Today’s Outlook:

MARKET AS & GLOBAL : Awal minggu yang akan diwarnai dengan tiga pertemuan bank sentral dunia, yang mungkin dapat membuat Amerika Serikat dan Inggris membuka pintu bagi penurunan suku bunga. Belum lagi data tenaga kerja AS untuk Juli, plus survei yang diawasi ketat tentang manufaktur AS dan global, serta data GDP dan inflasi Eurozone pun akan dirilis akhir pekan ini. Di lain pihak, Departemen Keuangan AS akan menguraikan rencana penjualan obligasinya untuk kuartal ini, sementara pertemuan politbiro China diharapkan dapat menelurkan lebih banyak stimulus setelah penurunan suku bunga yang mengejutkan minggu lalu. Setelah laporan Inflasi Juni yang menjinak, pasar bertaruh bahwa Federal Reserve akan punya alasan yang lebih solid untuk memutuskan penurunan suku bunga di bulan September, pada akhir FOMC MEETING pada hari Rabu depan. Survey telah sepenuhnya memperkirakan pelonggaran 25bps dan bahkan memperhitungkan 12% peluang pemotongan 50bps , dan juga telah memperkirakan pemangkasan 68 bps lagi di bulan Desember.

Nanti malam para investor akan menantikan data CB CONSUMER CONFIDENCE (Jul) serta laporan pertama dari rangkaian data tenaga kerja AS yaitu JOLTS JOB OPENINGS, di mana diramalkan akan ada pertambahan lowongan pekerjaan sebanya 8,03 juta di bulan June, berbanding dengan 8,14 juta di bulan sebelumnya.

MARKET ASIA & EROPA : Hari ini banyak data yang akan membuat para investor fokuskan perhatian ke benua EROPA : GERMAN GDP akan jadi sorotan pasar Zona Euro hari ini di mana mereka perkirakan angka awal pertumbuhan ekonomi kuartal 2 berada pada level 0.1% qoq, melambat dari kuartal sebelumnya 0.2%. Menyusul sorenya, GDP EUROZONE akan dipantau apakah mampu mencapai 0.6% qoq pada kuartal 2 tahun ini, menguat dari 0.4% di kuartal sebelumnya. Finally, angka GERMAN CPI akan menutup data penting Eropa malam ini ketika angka aktual dibandingkan dengan estimasi 2.2% yoy untuk Inflasi bulan Juli. Pantauan BANK SENTRAL Asia & Eropa pekan ini : BANK OF JAPAN juga akan bertemu pada hari Rabu, dan pasar mengisyaratkan kemungkinan 70% bahwa mereka akan menaikkan suku bunga sebesar 10 bps menjadi 0,2%, dengan beberapa skenario mereka dapat memutuskan sebesar 15bps. Sebaliknya, para investor justru kurang yakin apakah BANK OF ENGLAND akan melonggarkan kebijakan moneter pada pertemuan hari Kamis, dengan futures menunjukkan adanya 51% peluang pemotongan.

CURRENCY & FIXED INCOME : DOLLAR INDEX, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang major dunia lainnya termasuk Yen dan Euro, naik 0.18% pada 104.56. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun selaku benchmark , turun 3bps menjadi 4.171%, terendah dalam lebih dari 1minggu.

KOMODITAS : EMAS tergelincir karena Dollar menguat. Harga spot emas turun 0.08% menjadi USD 2,383.64 / ons, dan futures emas AS ditutup turun 0.1% pada USD 2,377.80. Dari sudut komoditas lain, harga MINYAK turun dalam perdagangan yang volatil ; dipicu oleh perkembangan Perang Gaza di mana pejabat Israel mengatakan mereka ingin menghindari eskalasi konflik Timur Tengah bahkan setelah adanya serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, di mana Israel dan Amerika Serikat menuduh kelompok bersenjata Lebanon, Hezbollah yang bertanggung jawab. Futures minyak mentah BRENT ditutup turun 1.7% pada USD 79.78 / barel ; sedangkan US WTI AS berakhir 1.8% lebih rendah pada USD 75.81 / barel.

Corporate News
ADMF: Adira Finance Siap Lunasi Dua Obligasi Jatuh Tempo pada Semester II/2024
Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance akan melunasi dua obligasi yang jatuh tempo pada semester II/2024. Kedua obligasi tersebut adalah Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap VI Tahun 2019 Seri C dengan nilai emisi IDR 190 miliar yang jatuh tempo pada 4 Oktober 2024, dan Obligasi Berkelanjutan VI Adira Finance Tahap II Tahun 2023 dengan nilai emisi IDR 834.39 miliar yang jatuh tempo pada 19 November 2024. Direktur Adira Finance, Sylvanus Gani Mendrofa, menyatakan bahwa likuiditas Adira Finance saat ini cukup baik untuk melunasi kewajiban keuangannya. “Perusahaan berencana untuk melunasi pokok obligasi beserta bunganya pada tanggal jatuh tempo dengan menggunakan kas internal perusahaan,” ujar Gani kepada Bisnis, Minggu (26/7/2024). Pada kuartal I/2024, kas dan kas di bank akhir periode ADMF tercatat sebesar IDR 1.71 triliun, naik dibandingkan kuartal I/2023 yang sebesar IDR 1.39 triliun. Dengan kinerja keuangan tersebut, Gani menyebut ADMF mampu melunasi kewajiban keuangannya sekaligus mendanai kebutuhan bisnis perseroan. (Bisnis)

Domestic Issue
Rasio Utang Semester I 2024 Hampir 40% dari PDB, Sentuh IDR 8.444 T
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan posisi utang Indonesia per Juni 2024 menyentuh IDR 8,444.87 triliun. Dengan demikian, rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat mencapai 39.13%. Melansir dokumen APBN Kita Edisi Juli 2024 yang diterbitkan Kemenkeu, posisi utang tersebut tercatat naik IDR 91.85 triliun dibanding bulan sebelumnya yang sebesar IDR 8,353.02 triliun. “Per akhir Juni 2024, profil jatuh tempo utang pemerintah terhitung cukup aman dengan ratarata tertimbang jatuh tempo (average time maturity/ATM) di 7.98 tahun,” sebagaimana tertulis dalam dokumen APBNKita Edisi Juli 2024, dikutip Selasa (30/7/2024). Berdasarkan komposisi, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat sebesar IDR 7,418.76 triliun atau 87.5% dari total utang pemerintah per Juni 2024, kemudian terbagi kembali menjadi IDR 1,451.07 atau 17.18% merupakan SBN Valas dan IDR 5,967.70 atau 70.67% adalah SBN Domestik. Jika dibanding bulan sebelumnya, utang yang berasal dari SBN tercatat naik IDR 71.26 triliun atau tumbuh sekitar 0.97% secara bulanan. Dengan begitu, kenaikan utang dari SBN masih mendominasi pertumbuhan utang pemerintah per Juni 2024. Sementara itu, 12.15% sisanya atau IDR 1,026.11 triliun merupakan pinjaman, secara rini pinjaman dalam negeri tercatat sebesar IDR 34.1 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar IDR 988.01 triliun. Utang pemerintah yang berasal dari pinjaman tercatat naik IDR 20.59 triliun jika dibandingkan posisi akhir Mei 2024, angka itu tumbuh 2.05% secara bulanan. “Rasio utang per akhir Juni 2024 yang sebesar 39.13% terhadap PDB, tetap konsisten terjaga di bawah batas aman 60% PDB sesuai UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara,” katanya. Rasio utang terhadap PDB posisi Juni 2024 sebesar 39.13% telah melebihi rentang batas rasio utang yang dipatok pemerintah untuk tahun 2025 yakni, sebesar 37.82% – 38.71% terhadap PDB. (Bloomberg Technoz)

Recommendation
US10YT kembali mencobai area Support dari level previous Low sekitar yield 4.16%, di mana kali ini indikator RSI menunjukkan positive divergence, tepat ketika candle pun membentuk long-leg Hammer / Dragonfly (indikasi bullish reversal soon). Timing is crucial , apalagi pada saat pasar menantikan FOMC Meeting 30-31Juli ini . Resistance terdekat : MA10 & MA20 sekitar yield 4.23%-4.24% ; jika mampu ditembus berarti akan mengantar yield kembali menguat ke arah 4.315%. Sebaliknya, jika ternyata rapat The Fed memberi kejutan pemotongan suku bunga secara tidak terduga maka yield akan menuju support lower channel around 4.07%.

ID10YT tampaknya malah mendahului keputusan Federal Reserve dengan yield berbalik turun setelah tak kuasa menembus tumpukan Resistance MA untuk balik ke atas level psikologis 7.0%. ID10YT akan kembali mencobai Support dari level previous Low pada yield 6.90% sebelum terus meluncur turun menuju yield 6.84% / 6.76%-6.74%. ADVISE : antisipasi penguatan harga yang masih akan terus terjadi.

Download full report HERE.