Today’s Outlook:
US President Joe Biden & pejabat kubu Republikan McCarthy telah bertemu Kamis kemarin dan hampir mencapai kata sepakat untuk menaikkan pagu utang AS demi menghindari gagal bayar secepat2nya saat jatuh tempo 1Juni nanti, di mana pemerintah AS hanya tinggal tersisa USD 70milyar dana operasional untuk membayar tagihan2nya. Ancaman gagal bayar ini bisa membuat rating kredit AS mendapat downgrade dari lembaga pemeringkat seperti Fitch. Dari laporan makroekonomi, AS merevisi pertumbuhan ekonomi 1Q23 menjadi 1.3% (dari forecast 1.1%) namun memang melemah dari kuartal sebelumnya di 2.6% ; serta melaporkan klaim pengangguran naik menjadi 229ribu dari minggu sebelumnya 225ribu, namun masih di bawah perkiraan 250ribu. Kedua pembacaan tsb menandakan ekonomi AS masih kuat dan memupuskan harapan akan adanya pengereman laju kenaikan suku bunga bulan depan. Pelaku pasar mulai memperhitungkan 50% kemungkinan adanya kenaikan suku bunga lanjutan pada FOMC Meeting 13-14Juni (dari 28% probabilitas sebelumnya), seperti dilansir Fed Rate Monitor Tool. Akibat ketidakpastian pasar, yield US Treasury tenor 2tahun menyentuh titik tertinggi sejak Maret lalu.

Dari benua Eropa, Jerman mengumumkan GDP 1Q23 turun ke tingkat -0.2% yoy (jauh di bawah ekspektasi dan kuartal sebelumnya yang masih di wilayah positif , masing-masing 0.2% dan 0.3%) . Sedangkan hari ini akan dinantikan angka Retail Sales (Apr.) dari Inggris serta beberapa data ekonomi penting dari AS seperti Core  Durable Goods Orders (Apr.) , Core PCE Price Index (Apr.), Personal Spending, Michigan Consumer Expentations & Sentiment (May). Bank Indonesia memutuskan untuk menjaga BI7DRR tetap di tingkat 5.75%, serta kembali mengutarakan optimisme proyeksi GDP pada rentang 4.5-5.3% didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih agresif pada semester dua tahun ini.

Corporate News
Kemenkeu Incar Rp150 T dari Penerbitan SBN Ritel Tahun Ini Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Keuangan) menaikkan target penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel sebesar IDR 150 triliun pada tahun ini. Kenaikan penerbitan SBN ritel itu dilakukan melalui seri Obligasi Negara Ritel (ORI), Sukuk Negara Ritel (SR), Savings Bond Ritel (SBR), dan Sukuk Tabungan (ST), dan Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS). Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan kenaikan penerbitan tersebut dilakukan sesuai arahan Menkeu Sri Mulyani. Ia menyebut Sri Mulyani ingin memberikan kesempatan pada investor untuk berinvestasi pada SBN ritel. Hal ini tak lepas dari permintaan tahun lalu yang meningkat. Ia menuturkan capaian penerbitan SBN ritel terus meningkat pada 2020, 2021 dan 2022 masingmasing sebesar IDR 76 triliun, IDR 97 triliun, dan IDR 107 triliun. (CNN Indonesia)

Domestic Issue
KB Finansia (KreditPlus) Tawarkan Obligasi Rp 1 T Perusahaan pembiayaan PT KB Finansia Multi Finance alias KreditPlus juga tengah memulai penawaran obligasinya. KB Finansia alias KreditPlus saat ini tengah menggelar penawaran awal atas Obligasi II KB Finansia Multi Finance Tahun 2023. Jumlah pokoknya maksimal sebesar IDR 1 triliun. Dana hasil penawaran obligasi akan KB Finansia gunakan untuk melunasi pokok utang Obligasi I KB Finansia Multi Finance Tahun 2022 Seri A sebesar IDR 686,39 miliar. Obligasi yang dirilis pada pertengahan tahun lalu itu akan jatuh tempo pada 2 Agustus mendatang. Sementara sisanya akan KB Finansia gunakan untuk modal kerja perusahaan berupa pembiayaan konsumen. (Kontan)

Recommendation
US10YT terlihat cukup stabil on the way menuju TARGET yield di sekitar level 3.884% / 3.97-4.0%. ADVISE : Buy, or Average Up accordingly. ID10YT belum sukses break out Resistance upper channel (Downtrend), dan malah Kembali terbenam di bawah Resistance MA10 & MA20 (menjadikan range yield 6.417-6.451% sebagai = Resistance terdekat saat ini). Jika yield ID10YT perlu pullback lebih jauh maka level previous Low yield 6.35% akan dipakai sebagai Support lagi. ADVISE : Hold ; Wait & See.

Download full report HERE.