Data manufaktur di atas ekspektasi, sempat menopang saham ke zona hijau, sebelum akhirnya Wall Street ditutup melemah awal Agustus. Data ISM Manufacturing AS Juli berada di level 52,8 (Surv. 52,0; Jun. 53,0), melambat dari bulan sebelumnya, menunjukkan pabrik-pabrik di Asia dan Eropa berjuang menghadapi kekurangan pasokan, seiring lesunya permintaan global dan pembatasan ketat Covid-19 di China yang memperlambat produksi. Manufaktur yang melambat ini, membayangi sejumlah Quarterly Result yang lebih baik dari ekspektasi, membuat Dow Jones melemah 46 poin atau turun 0,1%; dengan S&P500 dan Nasdaq masing-masing turun 0,3% dan 0,2%. Perlambatan manufaktur juga menekan harga WTI maupun Brent kontrak Oktober 2022, masing-masing turun 4% ke level USD92,4/Barrel dan USD100,0/Barrel.

Absennya FOMC Meeting Agustus, membuat IHSG fokus pada Earning Result. Awal perdagangan Sesi I, IHSG sempat menyentuh level psikologis 7.000, sebelum akhirnya ditutup di level 6.968 poin. Sejumlah data ekonomi domestik menopang IHSG kemarin, seperti: S&P Global Indonesia PMI Manufacturing Juli yang tetap ekspansi atau di level 51,3 (Jun. 50,2); dan CPI Core Juli YoY 2,86% (Jun. 2,63%) atau masih dalam target BI 2%- 4%, membuat BI masih memiliki ruang untuk kembali menahan BI 7DRRR. Di sisi lain, investor tetap mencermati CPI Headline Juli YoY yang mencapai 4,94%, melampaui batas atas target BI 4,5%-4,6%. NHKSI Research memproyeksikan IHSG berpotensi konsolidasi dengan Support: 6915-6890 / 6850, dan Resistance: 7000-7032 / 7150-7175, membuat kami merekomendasikan Sell on Strength/Hold.

Download full report HERE.