Today’s Outlook:

• BRACE FOR ANOTHER SELL-OFF? Saham-saham AS anjlok pada hari Jumat setelah data ketenagakerjaan yang diawasi dengan ketat menunjukkan momentum pasar tenaga kerja melambat lebih dari yang diperkirakan, menunjukkan jalur yang penuh tantangan bagi AS untuk mencapai soft landing, di mana The Fed mampu mendinginkan inflasi tanpa merusak pertumbuhan ekonomi secara signifikan. S&P 500 jatuh tajam pada hari Jumat, mengalami minggu terburuknya sejak 2023. S&P 500 turun 1,7%, dan mencatat minggu terburuknya sejak Maret. NASDAQ Composite yang berfokus pada Teknologi merosot 2,5%, dan Dow Jones Industrial Average yang terdiri dari 30 saham turun 401 poin atau 1%. Ekonomi AS menambah lebih sedikit pekerjaan dari yang diperkirakan pada bulan Agustus, namun meningkat dari  angka bulan Juli yang direvisi tajam, menurut data Departemen Tenaga Kerja ; di mana data ini dapat mempengaruhi keputusan kebijakan berikutnya oleh Federal Reserve. NONFARM PAYROLLS mencapai 142.000 bulan lalu, naik dari angka yang direvisi tajam menjadi 89.000 pada bulan Juli. Para ekonom memperkirakan angka 164.000, naik dari angka awal bulan Juli sebesar 114.000. Rilis data pada hari Jumat juga menunjukkan Tingkat Pengangguran AS berada di 4,2%, dibandingkan dengan angka bulan Juli sebesar 4,3%. Tingkat ini sejalan dengan perkiraan. Secara bulanan, Pertumbuhan rata-rata Upah per jam juga meningkat menjadi 0,4% setelah mengalami kontraksi sebesar 0,1% pada bulan Juli. Para ekonom menilai pelemahan pasar tenaga kerja ini cukup memberikan ruang bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter, namun mungkin tidak dalam besaran yang signifikan ; dengan demikian membuat persentase lebih berpihak pada rate cut 25bps. Gubernur The Fed, Christopher Waller, pada hari Jumat menyerukan komentar bernada dovish agar bank sentral AS mulai memangkas suku bunga akhir bulan ini, menambahkan bahwa data ekonomi yang akan datang (Inflasi ) akan menentukan ukuran dan kecepatan laju pemotongan suku bunga.

• MARKET SENTIMENT : Ekonom Barclays menyatakan bahwa mereka lebih mengantisipasi pemotongan suku bunga 25bps pada FOMC Meeting bulan ini, kemudian diikuti oleh dua kali lagi pemotongan dengan besaran serupa pada dua FOMC Meeting yang tersisa tahun ini ; dan meramalkan total 75bps rate cut untuk tahun depan.

• FIXED INCOME & CURRENCY : Prospek pelonggaran kebijakan moneter global mendorong peningkatan obligasi, dengan imbal hasil US TREASURY tenor 10 tahun mencapai level terendah dalam 15 bulan dan imbal hasil obligasi tenor 2 tahun mencapai level terendah sejak Maret 2023. Imbal hasil 10 tahun terakhir berada di 3,734% dan dua tahun di 3,661%, sehingga kurva mendekati level tertajam sejak pertengahan 2022. Penurunan imbal hasil mendorong pelonggaran lebih lanjut , dari likuidasi posisi Yen carry-trade menyebabkan US DOLLAR merosot sedalam 141,75 Yen pada hari Jumat. Euro setelah sempat mencapai level tertinggi USD 1,1155 pada hari Jumat.

• MARKET EROPA & ASIA sama-sama terlanda aksi jual besar-besaran pada penutupan pekan lalu. Indeks regional STOXX 600, yang melacak kinerja saham di berbagai sektor EROPA, turun 2,5% , mencatatkan penurunan mingguan terbesar sejak sell-off awal Aug lalu. NIKKEI juga tercatat longsor hampir 6% pekan lalu selain daripada sentimen menguatnya Yen Jepang akan membebani usaha para eksportir. MSCI index Asia-Pacific ex-Jepang tergelincir 2.25% pekan lalu. Diperkirakan gelombang tsunami akan menghantam pasar saham global hari ini , mencerna lemahnya data tenaga kerja AS yang final dirilis Jumat lalu. Data harga konsumen (IHK) dari CHINA yang akan dirilis pada hari Senin diperkirakan akan menunjukkan bahwa raksasa Asia tersebut masih tetap berkutat dengan deflasi, di mana harga di tingkat produsen diramalkan turun 1,4% per tahun pada bulan Agustus.

• INDONESIA : IHSG ditutup naik 40.8pts / +0.53% pada Jumat lalu ke posisi 7721.85 , lagi-lagi mencatatkan titik Closing tertinggi baru sepanjang sejarah, namun masih dalam kungkungan Resistance uptrend -nya. Secara mingguan, IHSG menghijau 0.36% didukung oleh jumlah beli asing senilai IDR 3.42 triliun (RG market) , dengan demikian membuat belanja asing YTD sudah positif beli sebesar IDR 1.64 triliun (RG market) . Sentimen positif ini seyogyanya bisa dipertahankan apalagi jika penguatan IDR bertahan di bawah 15400 / USD seperti saat ini terjadi, di mana sepekan terakhir USD telah melemah 1.06%. Walau demikian, melihat sentimen regional global kurang kondusif, NHKSI RESEARCH mesti mengingatkan para investor / trader bahwa gelombang jual mungkin bisa turut menghantam IHSG secara posisinya yang menyusuri Resistance . Brace yourself untuk uji Support terdekat 7650, yang mana jika tak bertahan maka akan menuju 7550 selaku bantalan kedua.

Company News

• INKP: Niat Bayar, Begini Peringkat Emiten Kertas Sinarmas Grup
• DOID: Delta Dunia Alihkan 70,6 Juta Saham Treasuri
• MFIN: Mandala Multifinance Minta Restu Bagi Saham Bonus 1:1

Domestic & Global News
RPMK Produk Tembakau, Pemerintah Diminta Pertimbangkan Nasib Petani
Bos VW: Pasar Eropa Menyusut di Tengah Persaingan yang Semakin Ketat

Download full report HERE.