Technical Rebound Wall Street 2% Vs. inflasi tinggi 8%. Kenaikan biaya sewa tempat tinggal dan makanan, menahan inflasi tetap tinggi, atau laju CPI Headline AS Sept. sebesar 0,4% MoM (Aug. 0,1% MoM) dan 8,2% YoY (Aug. 8,3% YoY), memperkuat ekspektasi kenaikan FFR +75Bps keempat kalinya pada November mendatang, berdasarkan CME FedWatch. Adapun, DXY yang sempat melemah 1% secara harian, membuat DJIA ditutup menguat 2,8% atau pimpin Technical Rebound Wall Street. Lebih lanjut, dengan data PPI dan CPI yang bertahan di level tinggi, berpeluang membuat PCE Core Deflator AS Sept. melampaui level 5% YoY (Vs. Aug. 4,9% YoY), data yang akan rilis pada akhir bulan.
Penundaan pajak karbon dan indeks dolar melemah, menjadi katalis positif akhir pekan. NHKSI Research antisipasi technical rebound, limited downside, dengan kisaran Support: 6.870 / 6.840 / 6.750 dan Resistance: 6.926 / 7.000 / 7.040 / 7.140 / 7.200-7.225. Pemerintah mengatakan perdagangan karbon, termasuk pajak karbon baru akan diterapkan mulai 2025 mendatang, atau setelah dua kali mengalami penundaan, sekaligus memberikan waktu bagi Indonesia untuk melakukan transisi energi. Adapun, indeks dolar sempat melemah mendekati level 112 kemarin, atau pasca mengalami kenaikan selama enam hari berturut-turut, menjadi sentimen positif IHSG yang ditutup dibawah level psikologis 6.900 kemarin.
Download full report HERE.