Bursa Wall Street Kamis ditutup lebih rendah, seiring kenaikan yield US Treasury acuan 10-tahun ke level 2,83% (+13bps) menekan saham bertumbuh. Sentimen rilis kinerja emiten unggulan Amerika Serikat (AS) 1Q22 yang variatif, juga mewarnai pergerakan pasar akhir pekan. Inflasi tinggi seiring Indeks Harga Konsumen (IHK) AS Maret yang sebesar 8,5% YoY (Vs. Cons. 8,4% YoY), serta Indeks Harga Produsen yang naik 11,2% YoY (Vs. Cons. 10,6% YoY), membuat investor kembali minati
saham sektor defensif yang cenderung menawarkan dividen.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kamis melemah 27 poin, ditengah sikap Dovish BI (Vs. Hawkish the Fed). Investor menantikan rilis data Bank Indonesia Seven Days Reverse Repo Rate (BI 7DRRR) April Selasa siang, diproyeksikan bertahan di level terendahnya 3,50%. Hal ini, kontras dengan sikap Hawkish theĀ  Fed, dimana Fed Funds Rate naik 25 bps Maret lalu, dan spekulasi naik 150 bps dalam tiga bulan mendatang. Pelaku pasar mencermati sikap Dovish BI, yang hanya akan menaikkan BI 7-DRRR apabila terjadi kenaikan inflasi yang bersifat fundamental, dimana indikatornya adalah kenaikan inflasi inti.

Download full report HERE.