Today’s Outlook:
• Dow Jones Industrial Average memimpin pelemahan pasar ekuitas AS dengan penurunan hari keempat berturut-turut sebesar 0.58%, sementara S&P500 ditutup hanya sedikit melemah (0.17%). Selain itu, Nasdaq malah membukukan kenaikan 0.275%; dipicu oleh mundurnya yield US Treasury dari level psikologis 5%, dan para investor mengalihkan fokus pekan ini kepada musim laporan keuangan perusahaan-perusahaan besar serta data ekonomi penting yang ditunggu-tunggu. Sejauh ini 86 perusahaan S&P500 telah melaporkan kinerja kuartal 3 mereka, di mana 78% telah melampaui ekspektasi, seperti dilaporkan oleh LSEG. Para analis melihat laba agregat para perusahaan S&P500 untuk periode Juli-September bertumbuh 1.2% yoy, sedikit di bawah proyeksi 1.6% di awal bulan. Para analis juga berpendapat bahwa soft landing telah tercapai di mana The Fed berhasil menjinakkan Inflasi lebih cepat daripada laju perlambatan ekonomi. Konflik geopolitik juga terus dipantau pelaku pasar, yang harap-harap cemas memonitor potensi meluasnya perang Israel – Hamas ini. Berkaitan dengan hal tersebut, harga Minyak mentah dunia rontok 3%, di mana harga minyak acuan Brent (London) kembali ke bawah level psikologis USD90/barrel, seiring meningkatnya upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik Timur Tengah ini yang tadinya mendongkrak naik harga Minyak sebanyak 10% selama 2 minggu terakhir. Setelah Presiden AS Joe Biden mengunjungi Israel pekan lalu, giliran pemimpin Perancis dan Belanda yang akan mengunjungi wilayah tersebut dalam usaha mencari solusi terbaik. Tak pelak, sentimen ini membuat sektor Energi terjerembab dengan persentase penurunan terbanyak dari 11 sektor yang ada pada indeks S&P500. Sejumlah data PMI akan mendominasi perhatian pasar global di mana USA juga akan laporkan S&P Global Composite PMI (Okt.) beserta PMI untuk Manufacture dan Services malam ini.
• MARKET ASIA: dini hari tadi Korea Selatan mengawali rilis serangkaian data ekonomi global di mana mereka melaporkan PPI (Sept.) bertumbuh 1.3% yoy dari bulan sebelumnya 1.0%, walau secara bulanan pertumbuhan melambat menjadi 0.4% mom dari bulan Agustus yang di 0.9%. Selanjutnya akan ditunggu data PMI Jepang dan Inflasi Inti Bank of Japan di mana diperkirakan aktifitas usaha manufaktur di Jepang akan sedikit meningkat, walau Inflasi Inti tetap terkendali.
• MARKET EROPA: Lebih banyak data makroekonomi datang dari benua Eropa hari ini diantaranya Inggris akan laporkan sejumlah data penting terkait ketenagakerjaan dan pertumbuhan upah, serta Composite PMI. Setelah itu Jerman menyusul dengan laporan GfK German Consumer Climate untuk bulan November serta data PMI (Okt.). Eurozone tak mau kalah dengan sejumlah data PMI sambil menunggu ECB President Christine Lagarde dijadwalkan berbicara malam nanti  sekitar jam 19.30 WIB untuk memberikan arahan pasar dan kebijakan moneter.
• IHSG anjlok 1.57% atau minus 107.20 points ke level 6,741.964 memerah bersamaan dengan indeks Asia-Pacific lainnya, diiringi oleh jual bersih asing senilai IDR590.95 miliar; akibat potensi meluasnya konflik Timur Tengah dan posisi nilai tukar Rupiah yang tak kunjung membaik walau RDG BI pekan lalu telah menaikkan BI7DRR secara tak terduga 25 bps ke level 6.0%. Posisi Rupiah yang mendekati IDR16,000/USD dan yield obligasi negara 10 tahun menembus level psikologis 7.0% membuat nervous para pelaku pasar. Walau terbuka kemungkinan technical rebound ketika Low IHSG menyentuh Support/area target bearish jangka pendek sekitar 6,730-6,740; persis ketika RSI masuki wilayah Oversold, NHKSI RESEARCH berpendapat downtrend ini belum ternetralisir jika IHSG belum mampu bangkit setidaknya kembali ke atas 6,780-6,800, not to mention Resistance/target recovery terdekat adalah menuju MA10 yang masih agak jauh sekitar 6,890-6,900. Oleh karena itu, our best ADVISE adalah untuk kembali WAIT & SEE sambil menunggu IHSG bottoming di area Support yang solid.

Company News
• ELSA : Kerja Sama dengan Daqing Oilfield Company
• CTRA : Raih Marketing Sales IDR7,79 T per September 2023
• ANJT : Gandeng SUN Energy Kembangkan Sistem PLTS

Domestic & Global News
• RI Bidik Produksi Beras 35 Juta Ton di 2024, Bakal Bebas Impor?
• China Batasi Ekspor Grafit, Penambang Ketar Ketir!

Download full report HERE.