Today’s Outlook:
• PASAR AS : Dow Jones Industrial Average turun 797 poin (1,7%), S&P 500 turun 1,6%, dan NASDAQ Composite yang sarat saham teknologi anjlok 2,3%. S&P 500 ditutup melemah tajam pada Kamis seiring rotasi berkelanjutan keluar dari big tech serta semakin kecilnya peluang penurunan suku bunga Desember, meski shutdown pemerintah AS terpanjang dalam sejarah telah berakhir.
Pejabat pemerintahan Trump memperingatkan bahwa data ketenagakerjaan dan inflasi untuk Oktober mungkin tidak akan pernah dipublikasikan akibat shutdown. Jika benar, hal ini bisa membuat pejabat Federal Reserve kekurangan data penting sebelum keputusan suku bunga selanjutnya pada Desember.
Peluang pemangkasan suku bunga Desember turun di bawah 50% setelah serangkaian pernyataan dari pejabat The Fed yang menekankan kehati-hatian terhadap pemangkasan lebih lanjut, mengingat minimnya data ekonomi akibat shutdown. Presiden Fed Boston Susan Collins, yang memiliki hak suara di FOMC, mengatakan ia akan “ragu-ragu untuk melonggarkan kebijakan lebih jauh, terutama karena keterbatasan informasi inflasi akibat shutdown.” Sentimen serupa disampaikan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, yang menyebut prospek ekonomi campuran karena inflasi masih tinggi sementara beberapa sektor ekonomi “terlihat sangat kuat.” Menurut Macquarie, “Powell bisa saja terpaksa mengambil jalan tengah, yakni The Fed tetap mempertahankan suku bunga pada Desember, atau jika memang dipangkas, harus memberi sinyal bahwa siklus penurunan mungkin akan berakhir.”
• PASAR EROPA : DAX Jerman turun 1,4%, CAC 40 Prancis turun 0,1%, dan FTSE 100 Inggris ditutup turun 1,1%. Saham-saham Eropa melemah pada Kamis, meski sempat terdorong oleh keberhasilan penandatanganan RUU untuk mengakhiri shutdown terpanjang AS, sementara ekonomi Inggris hampir tidak tumbuh pada kuartal ketiga.
Data yang dirilis Kamis menunjukkan ekonomi Inggris hanya tumbuh tipis pada kuartal ketiga, menegaskan kondisi pertumbuhan lambat saat Menteri Keuangan Rachel Reeves mempersiapkan pengajuan anggaran akhir bulan ini. Ekonomi tumbuh 0,1% pada Q3 2025, melambat dari 0,3% pada Q2. Secara bulanan, output ekonomi Inggris kontraksi 0,1% pada September.
• PASAR ASIA : Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,4%, sementara TOPIX—dengan bobot lebih besar pada saham non-teknologi—naik 0,8%. Inflasi produsen Jepang untuk Oktober sedikit lebih tinggi dari perkiraan, membuat pasar waspada terhadap kemungkinan sinyal hawkish dari Bank of Japan.
Indeks-indeks China—yang bobot sektor teknologinya lebih kecil—menguat Kamis, dengan CSI 300 naik 0.7% dan Shanghai Composite naik 0.3%. Hang Seng Hong Kong juga menguat 0,6%. Fokus utama investor adalah laporan laba dari raksasa internet dan teknologi China yang akan dirilis Kamis dan Jumat.
• KOMODITAS : Harga minyak stabil pada Kamis setelah merosot sekitar 4% di sesi sebelumnya, ketika investor menimbang kekhawatiran kelebihan pasokan global dengan ancaman sanksi terhadap Lukoil Rusia. Brent naik USD 0,30 (0,5%) ke USD 63,01/barel, sementara WTI naik USD 0,20 (0,3%) ke USD 58,69/barel setelah turun 4,2% pada Rabu.
AS menjatuhkan sanksi kepada Lukoil sebagai bagian dari upaya menekan Kremlin untuk masuk meja perundingan terkait Ukraina. Sanksi tersebut melarang transaksi dengan Lukoil setelah 21 November.
Kenaikan harga tertahan setelah laporan Energy Information Administration menunjukkan peningkatan stok minyak mentah AS lebih besar dari perkiraan, sementara persediaan bensin dan distilat turun lebih kecil dari ekspektasi minggu lalu.
• INDONESIA : IHSG ditutup melemah tipis -0.2% ke zona merah di level 8372.0, dimana IHSG masih berkonsolidasi di area 8200 hingga 8400 sebagai resistance sekaligus resistance ATH-nya. Terlepas ada resistance ATH di IHSG tetap perhatikan peluang adanya koreksi dan pullback dikarenakan indikator yang muncul yakni RSI negative divergence dan jika IHSG mengalami pullback, peluang untuk menguji support 8000-8200 tetap ada. Perhatikan peluang rotasi sektor / konglomerasi di tengah masa konsolidasi di range 8200-8400 sebelum mencapai ATH nya kembali. Saham Bakrie Group terutama BUMI kembali menyedot likuiditas di bursa, dimana masuk ke dalam top gainer. Dengan kondisi tersebut, peluang scalping masih bisa dimanfaatkan untuk melakukan trading di universe tersebut, seperti DEWA. Dikarenakan hari ini penghujung akhir mingguan untuk trading, tetap kawal setiap saham pilihan dengan trailing stop masing-masing.
Rotasi ke Old-Dividend Player and Back To Consumer: Kami tetap menyarankan sebagian alokasi untuk shifting ke saham yang memiliki bantalan yield dividend di atas obligasi serta consumer goods sebagai saham defensif di tengah katalis issue yang masih tidak pasti sebagai perlindungan portfolio, memanfaatkan valuasi-yield yang atraktif tersebut.
Unduh laporan lengkapnya DISINI.

