Today’s Outlook:
• Dow Jones dan Nasdaq menorehkan rekor pada penutupan perdagangan hari Jumat (15/12/23), di tengah optimisme penurunan suku bunga tahun depan di tengah warning dari seorang pejabat The Fed terkait masih adanya kemungkinan kebijakan moneter ketat diberlakukan tahun depan. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,1% ke rekor penutupan selama 3sesi berturut-turut. S&P 500 ditutup 0,1% lebih rendah, meskipun demikian indeks ini mencatatkan kenaikan mingguan 7 kali berturut-turut.
• Presiden Fed New York John Williams mengatakan kepada CNBC dalam sebuah wawancara pada hari Jumat bahwa pembahasan mengenai penurunan suku bunga masih “terlalu dini” dan bank sentral masih mungkin untuk mengetatkan kebijakan jika diperlukan. Pernyataan presiden Fed yang baru ini meredam beberapa spekulasi agresif mengenai penurunan suku bunga yang diharapkan pasar terjadi tahun depan. Tak pelak imbal hasil US Treasury bertenor 2 tahun, yang sensitif terhadap keputusan kebijakan The Fed, langsung naik 5 basis poin menjadi 4,451%, sementara imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun 2 bps menjadi 3,915%.
• Dari sisi data ekonomi PMI, aktivitas manufaktur AS turun lebih dari yang diperkirakan di bulan Desember, namun aktivitas jasa, yang membentuk sebagian besar Inflasi, meningkat lebih dari yang diperkirakan. Sebelumnya pada hari Jumat, sebuah survei menunjukkan aktivitas bisnis domestik meningkat di bulan Desember di tengah meningkatnya pesanan dan permintaan pekerja, yang selanjutnya dapat membantu meredakan kekhawatiran akan adanya perlambatan tajam dalam pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat.
• Harga Minyak ditutup lebih rendah pada hari Jumat, meskipun masih mencatat kenaikan mingguan pertama dalam dua bulan terbantu ekspektasi penurunan suku bunga AS tahun depan yang akan mendorong ekonomi dan demand atas Minyak mentah. Minyak mentah berjangka AS ditutup 0,2% lebih rendah pada USD71,43 per barel dan kontrak Brent naik 0,2% menjadi USD76,75 per barel. Sinyal dovish dari The Fed telah menjadi dukungan utama untuk pasar komoditas termasuk energi minggu ini, karena bank sentral mengisyaratkan penurunan suku bunga yang lebih dalam dari yang diperkirakan pada tahun 2024.
• China, importir minyak mentah terbesar, dalam usahanya memulihkan ekonomi berjalan dengan tidak mulus karena data menunjukkan bahwa belanja konsumen  dan investasi meningkat lebih lambat dari yang diharapkan. Perjuangan yang sedang berlangsung telah memicu kekhawatiran bahwa Beijing harus meluncurkan stimulus lebih lanjut untuk menjaga perbaikan ekonominya tetap pada jalurnya.
• Badan Energi Internasional (IEA) membantu pasar pada awal pekan ini dengan sedikit menaikkan perkiraan permintaan minyak untuk tahun 2024. Namun, perkiraan permintaan IEA masih jauh lebih rendah daripada yang disarankan oleh OPEC+. Pemangkasan produksi yang mengecewakan dari kelompok kartel ini  menjadi pemberat utama minyak dalam beberapa pekan terakhir, mendorong harga ke posisi terendah dalam lebih dari lima bulan terakhir. Bahkan dengan prospek permintaan yang positif untuk tahun 2024, pasar minyak mentah masih diperkirakan tidak akan kekurangan pasokan. Hal ini juga sebagian disebabkan oleh produksi AS yang kuat, dengan data terbaru menunjukkan bahwa total produksi AS tetap mendekati rekor tertinggi dalam seminggu terakhir. Persediaan AS mengalami penurunan yang lebih besar dari perkiraan, meskipun permintaan bahan bakar di negara tersebut tetap lemah, dengan persediaan bensin mengalami peningkatan yang moderat.
• IHSG Kembali menorehkan posisi penutupan di titik tertinggi terbaru tahun ini, di mana level 7200 masih menjadi Resistance krusial. Menimbang posisi ini, NHKSI RESEARCH memandang para investor/trader masih bisa let your profit run (walau juga tak lupa menerapkan level Trailing Stop di tengah warning dari RSI negative divergence), seraya memperhatikan sentiment market dari waktu ke waktu untuk menilai adanya peluang Santa Claus Rally ataupun window dressing.

Company News
• JSMR: Suntik Modal JKC IDR2,7 Triliun
• CUAN: Caplok Tiga Usaha Tambang
• CTRA: Beli Saham Anak Usaha

Domestic & Global News
• Kadin Ungkap 3 Peluang Usaha Potensial Dilirik Usai Komitmen COP28
• Geopolitik Memanas, China Mulai Larang Warganya Pakai Apple

Download full report HERE.