-GOVERNMENT BONDS-
Pasar SUN akhir pekan bergerak mixed, ditengah aksi jual asing di pasar Surat Berharga Negara. Investor asing melakukan net sell senilai IDR 4 triliun atau selama periode 26 Juni hingga 1 Juli. Pergerakan SUN akhir pekan juga ditengah ketidakpastian kondisi politik global, membuat investor menghindari tenor menengah dan panjang. Pengesahan undang-undang keamanan Hong Kong oleh pemerintah China, berpotensi meningkatkan ketegangan regional. Di sisi lain, sejumlah investor merespon positif kenaikan indeks manufaktur Indonesia dari bulan Mei 28,6 menjadi Juni 39,1. Indeks manufaktur yang membaik ini sebagai bukti kalau pelonggaran pembatasan yang dirancang mengendalikan pandemi Covid-19 mampu meningkatkan aktivitas industri pengolahan.

Penerbitan Samurai Bonds Senilai 100 Miliar Yen. Pemerintah menerbitkan SUN berdenominasi yen Jepang (Samurai Bonds) senilai 100 miliar yen. Penerbitan ini adalah strategi untuk membiayai defisit anggaran tahun 2020 sebesar 6,34% dari produk domestik bruto (PDB). Kementerian Keuangan (Kemkeu) menerbitkan lima seri Samurai Bonds, yaitu seri RIJPY0723, RIJPY0725, RIJPY0727, RIJPY0730, dan RIJPY0740. Sebagai catatan, hingga Juni 2020 pemerintah telah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) senilai IDR 630,5 triliun atau 41,2% dari target SBN bruto. Selain Samurai Bonds, pemerintah juga telah menerbitkan Global Bonds USD 4,3 miliar (6 April 2020); Global Sukuk USD 2,5 miliar (17 Juni 2020); dan SBN Ritel dan Sukuk Wakaf sampai 1H20 senilai IDR 14,39 triliun. (Kontan)

-MACROECONOMY-
World Bank: Infrastruktur Defisit USD 1,6 Triliun. World Bank menilai Indonesia mencatatkan pembangunan masif dalam 20 tahun terakhir. Di sisi lain, kesenjangan bidang infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi Indonesia untuk bersaing dengan negara lain. Kurangnya investasi menuebabkan defisit inrastruktur hingga USD 1,6 triliun, akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Oleh sebab itu, World Bank menilai Indonesia lebih fokus mengumpulkan pendapatan domestik; meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengeluaran publik; dan pemerintah Indonesia perlu mengelola pinjaman secara hati-hati baik ditingkat pusat maupun daerah. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Investor Menantikan Rilis Data Ekonomi. Pertama, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan Juni yang diproyeksikan membaik ke level 84; Kedua, PMI sektor jasa AS bulan Juni yang diproyeksikan naik ke level 46,7 mengindikasikan AS belum berekspansi dan masih terkontraksi; Ketiga, Cadangan Devisa Indonesia bulan Juni yang diproyeksikan naik ke level USD 131,7 miliar ditengah keputusan BI memangkas suku bunga acuan menjadi 4,25%; Keempat, unemployment rate AS pekan lalu yang diproyeksikan di angka 1,38 juta atau lebih baik dari pekan sebelumnya 1,43 juta. Selain PBS002 dan PBS026, investor dapat mulai mencermati PBS022 dan PBS005, yaitu seri-seri yang akan ditawarkan pada lelang Sukuk Selasa (07/07) besok.