Today’s Outlook:
• Pasar saham global dilanda kerugian besar di seluruh dunia pada hari Senin (05/08/24) seiring Wall Street menambah deretan keruntuhan pasar (yang paginya dimulai oleh Nikkei Jepang) dengan anjlok 1.033,99 poin / -2,60% menjadi 38.703,27, sementara S&P 500 kehilangan 3,00%, dan Nasdaq Composite tergerus 3,43%, menjadi 16.200,08. Indeks MSCI dari saham-saham di seluruh dunia drop 3,25% menjadi 761,63 menjadikannya persentase penurunan harian terbesar sejak September 2022. Indeks STOXX 600 Eropa sebelumnya ditutup terdepresiasi 2,17%. Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, mencatat lonjakan intraday tertinggi sebelum mengakhiri hari di 38,57 poin untuk penutupan tertinggi sejak Oktober 2020.
• Sebelum pasar saham AS dibuka, indeks NIKKEI JEPANG ditutup rontok 12,40% yang merupakan penurunan harian terbesar sejak Oktober 1987 karena melonjaknya Yen setelah bank sentral kembali naikkan suku bunga ke tingkat yang belum pernah terlihat dalam 15 tahun. Yen menguat tajam terhadap US Dollar pada hari Senin karena pelepasan agresif dari apa yang disebut carry-trade, di mana para investor meminjam uang dari negara-negara bersuku bunga rendah seperti Jepang untuk mendanai investasi di aset-aset berimbal hasil lebih tinggi di tempat lain. Namun saat ini Yen Jepang berbalik menguat dan US Dollar justru melemah, juga memaksa para investor take-profit pada saham -saham perusahaan Teknologi besar yang telah membukukan keuntungan tinggi. Laporan US Nonfarm Payrolls (Jul) yang lebih lemah dari perkiraan telah memulai sell-off di Wall Street pada hari Jumat ketika para investor memperhitungkan peluang terjadinya rate cut sebesar 50bps. Data tenaga kerja tsb dirilis menyusul laporan keuangan yang mengecewakan dari beberapa perusahaan Teknologi besar AS sehingga semakin menambah sentimen negatif di pasar. Goldman Sachs mendesak pemangkasan suku bunga yang lebih cepat, dan ramai beredar wacana tentang emergency meeting The Fed untuk segera mewujudkan rate cut bahkan sebelum FOMC Meeting September.
• INDIKATOR EKONOMI: Institute for Supply Management (ISM) mengatakan bahwa aktivitas sektor jasa di AS pulih dari level terendah 4tahun di bulan Juli dengan meningkatnya pesanan dan lapangan kerja, sedikit meredakan kekhawatiran akan resesi. PMI Non-Manufaktur naik menjadi 51,4 dari 48,8 di bulan Juni, melebihi ekspektasi ekonom untuk 51,0. Angka PMI di atas 50 mengindikasikan pertumbuhan ekspansif di sektor jasa, yang menyumbang lebih dari dua pertiga ekonomi AS. CURRENCY & FIXED INCOME: US DOLLAR jatuh terhadap YEN ke tingkat terendah 7bulan di kala para investor gelisah mencari tanda-tanda resesi di Amerika Serikat. DOLLAR INDEX (DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, turun 0,46% menjadi 102,68. Di satu sisi, YIELD US TREASURY kembali menguat setelah laporan aktivitas sektor jasa AS yang solid meredakan kekhawatiran resesi, setelah di awal sesi sempat jatuh ke level terendah dalam lebih dari setahun. Presiden Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee pun turut mendorong sentimen ketika ia mengatakan laporan tenaga kerja Juli yang lemah pada hari Jumat tidak serta-merta menandakan resesi. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun 1,1 basis poin menjadi 3,785%, dari 3,796% pada hari Jumat, sementara imbal hasil obligasi bertenor 30 tahun turun 3,5 basis poin menjadi 4,0763%. Imbal hasil obligasi bertenor 2 tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, naik 3 basis poin menjadi 3,9017%, dari 3,872% di akhir hari Jumat. Keengganan pasar untuk mengambil risiko juga terlihat pada spread yang lebih ketat pada swap suku bunga AS, kontrak berjangka pada Secured Overnight Financing Rate (SOFR) dan suku bunga dana Federal seiring dengan melonjaknya spread obligasi AS.
• KOMODITAS: Dari sudut komoditas, harga Minyak masih ditutup lebih rendah pada hari Senin, karena ketakutan akan resesi menyebabkan timbulnya kekhawatiran akan demand secara keseluruhan, tetapi penurunan ini tertahan oleh potensi eskalasi konflik Timur Tengah dapat mengganggu supply minyak mentah. US WTI ditutup turun 0,79% pada USD 72,94 / barel dan BRENT ditutup pada USD 76,30 / barel, atau melemah 0,66% kemarin. Pada logam mulia, lucunya EMAS seperti tampak kehilangan daya tariknya sebagai aset safe haven. Harga spot Emas turun 1,52% menjadi USD 2.406,16 / ons. Futures Emas AS juga tergelincir turun 0,74% menjadi $ 2.407,70 / ons.
• MARKET ASIA & EROPA: sederet data PMI bermunculan kemarin, dimulai dari JEPANG & CHINA mencatat pertumbuhan sektor Jasa masih bertahan di wilayah ekspansif untuk bulan Juli; dan kebanyakan negara Eropa seperti JERMAN, EUROZONE, dan INGGRIS pun menunjukkan pertumbuhan positif pada keseluruhan PMI maupun sektor Non-manufaktur. Pagi ini Jepang telah mengeluarkan data ekonomi terbaru yaitu Belanja Rumahtangga yang tampaknya drop lebih besar dari estimasi, walau di satu sisi pertumbuhan Upah pegawai di bulan June naik lebih dari 2x lipat bulan sebelumnya.
• INDONESIA: melaporkan GDP Q2 berada pada level 5.05% yoy, berhasil melampaui ekspektasi 5.0%, walau sedikit turun dari 5.11% di kuartal sebelumnya. Secara quartalan, ekonomi tumbuh 3.79%, better than expectation 3.71% yang juga naik tinggi dari kuartal sebelumnya yang minus 0.83%; didorong oleh ramainya mobilitas dan konsumsi masyarakat pada perayaan keagamaan, peningkatan aktivitas publik, serta PEMILU yang lancar. Seperti yang telah diingatkan, IHSG turut dilanda tsunami market dengan penurunan 3.4% pada perdagangan kemarin dan sempat menyentuh titik Low 7000 untuk menguji level psikologis tsb. Pada sell-off ini, asing terdata turut menjual bersih senilai IDR 508.02 miliar (all market). Nilai tukar Rupiah berada pada IDR 16180 / USD. NHKSI RESEARCH kembali ingatkan para investor / trader untuk step aside and wait & see sambil menunggu badai ini memudar, seraya memantau langkah kebijakan moneter selanjutnya dari bank sentral AS yang diharapkan bisa mengademkan sentimen market in general.
Company News
• NISP: Sah! OCBC NISP Dapat Restu Merger dengan Bank Commonwealth (PTBC)
• BKSL: Meroket 135 Persen, BKSL Semester I-2024 Serok Laba IDR 73 Miliar
• ADMR: Adaro Minerals (ADMR) Catat Volume Penjualan Batu Bara Naik 43% Semester I/2024
Domestic & Global News
Sri Mulyani Pastikan Anggaran Makan Siang Gratis IDR 71 Triliun Masuk ke APBN 2025
Personil AS Terluka dalam Serangan Terhadap Pangkalan di Irak, Kata Para Pejabat
Download full report HERE.