-GOVERNMENT BONDS-
Investor Mencermati Independensi BI. Tekanan masih terjadi pada harga obligasi di semua tenor. Rencana pemerintah merevisi UU Bank Indonesia berpengaruh pada independensi BI. Hal ini ditengah pemberitaan pembentukan Dewan Moneter yang akan membawahi BI dalam draft RUU. Selain itu, investor juga mencermati pasokan SBN akan meningkat akibat adanya kemungkinan pemerintah dan BI tetap akan menjalankan skema burden sharing. Skema ini terus dilakukan hingga tahun 2022, jika pertumbuhan ekonomi di bawah target. Pemerintah menargetkan ekonomi tahun 2021 berada dalam kisaran 4,5%-5,5%. Pelaku pasar mengkhawatirkan kebijakan tersebut akan memicu kenaikan inflasi di Indonesia, yang akan menggerus real return obligasi domestik Indonesia.

-CORPORATE BONDS-
Soho Global akan Konversi Obligasi. Quadria Capital Investment Management Pte Ltd melalui salah satu private fund, yakni Medisia Investment Holdings Pte Ltd, akan menukar obligasi wajib konversi (convertible notes) dengan saham baru PT Soho Global Health. Aksi ini akan dilakukan bersamaan dengan pencatatan perdana saham (listing) produsen Imboost dan multivitamin Curcuma Plus tersebut. Berdasarkan prospektus Soho Global, perseroan akan menerbitkan 533,29 juta saham baru dari portepel perseroan untuk keperluan empat aksi korporasi sekaligus. Pertama, perseroan melepas sebanyak 114,38 juta saham atau setara 13,78% dari modal ditempatkan dan disetor untuk masyarakat dalam rangka penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Selanjutnya, perseroan siap menerbitkan saham baru sebanyak 233,52 juta saham atau setara 18,4% dari modal ditempatkan dan disetor dalam rangka pelaksanaan konversi obligasi. Diketahui, convertible notes Medisia ini merupakan hasil perjanjian (master agreement) yang dibuat antara Soho Global dengan Medisia dan Eng Liang Tan sebagai pemegang saham utama pada 19 Desember 2014, kemudian diubah pada 21 Juni 2020. Berdasarkan perjanjian, perseroan menyetujui untuk menerbitkan surat utang yang dapat dikonversi menjadi saham baru dengan harga pelaksanaan yang sama dengan harga penawaran IPO. Sebagai informasi, harga penawaran IPO Soho Global sebesar IDR 1.820 per saham. Adapun total agregat nomimal convertible notes Medisia mencapai IDR 522,74 miliar. Dana hasil penerbitan obligasi ini telah digunakan perseroan sesuai dengan perencanaan bisnis dan operasi tahunan. (Investor Daily)

-MACROECONOMY-
Tahun depan insentif pajak karyawan dicabut. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengumumkan insentif pajak penghasilan (PPh) pasal 21 yang menjadi basis pajak karyawan tidak diberikan lagi di tahun depan. Insentif perpajakan kami tetap lakukan, tetapi PPh pasal 21, PPh pasal 25, PPh 22 impor tidak dilakukan lagi untuk tahun depan, kata Menkeu Sri Mulyani. Sri Mulyani memastikan insentif perpajakan yang ada dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 hanya percepatan pengembalian atau restitusi pajak pertambahan nilai (PPN). Selain itu, ada insentif pajak ditanggung pemerintah (DTP). Tapi, Menkeu belum bilang jenis pajak apa yang akan menggunakan mekanisme DTP. Yang jelas total anggaran insentif pajak untuk dunia usaha dalam program PEN 2020 mempunyai pagu sebesar IDR 20,4 triliun. Pagu tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan lokasi anggaran insentif di tahun ini senilai IDR 120,61 triliun. Atau hanya sekitar 16,9% dari total pagu tahun ini. Sebagai catatan, tahun ini insentif pajak diberikan dalam bentuk percepatan restitusi PPN, pengurangan angsuran PPh pasal 25, PPh 22 impor DTP, PPh pasal 21 DPT, dan penurunan tarif PPh badan dari 25% menjadi 22%. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Investor Cermati Lelang SUN. Investor mulai mencermati penawaran kembali FR0086 dan FR0087 di tengah tren suku bunga rendah. Faktor likuiditas tenor pendek menjadi penting, ditengah volatitilitas pasar obligasi saat ini. Di sisi lain, investor juga dapat mencermati tenor panjang FR0083 dan FR0076 yang saat ini tengah diminati oleh investor asing. Sejumlah pelaku pasar minati tenor panjang karena menawarkan yield yang tinggi ditengah tren suku bunga rendah saat ini. Kemarin, nilai tukar rupiah melemah 0,22% ke level IDR 14.778/USD di pasar spot. Sementara, kurs tengah BI melemah tipis 0,09% ke level IDR 14.818/USD.