Data ekonomi AS yang dirilis hari Jumat lalu mengantar Wall Street menutup perdagangan pekan lalu di teritori negative, dengan DJIA membukukan penurunan terbesar sejak September ; minus 3% sepanjang minggu lalu membuat Dow tiarap selama 4minggu berturut-turut. S&P500 dan Nasdaq pun kompak mengikuti dengan masing2 melemah 2.7% dan 3.3% secara mingguan. Laporan Consumption Expenditures (PCE ) Price Index (Jan.) , yang gunanya untuk level Inflasi terukur oleh The Fed; melonjak ke level 5.4% yoy (naik 0.6% mom). Hasil ini tidaklah mengherankan karena laporan Consumer Spending (Jan.), yang mendukung 2/3 aktivitas ekonomi AS, lompat 1.8% bulan lalu (di atas ekspektasi 1.3%). Penjualan rumah baru atau New Home Sales (Jan.) juga naik ke angka 670ribu (di atas forecast & previous number sekitar 620ribuan). Dengan kekuatan daya beli masyarakat seperti ini, pasar melihat bahwa Federal Reserve perlu menaikkan suku bunga lebih tinggi lagi sampai ke level puncak 5.25%-5.5% pada bulan Juni nanti. US Treasury yield tenor 2tahun yang paling sensitif dengan kebijakan bank sentral, menanjak ke level tertinggi 4bulan di 4.826%. Sementara dari belahan dunia lain, tingkat Inflasi tahunan Jepang naik ke level 4.3% (Jan.) vs 4% pada bulan sebelumnya (merupakan level tertinggi sejak Desember 1981) dipicu oleh harga komoditi impor dan lemahnya nilai tukar Yen. Ekonomi Jerman terkontraksi 0.4% pada 4Q22 (lebih buruk dari perkiraan minus 0.2%), merupakan tanda awal resesi yang muncul pertama kalinya dalam 2tahun.

Untuk perkiraan pekan ini, sederet data ekonomi penting lainnya akan memberikan gambaran mengenai kekuatan ekonomi AS, tercermin pada laporan Durable Goods Orders, Consumer Confidence, dan Home Sales Rilis ; serta ISM Manufacturing & Service yang sedianya keluar Rabu & Jumat. Angka Inflasi dari Zona Eropa dan negara2 yang tergabung di dalamnya (serta tak terkecuali juga Indonesia tanggal 1Maret nanti) akan memberi pandangan ke mana arah kebijakan suku bunga dlm jk.pendek. Sementara dari belahan dunia Timur, data PMI China diharapkan akan menjelaskan rebound pada aktivitas konsumer pada hari raya Lunar New Year seiring border re-opening policy. Dan untuk menutup pekan ini, pelaku pasar juga menunggu sejumlah laporan keuangan FY2022 dari perusahaan retail AS, karena data ini besar manfaatnya menjabarkan kesehatan consumer spending masyarakat AS dan pengaruhnya terhadap tingkat Inflasi.

Corporate News
TBS Energi Akan Jual Obligasi IDR 500 Miliar Minggu Ini Berdasarkan pengumuman KSEI, TBS Energi Utama akan menggelar masa penawaran umum obligasi pada 27-28 Februari dengan menerbitkan obligasi dalam dua seri. Obligasi seri A memiliki nilai pokok IDR 423 miliar. Obligasi dengan tenor tiga tahun ini menawarkan tingkat bunga tetap 8,8% per tahun. Obligasi seri B memiliki nilai pokok IDR 75 miliar. Surat utang dengan tenor 5 tahun ini menawarkan tingkat bunga tetap 10% per tahun. (Kontan)

Domestic Issue
Sepanjang 2023, BEI Catat Total Obligasi dan Sukuk IDR 12,48 Triliun Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2023 adalah 12 emisi dari 11 emiten senilai IDR 12,48 triliun. Maka sampai dengan saat ini total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 516 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar IDR 455,03 triliun dan USD 47,5 juta, diterbitkan oleh 126 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 189 seri dengan nilai nominal IDR 5.425,54 triliun dan USD 452,11 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 8 emisi senilai IDR 3,30 triliun. (Bisnis)

Recommendation
US10YT US10YT masih mantap menjalani Uptrend di atas Support MA10, menandakan trend naik ini kuat adanya. TARGET : 4.243 / 4.338. ADVISE : perhatikan Support terdekat 3.892, apabila tembus maka perlu untuk kurangi posisi. Next Support : yield 3.777. ID10YT ID10YT sementara ini terhentikan Langkah naiknya pada Resistance upper channel sekitar yield 6.812, yang mana akan membuka kemungkinan pullback sejenak untuk uji Support di Neckline pattern (bullish reversal) Inverted Head & Shoulders sekaligus MA10 , tepatnya pada titik yield 6.75. ADVISE : HOLD, BUY ON WEAKNESS.

Download full report HERE.