Today’s Outlook:
• S&P500 dan Nasdaq menguat tipis pada perdagangan Rabu (08/11/23), mengukuhkan deretan kemenangan mereka seiring para investor mencerna komentar dari beberapa pejabat tinggi Federal Reserve demi mencari arahan mengenai trend suku bunga dan kaitannya dengan yield US Treasury. Namun sayangnya kali ini tidak demikian halnya dengan Dow Jones Industrial Average yang mematahkan penguatan 7 hari berturut-turut, dengan melemah tipis 40 pts/-0.12%. Seperti diketahui, market sudah memperhitungkan The Fed mendekati akhir dari kebijakan moneter ketat mereka, bahkan tercatat ada 50% peluang pemotongan suku bunga bisa mulai terjadi pada Mei 2024, seperti didata oleh CME FedWatch Tool. Hal inilah yang mendorong pasar saham membukukan rentetan kenaikan terpanjang dalam 2 tahun. Yield US Treasury untuk tenor yang lebih panjang serta tenor 10 tahun, jatuh sehari setelah lelang obligasi sebesar USD40 miliar, yang mana para analis memandang hal ini wajar mengingat bertambahnya besaran nilai lelang. Sentimen dari laporan keuangan emiten bervariasi seiring kinerja dan forecast mereka. Para pelaku pasar akan menantikan data klaim pengangguran AS Initial Jobless Claims di mana laporan mingguan ini diperkirakan keluar pada angka 215 ribu, turun sedikit dari pekan sebelumnya 217 ribu.
• MARKET EROPA: Jerman laporkan CPI (Okt.) sesuai ekspektasi di angka 3.8% yoy. Jerman sukses kembalikan level Inflasi ke titik terendah di akhir Agustus 2021,  dari puncak tertinggi 10,4% pada akhir November 2022.
• MARKET ASIA: China akan kembali jadi pusat perhatian secara para investor menantikan angka CPI (Okt.) yang diprediksi malah kembali terjerumus ke wilayah deflasi -0.2% yoy, daripada 0.0% di bulan sebelumnya. Demikian pula PPI yang diperkirakan menjadi semakin dalam di wilayah deflasi, dari -2.5% di bulan September menjadi – 2.8% pada Oktober ini.
• KOMODITAS: Harga minyak mentah menetap di posisi terendah dalam 4 bulan setelah anjlok selama 2 hari berturut-turut. WTI (New York) drop 2.6% pada perdagangan Rabu, menambah penurunan 4.3% pada hari Selasa. Harga patokan Minyak AS tersebut sudah merosot 7% sejak awal November, menambah longsoran 11% yang terjadi di bulan Oktober. Sementara Brent (London) drop 2.5% pada perdagangan Rabu, mengirimnya ke bawah harga USD80/barrel sejak 20 Juli. Bagi Brent, penurunan bulan ini telah terjadi 6% menyusul pelemahan 11% yang terjadi pada Oktober lalu. Aksi jual tersebut terjadi karena jaminan dari OPEC+ bahwa konsumsi minyak semuanya baik-baik saja, gagal menenangkan kegelisahan pasar, sebagian karena reaksi terhadap lemahnya data ekonomi dari China yang merupakan importir minyak utama, ditambah lagi hilangnya risiko perang akibat konflik Israel-Hamas, serta penguatan Dollar– mata uang yang digunakan untuk memperdagangkan minyak. Namun faktor yang lebih mempengaruhi pada hari Rabu adalah tidak adanya angka inventaris mingguan AS dari Badan Informasi Energi (EIA) AS, karena adanya pengerjaan ulang metodologi pengumpulan data. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai seberapa baik permintaan pada pekan yang berakhir 3 November, terutama setelah American Petroleum Institute, atau API, menyatakan bahwa persediaan minyak mentah AS melonjak hampir 12 juta barrel pada minggu lalu, dibandingkan ekspektasi perdagangan yang memperkirakan penurunan sebanyak 300.000 barrel.
• INDONESIA mendata Indeks Keyakinan Konsumen (Okt.) yang meningkat menjadi 124.3, dibanding 121.7 pada bulan September; namun optimisme ini tak mampu menyelamatkan IHSG dari kejatuhan 39.684 pts/-0.58%. Menimbang posisi IHSG yang akhirnya ditutup di bawah Support MA20, NHKSI RESEARCH menekankan perlunya IHSG menjaga Support berikut yaitu MA10 sekitar 6770-6760 agar terhindar dari ancaman kembali ke area bottom 6650-6635 lagi. Best Advise untuk saat ini adalah WAIT & SEE sementara IHSG mencoba menemukan Support yang solid dan membentuk pattern bullish reversal yang lebih jelas (ada indikasi Inverted Head &

Company News
• AGRO : Penyaluran Kredit 3Q23 Anjlok 27,67%
• CMRY : Laba 3Q23 Tercatat IDR966,60 Miliar
• AMAR: Laba 3Q23 Melesat 193%

Domestic & Global News
• RI Targetkan Jadi Hub Penyimpanan Karbon Regional
• AS Desak China Lebih Transparan dalam Kebijakan Nilai Tukar Yuan

Download full report HERE.