Today’s Outlook:

MARKET SENTIMENT: Sentimen pasar juga melemah karena Institute for Supply Management (ISM) menjelaskan data manufaktur AS tetap lesu dalam wilayah kontraksi untuk bulan August meskipun ada sedikit perbaikan dari level terendah 8 bulan pada bulan Juli. US Construction Spending (Jul) juga terkontraksi lebih jelek dari perkiraan. Lebih jauh lagi, September secara luas dianggap sebagai salah satu bulan terburuk untuk kinerja pasar saham berdasarkan data yang ada sejak tahun 1950-an. Para pelaku pasar menunggu beberapa laporan pasar tenaga kerja menjelang data Nonfarm Payrolls untuk bulan Agustus yang akan dirilis pada hari Jumat  nanti. FOMC MEETING 17-18 September akan diamati secara ketat setelah Fed Chairman Jerome Powell baru-baru ini mendukung pelonggaran kebijakan moneter. Peluang pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin berada di 63%, menurut CME FedWatch Tool, sementara peluang pivot yang lebih besar yaitu 50 bps berada di 37%. Bisa dimengerti kenapa para investor akan cukup nervous pekan ini menyambut data tenaga kerja AS, mengingat sell-off awal August dipicu oleh angka payroll yang tidak memenuhi harapan; apalagi ketika saat ini equity market masih berada di sekitar posisi puncak dan sektor Teknologi memulai runtuhan awalnya. Di satu sisi, analis Citi justru berpikiran bahwa lemahnya pasar tenaga kerja AS masih akan berlanjut dalam data Agustus, yang mungkin bisa jadi alasan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Nanti malam JOLTS JOB OPENINGS (Jul) akan memulai rangkaian data tenaga kerja AS .

ASIAN MARKET: Data PMI yang lemah dari CHINA & US are setting the negative tone, dan lebih banyak laporan PMI dari Asia – Pasifik dijadwalkan akan rilis pada hari Rabu, termasuk PMI sektor jasa ‘tidak resmi’ Caixin dari China. Angka PMI ‘resmi’ China pada akhir pekan menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur merosot ke level terendah 6 bulan pada Agustus karena harga pabrikan jatuh dan pemilik pabrik kesulitan mendapatkan pesanan. Saham Shanghai dibuka pada hari Rabu di level terendah 7 bulan.

KOMODITAS: Selama sesi perdagangan yang volatile pada hari Selasa, harga MINYAK anjlok ke level terendah sejak pertengahan Desember, dengan futures BRENT turun 4.9% menjadi USD 73.75 per barel, dan US WTI turun 4.4% menjadi USD 70.34 per barel. Sell-off di harga minyak ini terjadi karena berita mengenai potensi penyelesaian sengketa di Libya yang telah menyebabkan terhentinya produksi dan ekspor minyak mentah negara tersebut. Dilaporkan bahwa badan legislatif Libya telah sepakat untuk menunjuk gubernur bank sentral yang baru dalam 30 hari, setelah diskusi yang disponsori oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada hari Senin, pelabuhan utama Libya menghentikan ekspor minyak, dan produksi dihentikan di seluruh negeri karena kebuntuan antara faksi-faksi yang bersaing untuk menguasai bank sentral dan akses ke pendapatan minyak. Dampak dari sengketa tersebut terhadap produksi minyak Libya sangat mencolok. National Oil Corporation (NOC) melaporkan bahwa total produksi turun drastis menjadi sedikit di atas 591,000 barel per hari (bpd) pada 28 Agustus, turun dari hampir 959,000 bpd dua hari sebelumnya, menurut Reuters. Ini menandai penurunan signifikan dari sekitar 1.28 juta bpd pada 20 Juli, yang menunjukkan parahnya pemotongan produksi.

Corporate News
BAF: Bussan Auto Finance (BAF) Siapkan IDR 625 Miliar Lunasi Obligasi Jatuh Tempo
Perusahaan multifinance PT Bussan Auto Finance mengumumkan rencana pelunasan obligasi jatuh tempo. Obligasi Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2021 Seri B akan jatuh tempo pada 28 September mendatang dengan pokok sebanyak IDR 625 miliar dan bunga IDR 8.98 miliar. Direktur Bussan Auto Finance Sigit Sembodo mengungkapkan rencana pengiriman kepada agen pembayaran dijadwalkan pada 27 September mendatang. “Perseroan menyampaikan bahwa perseroan telah menyiapkan dana untuk melakukan pelunasan pokok dan bunga terakhir penawaran umum berkelanjutan I dengan detil pokok IDR 625 miliar, tanggal jatuh tempo 28 September 2024, bunga IDR 8.98 miliar, dan rencananya tanggal pengiriman kepada agen pembayaran 27 September 2024,” tulis Sigit dalam keterangannya dalam keterbukaan informasi dikutip pada Selasa (3/8/2024). Sebelumnya, Bussan Auto Finance juga telah melakukan pelunasan pokok dan bunga terakhir Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2021 Seri B dan Obligasi Berkelanjutan II Tahap III Tahun 2023 Seri A dengan jumlah pokok obligasi masing-masing IDR 725 miliar dengan jumlah bunga ke-12 IDR 12.5 miliar yang jauh tempo pada 27 April 2024, serta IDR 401 miliar dengan jumlah bunga ke-4 IDR 6.66 miliar yang jatuh tempo pada 28 April 2023. Bussan Auto Finance juga masih memiliki satu obligasi jatuh tempo pada 15 Desember 2024 yakni Obligasi Berkelanjutan I Tahap IV Tahun 2021. (Bisnis)

Domestic Issue
Penawaran Masuk di Lelang SUN, Selasa (3/9), Tembus IDR 45.49 Triliun
Lelang Surat Utang Negara (SUN) cukup solid di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika dan stabilnya perekenomian domestik. Investor terpantau banyak menawar pada SUN tenor 6 dan 11 tahun. Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, minat investor pada lelang SUN pekan ini didukung adanya indikasi soft landing ekonomi Amerika Serikat (AS). Hal itu karena melihat tingkat inflasi PCE AS yang stabil pada level 2.5% yoy, sehingga mendorong ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed Fund Rate sebesar 25bps dari sebelumnya 50bps. Sementara itu, sentimen positif dari domestik berasal dari data inflasi bulan Agustus 2024 pada level 2.12% yoy atau terjaga dalam kisaran target 2.5±1%. Alhasil, total nilai penawaran masuk pada lelang SUN kali ini mencapai IDR 45.49 triliun atau 2.07 kali dari target indikatif. ‘’Minat investor pada lelang SUN hari ini masih cukup solid,’’ ujar Deni dalam keterangan yang dibagikan, Selasa (3/9). Deni mencermati, permintaan investor secara keseluruhan masih dominan pada surat utang tenor 6 tahun dan 11 tahun yakni seri FR0104 dan FR0103. Kontribusi penawaran masuk (incoming bids) dan penawaran dimenangkan (awarded bids) dari kedua seri tersebut masing-masing sebesar 64.79% dari total incoming bids dan 81.59 % dari total awarded bids. Di samping itu, animo investor asing pada lelang SUN kali ini juga masih sangat baik dengan total incoming bids mencapai IDR 12.4 triliun. Mayoritas dari incoming bids tersebut berada pada SUN tenor 11 tahun sebesar IDR 6.11 triliun atau 49.31% dari total incoming bids investor asing, dan dimenangkan sebesar IDR 4.85 triliun atau 22.1% dari total awarded bids. Adapun seiring dengan relatif stabilnya pasar Surat Berharga Negara (SBN) dalam dua pekan terakhir, weighted average yield (WAY) obligasi negara yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini turun sebesar 2 s.d. 4 bps, apabila dibandingkan dengan level WAY lelang SUN sebelumnya.(Kontan)

Recommendation
US10YT sangat obedient dengan resistance upper channel yang mrnghakangi yield mematahkan trend turun ini. Sebaliknya, yield malah resort back to their support level around yield 3.82-3.78%, sambil menunggu indicator ekonomi US Payroll rilis berantai pekan ini. ADVISE: WAIT & SEE.

Jika US10YT berbalik arah di resistance, maka ID10YT justru lanjutkan rebound dari support lower channel dan makin menguat menembus resistance awal: MA10 / yield 6.63%, bahkan saat ini sudah berada di depan pintu kedua: MA20 / yield 6.69%. ADVISE: WAIT & SEE, Antisipasi pelemahan harga lebih lanjut seiring langkah penguatan yield.

Download full report HERE.