Today’s Outlook:
• S&P 500 turun 1% pada perdagangan tanggal pertama bulan October di hari Selasa kemarin karena para investor meninggalkan aset berisiko seiring meningkatnya kekhawatiran tentang eskalasi KONFLIK TIMUR TENGAH setelah Iran meluncurkan beberapa rudal ke Israel sebagai balasan atas kampanye Israel terhadap sekutu Iran yaitu Hizbullah di Lebanon. Israel sendiri mengatakan bahwa serangan serius itu pasti akan menimbulkan konsekuensi (relaliation). Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah ini mulai menggoyang kepercayaan investor terutama mengenai stabilitas pasar saham AS yang saat ini dinilai sudah bervaluasi tinggi. Anjloknya saham diikuti oleh gerakan para investor beralih ke aset safe-haven seperti obligasi pemerintah dan US Dollar. S&P 500 sempat merosot hingga 1,4% tetapi kemudian memangkas kerugian hingga ditutup turun 0,9%, sementara NASDAQ Composite anjlok hingga 2,3% tetapi juga bangkit kembali hingga mengakhiri hari dengan pelemahan 1,5%. Para trader / investor yang nervous langsung memburu instrumen investasi lain seperti emas, obligasi pemerintah, dan Dollar. Para pelaku pasar mendasari keputusan mereka setelah teringat Perang Russia – Ukraina tahun 2022 dan efeknya pada volatilitas market yang tinggi walau berumur pendek. Kali ini, reaksi pasar lebih lanjut akan tergantung pada respons Israel dan apakah konflik antara kedua musuh bebuyutan itu meningkat. Adapun sejauh ini ketiga indeks utama Wall Street tsb membukukan kenaikan pada bulan September dan kuartal ketiga, di mana ini merupakan September positif pertama untuk S&P 500 sejak 2019. Seperti diketahui, S&P 500 sekarang sudah melesat naik lebih dari 20% tahun ini – pertama kalinya sejak 1997 indeks acuan naik 20% atau lebih selama 9 bulan pertama tahun ini.
• INDIKATOR EKONOMI:
– JOLTS JOB OPENINGS (Aug) menyatakan tercipta 8.04 juta pekerjaan di bulan Aug, lebih tinggi dari forecast & previous period yang hanya berkisar 7.64 -7.71 juta. Keluarnya angka ini sedikit banyak mengurangi kekuatiran ekonomi AS jatuh dalam resesi, namun masih dibayang-bayangi oleh lesunya sektor Manufaktur AS bulan Sept di mana angka dari S&P Global maupun ISM sama-sama menunjukkan US MANUFACTURING PMI masih jauh dari level ekspansif.
– Malam ini akan dipantau data ADP NONFARM EMPLOYMENT CHANGE (Sept) untuk mencatat pertumbuhan tenaga kerja di sektor swasta dengan perkiraan lapangan kerja yang tercipta sebesar 124ribu, lebih banyak dari 99ribu di bulan Aug.
• KOMODITAS : Eskalasi Konflik Timur Tengah ini mendongkrak harga MINYAK yang melonjak 3% pada hari Selasa ; setelah sempat naik 5% pada satu sesi, dipicu oleh kekuatiran supply disruption wilayah terkait. Para trader mengantisipasi gangguan pasokan minyak mentah dari wilayah Teluk akan mendorong harga naik tajam, flashback Perang Russia – Ukraine sebelumnya.
• MARKET SENTIMENT :
– CBOE VOLATILITY INDEX , indikator level “ketakutan” pasar, naik ke level tertinggi 3 minggu di angka 20,73 , sebelum memangkas kenaikannya hingga stay pada angka 19,25 (masih di bawah angka 20 yang belum memperhitungkan skenario militer besar-besaran). Volatilitas pasar lebih lanjut diprediksi akan bergejolak mendekati PILPRES ASS bulan November nanti.
– ATLANTA FED’S GDP memperkirakan pertumbuhan PDB AS kuartal ketiga dipangkas menjadi 2,5% dari 3,1% minggu lalu. Ini merupakan penurunan terbesar sejak perkiraan pelacakan Q3 diluncurkan pada akhir Juli.
• MARKET ASIA & EROPA :
– Pasar CHINA ditutup karena libur Golden Week, dan rilis data ekonomi utama adalah data Inflasi dan Manufacturing PMI dari KOREA SELATAN, serta Consumer Confidence dari JEPANG. Angka dari Seoul mengkonfirmasi CPI Korea Selatan turun menjadi 1,6% pada bulan September dari 2,0% pada bulan Agustus. Itu adalah angka terendah, dan juga pertama kalinya di bawah ambang batas 2% , sejak Maret 2021. Ini diikuti oleh angka S&P Global South Korea Manufacturing PMI yang jatuh ke angka 48.3, terendah dalam lebih dari setahun (sejak Aug 2023).
– Dari benua EROPA, Manufacturing PMI dari JERMAN & EUROZONE masih struggling di wilayah kontraksi, walau sedikit menguat di atas ekspektasi ; namun jelas kalah kuat dengan INGGRIS yang sudah mantap di angka 51.5 (Sept) sesuai prediksi. Bicara mengenai Inflasi, EUROZONE CPI (Sept) muncul di angka 1.8% yoy (sebagai perkiraan awal) ini mampu sesuai perkiraan dan semakin rendah dari 2.2% di bulan Aug, dengan demikian akan mampu melampaui Target Inflasi dari ECB di level 2%.
• INDONESIA : merilis angka Nikkei Manufacturing PMI (Sept) menguat ke angka 49.2 dari bulan lalu 48.9, namun belum beranjak masuk ke wilayah ekspansi. INFLASI bulan Sept terdata aman terkendali pada level 1.84% yoy, turun dari 2.12% pada bulan Aug. Sentimen positif ini mendongkrak IHSG persis di Support jk.menengahnya sekitar level 7530 , up to 7500. Secara teknikal, NHKSI RESEARCH melihat masih ada potensi penguatan IHSG menuju TARGET / resistance berikut yaitu pertemuan MA10 & MA20 di titik 7735-7740. Our best ADVISE : adalah untuk perhatikan animo market yang bergulir dan jika terjadi penguatan harga in general, bisa digunakan sebagai kesempatan untuk kurangi posisi di harga yang lebih baik mengingat tingkat uncertainty & volatilitas market tengah tak menentu saat ini.
Company News
• DEWA: Laba Tumbuh 11,60 Persen, Juni 2024 DEWA Defisit IDR 1,07 Triliun
• MSIN: MNC Digital Tetapkan Jadwal Stock Split 1:5
• JSMR: Jasa Marga (JSMR) Divestasi 30,18 Saham JTT IDR 12,8T, Ini Tujuannya
Domestic & Global News
Pemerintah Belum Siapkan Stimulus Kerek PMI Manufaktur, Airlangga: Tunggu 20 Oktober
Israel Bersumpah Akan Membalas Serangan Rudal Iran di Tengah Meningkatnya Kekhawatiran Eskalasi Konflik
Download full report HERE.