Indeks Dow Jones menanjak 368 points/1.1% seiring para pelaku pasar mencerna keluarnya data makroekonomi dan laporan keuangan emiten, sambil menunggu keputusan FOMC Meeting, menutup January dengan total kenaikan 2% sebulan. Consumer Confidence AS jatuh ke angka 107.1 (vs forecast & previous 109), menandakan konsumen mulai pesimis dengan prospek lowongan pekerjaan & ekspektasi iklim usaha dalam waktu dekat, seiring proyeksi inflasi 12 bulan ke depan meningkat jadi 6.8% dari 6.6% pada bulan lalu. Employment Cost Index 4Q22 AS berada pada tingkat 1% (vs 1.1% forecast, vs 1.2% previous) merupakan pertumbuhan upah terlemah selama setahun, bahkan pada pasar tenaga kerja yang terbilang ketat seperti saat ini. Bursa Eropa juga menutup bulan January dengan persentase kenaikan terbesar sejak 2015. GDP 4Q22 Zona Eropa keluar di angka 0.1% qoq (vs forecast -0.1%, vs previous 0.3%); dan naik 1.9% secara tahunan (vs 2.2% forecast, vs 2.3% previous), menunjukkan sedikit pertumbuhan ekonomi walau belum sepenuhnya lepas dari ancaman kontraksi tahun ini. Chinese Composite PMI (Jan.) meningkat ke pembacaan 52.9 vs previous 42.6 menunjukkan optimism tinggi atas ekspansi usaha ke depannya, baik di sektor manufaktur maupun jasa.

Kebalikan dengan bursa AS & Eropa, IHSG semakin menjauhi level resistance kritikal 6900 dengan turun 33 points ke level 6839; dengan asing mencatatkan jual bersih sebesar IDR 671.82 milyar & Rupiah diperdagangkan pada kurs IDR14992/USD, semakin mendekati batas psikologis IDR 15000. Laporan keuangan FY22 BMRI yang keluar di atas ekspektasi, tembus Rp 41.2 triliun atau naik 46% secara tahunan tidak mampu menyumbangkan sentimen poisitif berarti ke pasar. Menimbang posisi IHSG saat ini yang sekuat tenaga bertahan pada Support MA10 & MA50, NHKSI RESEARCH menyarankan untuk tidak terburu-buru ambil posisi spekulatif, melainkan mencermati angka Inflasi Jan. yang sedianya keluar hari ini, dan animo pasar yang menyikapinya.

Download full report HERE.