Sektor Konsumer yang rentan perlambatan pertumbuhan ekonomi, melengkapi tekanan Sektor Teknologi yang sensitif suku bunga tinggi, Dow Jones ditutup turun 400 poin, menembus bawah level psikologis 30.000 atau level terendah tahun ini. Kekhawatiran resesi kembali meningkat minggu ini, pasca the Fed mengisyaratkan kenaikan FFR dari 3,4% menjadi 4,4% hingga akhir tahun 2022, guna meredam inflasi walaupun mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, pasar properti AS kembali menghadapi tantangan, kenaikan bunga KPR Fixed Rate 30-tahun mencapai 6,29%, tertinggi sejak tahun 2008, seiring lonjakan yield UST10Y yang menembus 3,70%. Sebagai perbandingan, tahun lalu, masyarakat masih menikmati bunga KPR Fixed Rate tenor sama di sekitar level 2,88%.
Inflasi menuju 6%. Berdasarkan survei Bloomberg, laju Inflasi Headline Indonesia September YoY, diproyeksikan sebesar 5,90% (Vs. Aug. 4,69%). NHKSI Research melihat potensi kenaikan laju inflasi lebih dari 100Bps tersebut, seiring kenaikan signifikan harga BBM Bersubsidi lebih dari 30% awal September lalu, mendorong kenaikan Administered Price dan dampak rambatan inflasi. Potensi kenaikan inflasi inilah, membuat BI melakukan Front Loaded Hawkish agresif, menaikkan BI 7DRRR ke level 4,25%. Lebih lanjut, pekan terakhir 3Q22 dan ditengah minimnya sentimen minggu ini, membuat kami memproyeksikan IHSG hari ini bergerak konsolidasi cenderung Bearish, dengan rentang Support: 7.172 / 7.135-7.127 / 7.100 / 7.000 dan Resistance: 7.225 / 7.236-7.240 / 7.300- 7.306 / 7.355-7.377.
Download full report HERE.