-GOVERNMENT BONDS-
Perpanjangan PSBB Tekan Pasar SUN. Sejumlah pelaku pasar merespon negatif pada keputusan pemerintah DKI Jakarta, yang memperpanjang PSBB hingga 27 Agustus mendatang. Keputusan ini, ditengah jumlah konfirmasi kasus positif Covid-19 di DKI yang menjadi 27.863 kasus. Investor juga merespon sentimen negatif eksternal, yaitu belum adanya kesepakatan mengenai stimulus pemerintah AS. Di sisi lain, investor relatif minati SUN tenor pendek dengan tenor 5-tahun catatkan penurunan yield ke level 5,84%. Sementara, BI aktif masuk ke pasar SBN sebagai bagian dari skema burden sharing antara BI dan pemerintah. Kepemlikan BI di SBN meningkat menjadi senilai IDR 535,4 triliun per 12 Agustus, atau naik 96% dari posisi awal tahun senilai IDR 273,2 triliun.

-CORPORATE BONDS-
Mayora Indah Terbitkan Obligasi IDR 500 Miliar. Mayora Indah Tbk (MYOR IJ) menawarkan obligasi dengan target emisi maksimal IDR 500 miliar. Emisi ini merupakan bagian dari PUB II senilai total IDR 2 triliun. Mayora akan menerbitkan 4 seri obligasi, yaitu: Seri A tenor 370-hari; Seri B tenor 4-tahun; Seri C tenor 5-tahun; dan Seri D tenor 7-tahun. Adapun, dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada anak usaha Mayora Indah, yaitu Torabika Eka Semesta untuk pembiayaan modal kerja. Dana tersebut akan digunakan untuk kegiatan operasional anak usaha seperti pembelian bahan baku, bahan pembungkus, dan pembayaran biaya operasional lain yang dapat timbul. Masa penawaran awal obligasi berlangsung pada 14-25 Agustus 2020. Sementara, penawaran umum dijadwalkan pada 2–4 September 2020. Obligasi berkelanjutan Protelindo mendapat peringkat AA dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Obligasi ini juga tidak memiliki jaminan khusus. (Bisnis Indonesia)

-MACROECONOMY-
RAPBN 2021 Mengakomodasi Ketidakpastian Ekonomi. Pemerintah optimistis Rancangan Anggaran Pendaptan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021 akan mengakomodasi ketidakpastian ekonomi yang terjadi. Dengan adanya ketidakpastian ini tingkat kemiskinan sudah meningkat di tahun 2020. Kebijakan fiskal berperan ketika aktivitas ekonomi relatif berhenti yang disebabkan ketidakpastian yang sangat besar. Pemerintah sudah menyiapkan postur untuk mengakomodasi bantuan terhadap masyarakat miskin, dengan jumlah bantuan sosial tetap naik. Di saat yang sama bantuan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga akan tetap dilakukan. Pemerintah tetap bersiap dengan ketidakpastian tambahan oleh karena itu defisit (APBN) diperlebar, walaupun tetap lebih rendah dari defisit 2020. Kalau di 2020 6,34% maka di 2021 ini tetap dalam konteks disiplin fiskal meskipun pengeluarannya tidak turun. (Investor Daily)

-RECOMMENDATION-
Investor Cermati PBS028. Jumlah kasus positif Covid-19 yang meningkat, membuat PSBB kembali diterapkan di wilayah Jakarta. Kebijakan ini membuat nilai tukar rupiah melemah. Kemarin, rupiah ditutup melemah 0,1% ke level IDR 14.775/USD di pasar spot. Sementara, kurs tengah BI melemah 0,7% ke level IDR 14.877/USD. Pergerakan rupiah kemarin, juga di tengah penantian pidato pertanggungjawaban anggaran oleh presiden. Dari sisi eksternal, penantian hasil rapat kongres dan pemerintah AS mengenai paket stimulus pandemi akan membebani dolar AS. Hal ini dapat memberikan sedikit sentimen positif bagi pergerakan rupiah. Investor dapat mulai mencermati PBS028, jelang lelang Sukuk Selasa pekan depan. Dalam lelang sebelumnya, pemerintah agresif memenangkan tenor panjang PBS028 senilai IDR 5 triliun (bid to cover ratio) dari penawaran masuk seri ini senilai IDR 9,7 triliun.