Today’s Outlook:
MARKET AS: Sentimen yang paling mendominasi Market AS adalah rilisnya Notulen Rapat Federal Reserve terakhir, di mana berisikan pendapat para pembuat kebijakan yang masih cenderung mempertahankan suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama. Para pejabat The Fed masih mengambil pendekatan yang cukup berhati -hati mengenai kebijakan moneter sampai mereka mendapatkan bukti-bukti yang jelas bahwa Inflasi memang telah berhasil ditekan. Tidak adanya petunjuk mengenai pemotongan suku bunga juga menambah ketidakjelasan berakhirnya trend suku bunga The Fed ini, walau para pelaku pasar perhitungkan peluang pemotongan suku bunga yang lebih besar mampu terwujud pada pertemuan bank sentral AS tersebut bulan Mei 2024 nanti. AS melaporkan Existing Home Sales (Okt.) lebih rendah dari perkiraan di angka 3.79 juta (vs forecast 3.9 juta unit) sehingga secara bulanan penjualan rumah yang ada untuk bulan November turun -4.1% mom. Malam ini akan dinantikan data Durable Goods Orders (Okt.) dan Initial Jobless Claims mingguan; serta pandangan ekonomi dari Univ. of Michigan mengenai Inflasi dan ekspektasi konsumen terhadap dunia usaha selama 6 bulan ke depan.

KOMODITAS: Harga Minyak turun pada perdagangan Selasa, menyerahkan kembali kenaikan harga yang telah terjadi sebelumnya seiring para trader bersikap hati-hati menjelang OPEC+ meeting pada akhir pekan. Laporan inventory mingguan dari American Petroleum Institute (API) dan Energy Information Administration (EIA) dijadwalkan keluar pada hari Selasa dan Rabu esok.

MARKET INDONESIA: Bank Indonesia melaporkan Transaksi Berjalan (Current Account) kuartal 3/2023 mengalami defisit. Indonesia mencatat defisit Transaksi Berjalan sebesar USD860 juta (0.2% PDB) pada kuartal ketiga tahun 2023, turun dari surplus sebesar USD4.63 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Ini adalah defisit Current Account selama dua kuartal berturut-turut, karena surplus perdagangan menyempit tajam menjadi USD10,27 miliar pada Q3 tahun 2023 dari USD17.62 miliar pada periode yang sama tahun 2022, di tengah moderasi harga komoditas. Pada tiga kuartal pertama tahun 2023, Current Account mencatat defisit sebesar USD100 juta, berbalik dari surplus sebesar USD9.13 miliar pada periode yang sama tahun 2022.

Corporate News
PLN Siapkan IDR 759 Miliar Untuk Lunasi Obligasi dan Sukuk Ijarah Tahun 2013 PT PLN (Persero) menyatakan telah menyiapkan dana sebesar IDR 759 miliar dalam rangka melunasi Pokok Obligasi dan Sukuk Ijarah berkelanjutan I Tahap II Tahun 2013 Seri B yang akan jatuh tempo pada tanggal 15 November 2023. Corporate Secretary PLN, Alois Wisnuwardhana, dalam keterangan tertulisnya Senin (20/11) menuturkan bahwa PLN menyiapkan dana sebesar IDR 651 miliar untuk melunasi Obligasi dan sebesar IDR 108 miliar untuk melunasi sisa imbalan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap II 2013 Seri B. Lebih lanjut Alois memaparkan Pokok Obligasi dan sisa imbalan Sukuk Ijarah tersebut akan dibayarkan kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) selaku Agen Pembayar sesuai ketentuan selambat-lambatnya pada tanggal jatuh tempo. Alois menambahkan pelunasan Obligasi dan sukuk Ijarah ini tidak berdampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha PLN. (Emiten News)

Domestic Issue
ST011 Diburu Investor, Penjualan Diprediksi Tembus IDR 15 Triliun Sukuk Tabungan seri ST011 ramai diburu oleh investor, sehingga DJPPR Kemenkeu kembali menambah kuota pemesanan ST011 menjadi IDR 13 triliun. Hingga akhir masa pemesanan pada 6 Desember 2023, penjualan ST011 diprediksi tembus IDR 15 triliun, jika pemerintah terus menambah kuota. Berdasarkan data salah satu mitra distribusi Investree per Selasa, (21/11/2023) pukul 14.15 WIB, ST011-T2 telah terjual sebesar IDR 7.9 triliun atau 93.02% dari target. Karena tingginya minat investor, target pemesanan ST011-T2 dinaikkan menjadi IDR 8.5 triliun. Selanjutnya, Sukuk Tabungan ST011-T4 telah terjual sebanyak IDR 3.71 triliun atau 82.59% dari target. Kuota ST011-T4 juga ditambah, dari sebelumnya IDR 4 triliun menjadi IDR 4.5 triliun. Sehingga total kedua seri ST011 tersebut telah terjual sebesar IDR 11.62 triliun. (Bisnis)

Recommendation
US10YT diperkirakan masih akan terus turun sampai target bottom pada yield 4.309% ; hasil dari pola PARALLEL CHANNEL uptrend yang telah patah. Support dari level previous Low yang akan segera teruji : yield 4.381%. Nearest Resistance : MA10 atau yield 4.505%. ADVISE : kurangi posisi. ID10YT masih dalam situasi tertekan dalam rangka menuju target bottom pada yield 6.465% ; hasil dari pattern PARALLEL CHANNEL uptrend yang telah patah. Support dari level previous Low yang akan diuji : yield 6.61%. Resistance terdekat : MA10 atau yield 6.759%. ADVISE : kurangi posisi.

Download full report HERE.