Summary:

Last Week Review

• LANDAINYA INFLASI AS MENJAMIN PEMANGKASAN SUKU BUNGA THE FED PEKAN INI. US CPI (Aug) berada pada tingkat 2.5% yoy sesuai ekspektasi, mendingin dari 2.9% di bulan sebelumnya. Initial JOBLESS CLAIMS juga bertambah tinggi, ada sekitar 2000 klaim pengangguran baru dari pekan sebelumnya. Namun secara bulanan, melihat CORE CPI & PPI (Aug) terbilang lebih tinggi dari ekspektasi, pertaruhan pemangkasan suku bunga Federal Reserve sempat  mengandung persentase lebih tinggi pada besaran 25bps ketimbang 50bps (70-80% versus 20-30%). Namun saat ini laporan dari Wall Street Journal dan Financial Times minggu lalu memicu spekulasi di kalangan investor bahwa bank sentral AS mungkin memutuskan pemotongan suku bunga yang lebih agresif sebesar 50 basis poin. Futures Fed Fund Rate memperkirakan peluang sebesar 61% untuk pemotongan 50 basis poin, melesat naik dari sekitar 15% minggu lalu.

• Baik S&P 500 dan Nasdaq Composite menandai kinerja mingguan terbaik mereka di tahun 2024 manakala para investor menunggu hasil FOMC Meeting pekan ini. Para investor terus menunjukkan minat yang kuat pada saham Teknologi dan Semikonduktor berkapitalisasi besar, di mana mereka berkontribusi pada reli minggu lalu. Selama sepekan lalu, S&P 500 naik 4%, sementara Nasdaq melonjak 5,9%, menandai kenaikan mingguan terkuat tahun ini untuk kedua indeks tersebut. Dow Jones Industrial Average juga mengalami penguatan 2,6% selama pekan yang sama.

• CURRENCY & FIXED INCOME : DOLLAR INDEX (DXY), yang mengukur kekuatan Dollar terhadap 6 mata uang major dunia lainnya termasuk Euro, Yen, dan Pound, turun 0,31% menjadi 100,70. Yield US TREASURY acuan tenor 10 tahun turun 30 basis poin dalam waktu sekitar 2 minggu. Imbal hasil tenor 2 tahun, yang lebih terkait erat dengan ekspektasi kebijakan moneter, berada di sekitar 3,571% dan turun dari sekitar 3,94% dua minggu lalu.

• PETA POLITIK AS : Pada hari Minggu, ditengarai ada upaya pembunuhan kedua terhadap Donald Trump. Kali ini, Secret Service melihat senapan mencuat dari pagar di samping lapangan golf di Florida tempat Trump bermain. Tersangka segera ditangkap, dan Trump mengonfirmasi bahwa dia aman dan sehat. Mengenai dampaknya terhadap PILPRES AS , Partai Republik dan Demokrat harus mencoba menghindari politisasi percobaan pembunuhan yang gagal itu

• MARKET EROPA & ASIA : Usaha perbaikan ekonomi CHINA menjumpai jalan terjal seiring capital inflow menyusut dan justru outflow meningkat, sehingga memaksa bank sentral bertindak lebih giat untuk melindungi nilai tukar CNH. Data resmi China yang keluar pada hari Sabtu menunjukkan bahwa harga rumah baru turun pada laju tercepat dalam 9 tahun, pertumbuhan produksi industri melambat ke level terendah dalam 5 bulan, foreign direct investment turun 31,5% dan penjualan ritel semakin melemah. Sementara itu, pada hari Jumat, pemerintahan Biden memberlakukan kenaikan tarif yang tajam pada impor dari China, termasuk bea masuk sebesar 100% untuk kendaraan listrik.

• EUROPEAN CENTRAL BANK lebih agresif memotong suku bunga acuan mereka ke level 3.65% dari 4.25% sebelumnya, sejalan dengan deflasi GERMAN CPI (Aug) yang terkontraksi -0.1% mom (sesuai ekspektasi), dibanding +0.3% pada bulan Juli. GDP JEPANG alami peningkatan di kuartal 2 tahun ini di posisi 0.7% qoq, walau tak bisa penuhi estimasi 0.8%, namun merupakan suatu perbaikan besar dari kondisi resesi -0.6% di kuartal sebelumnya.

• INDONESIA : mencatatkan CONSUMER CONFIDENCE yang semakin positif pada angka 124.4 di bulan Agustus, dibanding 123.4 pada bulan Juli. Walau Penjualan Motor & Mobil turun di bulan Aug, namun Retail Sales (Jul) mengalami peningkatan ke level 4.5% yoy dari 2.7% di bulan sebelumnya. IHSG membukukan rekor tertinggi baru sepanjang sejarah di titik High 7833 pada pekan lalu dengan mengantongi kenaikan 1.17% selama sepekan terakhir didukung oleh Foreign Net Buy sebesar IDR 3.12 triliun pada RG market. Tak heran nilai tukar RUPIAH ditutup nyaman pada 15395 / USD menyusul pelemahan pada USD sebesar 0.36% sepekan kemarin.

• KOMODITAS : Harga minyak mentah acuan BRENT & US WTI masing-masing naik sekitar 1% minggu lalu tetapi masih jauh di bawah rata-rata bulan Agustus masing-masing yang sebesar USD 78,88 dan USD 75,43 / barel setelah penurunan harga sekitar awal bulan ini yang sebagian disebabkan oleh kekhawatiran permintaan terutama dari China. Hantaman badai FRANCINE di Teluk Mexico dan penghentian ekspor LIBYA perlahan berlalu; memastikan produksi segera berlanjut normal dalam waktu dekat. OPEC+ juga sama pesimisnya dengan merevisi lebih rendah proyeksi pertumbuhan demand global tahun 2024 ini, untuk kedua kalinya. Bahkan mereka sepertinya akan menunda pengurangan pemangkasan produksi sukarela yang sedianya mulai dijalankan Oct ini menjadi mundur ke bulan Dec.

• Dari sudut komoditas lain, harga EMAS malah makin berkilau dengan merangsek terus ke level rekor terbaru USD 2586 dan ditutup pekan lalu pada harga USD 2576 / ons. Dampak adanya kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih besar (50bps) justru membuat kesan resesi semakin dekat, membuat harga minyak tak berkutik , sebaliknya justru mendukung harga emas sebagai aset safe-haven.

This Week’s Outlook

• Pekan ini semua mata tertuju pada FOMC MEETING yang berlangsung pada 17-18 SEPTEMBER, di mana pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin diharapkan secara luas. Menyongsong keputusan FOMC Meeting yang sedianya dirilis Kamis dini hari jam 0100WIB, para ekonom di Wall Street masih terbagi pendapatnya tentang besarnya penurunan suku bunga pertama.

• JPMORGAN berharap US Federal Reserve akan lebih agresif dengan memangkas suku bunga Fed Fund Rate sebesar 50bps ; diikuti 150bps di tahun depan. Sangkaan ini membuat US DOLLAR jatuh ke level terendah lebih dari 1 tahun terhadap YEN , dan imbal hasil US TREASURY melandai . Proyeksi untuk tahun 2026 dan 2027 diperkirakan akan tetap mendekati suku bunga jangka panjang sebesar 2,75% hingga 3%. Jika The Fed memilih pendekatan yang lebih hati-hati dan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin minggu depan, titik median untuk tahun ini kemungkinan hanya akan mencerminkan pelonggaran sebesar 75 basis poin, demikian menurut pandangan para ekonom. Sementara itu, para ekonom NOMURA berpendapat bahwa pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan mendatang  adalah skenario yang paling memungkinkan, diikuti oleh pemangkasan lebih lanjut sebesar 50bps tahun depan.

• Selain pertemuan FOMC, peristiwa ekonomi utama AS minggu ini meliputi laporan penjualan ritel dan produksi industri AS pada hari Selasa, diikuti oleh rilis data klaim pengangguran awal pada hari Kamis, serta serangkaian data perumahan seperti : Building Permits , Housing Starts , serta Existing Home Sales (kesemuanya utk bulan Aug).

• MARKET ASIA & EROPA : JEPANG dan HONG KONG akan merilis data inflasi, para investor juga menantikan deretan keputusan suku bunga INDONESIA, TAIWAN, CHINA, & pada hari Jumat dari BANK OF JAPAN, di mana diperkirakan akan mempertahankan target suku bunga kebijakan jangka pendek tetap di 0,25%, setelah menaikkan suku bunga 2 kali tahun ini. EUROPEAN CENTRAL BANK memangkas suku bunga sebesar 25 bps minggu lalu, tetapi Presiden ECB Christine Lagarde meredam ekspektasi untuk pemangkasan lanjutan bulan depan. ECB hampir pasti harus menunggu hingga Desember sebelum memotong suku bunga lagi untuk memastikan tidak membuat kesalahan kebijakan dengan melonggarkan terlalu cepat, kata anggota Dewan Pengurus ECB Peter Kazimir pada hari Senin.

• BANK OF ENGLAND diperkirakan akan mempertahankan suku bunga utamanya di 5% pada hari Kamis, setelah memulai pelonggaran kebijakan moneter dengan pengurangan 25bps pada bulan Agustus. Pasar berjangka memperkirakan peluang sekitar 38% untuk pemotongan suku bunga seperempat poin pada hari Kamis, dibandingkan dengan 20% pada hari Jumat. Angka INFLASI INGGRIS & EUROZONE (Aug) serta Retail Sales Inggris untuk bulan Aug yang sama akan jadi penggerak animo pasar Eropa.

Download full report HERE.