCE PRICE index dirilis, dilansir dari LSEG FedWatch.

• Para investor memperkirakan adanya 2 kali rate cut tahun ini meskipun proyeksi The Fed hanya 1 kali pada tahun ini, seiring mendinginnya tingkat Inflasi. DEBAT CALON PRESIDEN AS PERTAMA pada hari Kamis lalu antara Presiden AS Joe Biden dan saingannya dari Partai Republik Donald Trump juga turut mempengaruhi sentimen dan faktor ketidakpastian pasar saham, mengutip kinerja petahana yang goyah dan elektabilitas Trump yang cukup tinggi.

• ARAH MARKET: Data dari Goldman Sachs menunjukkan bahwa hedge funds secara agresif menjual saham-saham Teknologi saat ini, dengan nilai penjualan bersih pada sektor ini di bulan Juni merupakan rekor penjualan terbesar. Begitu data Inflasi terbukti terkendali, para analis mengantisipasi sector rotation dari sektor Teknologi ke sektor-sektor lain yang laggard tahun ini asal didukung oleh data laba perusahaan yang positif . Bloomberg survey menyatakan 52% responden percaya bahwa harga saham-saham S&P500 saat ini telah overpriced. Lebih lanjut, 40% responden mengantisipasi koreksi terjadi pada S&P500 sebesar 10% di tahun ini, di mana 55% responden percaya hal tersebut bisa mulai terjadi bulan depan. JPMorgan memprediksi resiko penurunan S&P500 sebesar 23% ke level 4200; dipicu keraguan terhadap kemampuan saham untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan pendapatannya hingga paruh kedua tahun ini.

• KOMODITAS: Untuk minggu lalu, harga BRENT naik 0.02% sementara US WTI membukukan kerugian 0.2%. Kedua harga acuan minyak mentah dunia tsb naik sekitar 6% pada bulan Juni. Sentimen yang mendasarinya : Gangguan suplai minyak mentah global seiring meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah (Israel vs Hezbollah Lebanon yang ditakutkan akan meluas ke Iran, sang produsen besar minyak) dan Eropa (Russia vs Ukraine, di mana Russia mulai pertimbangkan untuk mengurangi hubungan dengan Negara Barat karena mereka dinilai terlalu ikut campur dalam urusan Perang Ukraina); Sementara peningkatan mengejutkan dalam stok minyak mentah dan bensin AS di musim panas yang seharusnya merupakan saat yang tepat untuk musim berkendara (Road trip), menghalangi harga komoditas ini naik lebih tinggi karena lagi-lagi mengindikasikan demand yang lemah.

This Week’s Ooutlook

• Laporan ketenagakerjaan AS pada hari Jumat akan menjadi sorotan pada pekan yang dipersingkat libur weekend peringatan hari kemerdekaan AS 4th July, seiring pasar mencari kejelasan kapan tepatnya penurunan suku bunga dapat dimulai. Komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan diawasi dengan ketat, bersama dengan risalah pertemuan terbaru bank sentral AS pada hari Rabu. Pemilu di Perancis dan Inggris juga akan membuat pasar tetap waspada.

Berikut beberapa fokus yang perlu dipantau oleh pasar investor di pekan ini :
• DATA TENAGA KERJA AS: Para investor akan memusatkan perhatian mereka pada laporan NONFARM PAYROLLS pada hari Jumat seraya mencari indikasi baru kapan Federal Reserve mungkin mulai menurunkan suku bunganya. Para ekonom memperkirakan perekonomian AS akan menambah 189,000 lapangan kerja di bulan Juni , setelah di bulan sebelumnya memberi kejutan naik (Di atas perkiraan) sebesar 272,000, membuktikan kuatnya pasar tenaga kerja. Menjelang data Nonfarm Payrolls, laporan US JOLTs JOB OPENINGS pada hari Selasa diperkirakan menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan kembali menurun pada bulan Mei, menunjukkan para perusahaan telah berhasil mengisi posisi-posisi yang dibutuhkan.

• KOMENTAR PARA PETINGGI BANK SENTRAL & RILIS NOTULEN FOMC MEETING : Fed Chairman Jerome Powell akan hadir di forum tahunan Bank Sentral Eropa di Sintra, Portugal pada hari Selasa. Powell, bersama dengan Presiden ECB Christine Lagarde akan berpartisipasi dalam diskusi panel mengenai “Kebijakan moneter di era transisi”, di mana para investor mencari wawasan baru mengenai kebijakan suku bunga ke depannya. Sementara itu, risalah pertemuan The Fed bulan Juni akan diuraikan pada hari Rabu berdasarkan pandangan bank sentral mengenai prospek ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruhi prospek kebijakan moneter.

• PEMILU DI PERANCIS & INGGRIS : Perancis akan melakukan pemungutan suara pada hari Minggu, putaran pertama Pemilu cepat yang mengejutkan dan telah mengguncang pasar. Seminggu kemudian, para investor akan menantikan petunjuk hasil putaran kedua. Sementara itu, jajak pendapat pada hari Kamis memperkirakan kemenangan telak Partai Buruh di Inggris, mengirim Poundsterling kembali ke tingkat yang belum pernah terlihat sejak pemungutan suara Brexit tahun 2016. Para trader melihat kembalinya stabilitas setelah gejolak politik yang hebat selama 14 tahun pemerintahan Partai Konservatif dan berspekulasi bahwa pemimpin Partai Buruh Keir Starmer dapat membangun kembali hubungan perdagangan dengan Eropa.

• INFLASI EUROZONE: Zona Euro akan merilis data Inflasi (Juni) pada hari Selasa, menyusul laporan Jerman pada hari Senin, dengan para ekonom memperkirakan akan ada sedikit perlambatan baik pada headline maupun core inflation setelah kenaikan pada bulan Mei. Pada hari Kamis, ECB akan mempublikasikan notulen rapat bulan Juni, ketika mereka memangkas suku bunga untuk pertama kalinya sejak September 2019 ; selangkah di depan rencana rate cut The Fed.

• PMI CHINA : Data resmi pada hari Minggu menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur di China menurun untuk bulan kedua di bulan Juni sementara aktivitas jasa merosot ke level terendah dalam 5 bulan, menyerukan urgensi agar stimulus tetap berlanjut ketika ekonomi terbesar kedua di dunia ini berjuang untuk mendapatkan momentum. PMI Manufaktur Caixin, yang sedianya dirilis pada hari Senin ini, diperkirakan akan turun. Para analis memperkirakan China akan meluncurkan lebih banyak langkah-langkah dukungan kebijakan dalam jangka pendek, sementara janji pemerintah untuk meningkatkan stimulus fiskal terlihat membantu mendorong konsumsi domestik ke tingkat yang lebih tinggi.

• INDONESIA : Akan menantikan angka INFLASI (June) di awal pekan ini dengan perkiraan : melemah ke angka 2.7% YoY, versus 2.84% di bulan sebelumnya. Namun Core Inflation (Jun) diantisipasi sedikit memanas ke 1.96% YoY, daripada 1.93% pada bulan sebelumnya. Para investor pun akan mengawali fokus perhatian atas data ekonomi dari Nikkei Manufacturing PMI (Jun) pada hari Senin, dan diakhiri oleh FX Reserves (June) pada hari Jumat.

Download full report HERE.