Today’s Outlook:

• Indeks utama Wall Street serempak ditutup di teritori negatif lagi, setelah S&P 500 membalikkan kenaikan di awal sesi akibat merosotnya harga saham Super Micro Computer menekan saham chip lainnya dan membebani pasar secara lebih luas. Dow Jones Industrial Average turun 234 poin, atau 0,60%, S&P 500 drop 0,7%, dan NASDAQ Composite anjlok 1% akibat saham Super Micro Computer rontok 20% setelah kinerja kuartal 2 perusahaan operator data center ini turun di bawah ekspektasi, menimbulkan kekhawatiran mengenai seberapa besar demand sesungguhnya di industri AI ini.

• JPMORGAN & CHASE: Ahli strategi kuantitatif JPMorgan Chase & Co. memperingatkan bahwa harga ekuitas global masih dapat terus turun melanjutkan aksi jual belakangan ini, karena alokasi ekuitas global tengah jauh di atas level rata -rata pasca tahun 2015, saat ini berada di angka 46.5%. Selain itu, koreksi lebih lanjut tidak hanya disebabkan oleh jatuhnya harga ekuitas tetapi juga akan t erjadi lonjakan alokasi pada obligasi, berhubung ancaman resesi yang mendekat membuat aset yang relatif lebih aman akan kembali diburu. Menurut perhitungan JPMorgan, agar alokasi ekuitas kembali ke level rata-rata ini, harga ekuitas perlu turun 8% lagi dari posisi saat ini.

• CITI: Para ahli strategi Citi dalam catatan hari Rabu menyebutkan bahwa ketahanan laba S&P 500 tetap utuh meskipun ada kekhawatiran resesi yang meningkat dan aksi sell-off baru-baru ini. Citi Economic Data Change index, yang merangkum tren data makro AS, mengindikasikan adanya kemerosotan lebih lanjut pada ekonomi AS. Namun yang menarik, meskipun data ekonomi lemah pada tahun 2022, pertumbuhan laba S&P 500 mampu bertahan relatif flat. Di tahun 2024 ini, para ahli strategi cukup yakin menetapkan perkiraan EPS sebesar USD 250 bagi S&P 500, sedikit lebih tinggi dari konsensus saat ini sekitar USD 243 dan tetap menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan performa tahun 2023. Mereka juga meramalkan masalah yang lebih besar akan terjadi pada pendapatan tahun 2025 jika perlambatan makro yang lebih nyata terus terjadi selama sisa tahun ini.

• GOLDMAN SACHS: Goldman Sachs mencatat bahwa Indeks Stres Keuangan alias Financial Stress Index (FSI) telah menguat secara signifikan selama 2 hari terakhir tetapi masih dalam level normal secara historis. Mereka mengklaim FSI belum menunjukkan ada gangguan pasar serius yang harus memaksa para pembuat kebijakan untuk campur tangan.

• FIXED INCOME: Pemerintah AS menjual obligasi pemerintah tenor 10 tahun senilai USD 42 miliar pada hari Rabu dengan imbal hasil yang lebih tinggi dari yang diharapkan karena permintaan menurun. Obligasi tersebut memberi 3,960% yield, 3,1 bps di atas imbal hasil yang diharapkan, atau tingkat saat penerbitan sebesar 3,929%, tetapi di bawah 4,276% yield tertinggi yang terlihat pada lelang sebelumnya. Lelang yang lemah ini mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi, di mana obligasi bertenor 10 tahun diperdagangkan pada yield 3,951%, atau naik 6bps.

• INDIKATOR EKONOMI: Tidak banyak data ekonomi yang ditunggu; seperti biasanya setiap Kamis akan dipantau angka Initial Jobless Claims mingguan di mana kali ini diprediksi akan ada 241ribu klaim pengangguran di pekan terbaru, berbanding dengan 249ribu yang sempat mengejutkan di pekan sebelumnya.

• MARKET ASIA & EROPA: CHINA bukukan pertumbuhan Impor yang lebih tinggi daripada kondisi Ekspor mereka yang justru tampak melemah di bulan Juli. Sedangkan INDONESIA melaporkan Cadangan Devisa bulan Juli di angka USD 145.4 miliar, berhasil beranjak lebih tinggi dari bulan sebelumnya pada USD 140.2 miliar. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar sejak Desember lalu, didukung oleh penerbitan sukuk global pemerintah serta pendapatan pajak dan jasa.

• KOMODITAS: Saham Energi memimpin pasar naik, didukung oleh lonjakan harga MINYAK setelah data menunjukkan stok minyak mentah AS turun lebih dari yang diharapkan pada minggu yang berakhir 2 Agustus. Badan Informasi Energi (EIA) melaporkan pada hari Rabu bahwa stok minyak mentah AS turun 3,7 juta barel dalam seminggu hingga 2 Agustus, dibandingkan dengan estimasi penurunan yang hanya 1,6 juta barel. US WTI berhasil merangkak naik ke level USD 75.36 / barrel, bangkit dari Low USD 71.7 di awal pekan yang sempat guncang dengan kekhawatiran resesi.

• IHSG meniru pergerakan EIDO yang menguat signifikan di atas 1% pada malam sebelumnya di pasar keuangan AS, sehingga kemarin IHSG membukukan kenaikan 1.16% / 83pts didukung oleh Foreign Net Buy sebesar IDR 341.09 miliar; di mana titik High intraday sempat menyentuh level 7245 yang kebetulan merupakan lokasi MA10 yang berperan sebagai Resistance pertama. NHKSI RESEARCH menilai kegagalan ditutup di atas Resistance tersbut belum menutup kemungkinan konsolidasi IHSG masih bisa berlanjut hari ini, apalagi jika dibayangi oleh sentimen yang kurang kondusif dari market regional. Oleh karena itu, Advise yang sama dengan hari-hari sebelumnya yaitu untuk memilih trading cepat dan penerapan money management yang ketat akan tetap diberlakukan.

Company News
• MARK: Mark Dynamics Sebar Dividen Interim IDR 76M
• SCMA: Melejit 372 Persen, SCMA Paruh Pertama 2024 Catat Laba IDR 327 Miliar
• RAAM: Tripar Multivision (RAAM) Bakal Private Placement 619,4 Juta Saham

Domestic & Global News
Kemenkop UKM Was-was Platform China Temu Gerus UMKM Lokal
Inggris dan Mesir Keluarkan Peringatan untuk Wilayah Udara Iran dan Lebanon karena Meningkatnya Risiko Konflik Militer

Download full report HERE.