Today’s Outlook:
MARKET AS: Para investor mencerna kemungkinan suku bunga AS akan segera diturunkan, meskipun harga minyak melonjak di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Pasar akan mencerna banyak berita pekan ini setelah membuahkan rally pada hari Jumat setelah komentar yang semakin dovish dari Fed Chairman Jerome Powell serta rilis data Durable Goods Order yang baik. Di sisi lain, para pengamat pasar beropini bahwa (historically) pemotongan suku bunga akan diikuti oleh pelemahan pasar saham karena sejatinya a lasan suku bunga dipotong adalah untuk mendongkrak ekonomi yang mulai melambat.
INDIKATOR EKONOMI: Pesanan baru untuk barang tahan lama buatan AS, alias Durable Goods Order, mulai dari pemanggang roti hingga pesawat terbang, melonjak 9.9% bulan Juli lalu, rebound yang kuat dari penurunan pada bulan Juni yang melampaui ekspektasi analis, demikian menurut data Departemen Perdagangan. Data PCE PRICE INDEX dan Inflasi Inti akan dirilis pada hari Jumat, bersama dengan pembacaan awal tentang Inflasi ZONA EURO. Sebagian besar analis memperkirakan data tersebut akan semakin mendukung pemotongan suku bunga di bulan September. Presiden Fed San Francisco Mary Daly pada hari Senin memperkuat ekspektasi untuk penurunan suku bunga bulan depan, bahkan menyarankan bahwa besaran rate cut yang lebih besar bisa diperhitungkan jika pasar tenaga kerja (Aug) mel emah lebih lanjut. Para pelaku pasar akan menantikan CB Consumer Confidence (Aug) nanti malam sekitar jam 21.00 WIB.
KONFLIK TIMUR TENGAH: Israel dan Hezbollah saling menembakkan roket dan melakukan serangan udara pada hari Minggu lalu, menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan gangguan pasokan MINYAK jika konflik meningkat. Juga mendukung harga minyak mentah adalah pengumuman pemerintah Libya untuk menutup semua ladang minyak, menghentikan produksi sekaligus ekspor. Futures BRENT ditutup naik 3.05% menjadi USD 81.43 / barel, sementara futures US WTI melesat 3.5% menjadi USD 77.42 / barel. Harga EMAS menguat, mendekati rekor tertinggi baru-baru ini didukung permintaan aset safe-haven. Harga spot Emas naik 0.31% menjadi USD 2,518.27 / ons.
MARKET ASIA & EROPA: Kepala ekonom EUROPEAN CENTRAL BANK, Philip Lane, mengambil nada yang lebih hati-hati dalam pidatonya di Jackson Hole, dengan mengatakan bank sentral telah membuat kemajuan yang baik dalam menurunkan inflasi EUROZONE kembali ke target 2%, tetapi kesuksesan belum terjamin. Seperti diketahui, ECB telah mengawali pemotongan suku bunga di bulan Juli sebesar 25bps, dengan dua penurunan 25bps lebih lanjut yang diperkirakan akan terjadi pada akhir tahun. Hari ini akan dinantikan data ekonomi sbb: BOJ Core CPI dari JEPANG, GERMAN GDP 2Q yang sepertinya masih terjerumus dalam wilayah resesi, dilengkapi dengan GdK German Consumer Climate (Sep).
FIXED INCOME & CURRENCY: Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik 1.3 basis poin menjadi 3.82%. Imbal hasil obligasi 2 tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, naik 2.7 basis poin menjadi 3.94%. Futures Fed Fund Rate sepenuhnya memperhitungkan pemotongan 25 bps pada FOMC MEETING 17 September, dan menunjukkan peluang 39.5% untuk pergerakan 50 bps. Pasar juga memperhitungkan 103 bps pelonggaran tahun ini dan tambahan 122 bps pada tahun 2025. YEN JEPANG naik ke level tertinggi 3 minggu terhadap US DOLLAR, dengan Dollar turun menjadi 143.45 Yen setelah sempat mencapai level High pada 144.56. DOLLAR INDEX (DXY), yang mengukur kekuatan Dollar atas sekeranjang mata uang termasuk Yen dan Euro, naik 0.24% menjadi 100.84, di mana Euro turun 0.28% menjadi USD 1.1159.
Corporate News
BTPN: Bank BTPN Bayar Bunga Obligasi ke-19
PT Bank BTPN Tbk (BTPN) telah melakukan pembayaran bunga obligasi ke-19 untuk Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I Tahun 2019. Di mana, bunga obligasi yang dibayarkan senilai IDR 3.89 miliar. Dalam keterbukaan informasi (26/8), Corporate Secretary BTPN, Eneng Yulie Andriani, merinci pokok hutang yang dimiliki BTPN untuk obligasi tersebut senilai IDR 201 miliar. Besaran bunga yang ditetapkan dari obligasi tersebut 7.75%. Adapun, instrumen surat utang milik BTPN ini memiliki tenor 60 bulan dan akan jatuh tempo pada 26 November 2024. Surat utang tersebut pertama kali diatribusikan pada 26 November 2019. Eneng pun memastikan bahwa dampak kejadian, informasi atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Emiten atau Perusahaan Publik. (Kontan)
Domestic Issue
Lelang Sukuk Negara 27 Agustus 2024: Ini Rincian 7 Seri SBSN yang Ditawarkan
Pemerintah menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara dalam mata uang rupiah pada Selasa (27/8). Berdasarkan pengumuman Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu, pemerintah mematok target indikatif senilai IDR 8 triliun. Akan ada tujuh seri SBSN yang dilelang pada 27 Agustus 2024, yang terdiri dari seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara-Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk). Adapun perolehan dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024. Berikut perincian SBSN yang akan dilelang pada 27 Agustus 2024: SPNS02022025 (reopening(, SPNS29052025 (reopening), PBS032 (reopening), PBS030 (reopening), PBSG001 (reopening), PBS004 (reopening), PBS038 (reopening). Dalam laman resminya, kementerian keuangan menyebutkan, pada lelang ini kembali ditawarkan seri PBSG001 yang merupakan seri green sukuk yang ditawarkan melalui lelang di pasar perdana domestik. Penerbitan seri Green Sukuk melalui lelang ini melengkapi program penerbitan Green sukuk yang sudah dilakukan sebanyak 7 kali di pasar global sejak tahun 2018 dan 7 kali di pasar domestik melalui green sukuk ritel sejak tahun 2019. Seri PBSG001 juga dapat digunakan untuk mendukung program RPIM (Rasio Pembiayaan Inlkusif Makropudensial) bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah. (Data Indonesia)
Recommendation
US10YT bertahan pada ground Support sekitar yield 3.82% – 3.78%, di kala pemotongan suku bunga The Fed semakin dekat pada FOMC Meeting 17 Sept pekan mendatang, dan di tengah komentar salah satu pejabat The Fed yang semakin dovish bahkan memperhitungkan rate cut sebesar 50 bps. POTENTIAL : sejatinya yield ini akan berbalik menguat jika setidaknya telah melalui Resistance MA10 / yield 3.84% , up to MA20 pada yield 3.88%. ADVISE : Jika technical rebound itu terjadi, maka walau yield dalam trend turun jk.menengah namun setidaknya antisipasi pelemahan harga sampai yield mencapai TARGET 4.0%.
On the other hand, ID10YT justru tampak dalam trend pelemahan yield yang lebih berkuasa , walau saat ini menguji Support di bilangan 6.60% ; dalam kondisi RSI positive divergence yang menyimpan potensi technical rebound. Seandainya pun itu tidak terjadi, maka memang sesuai trend mid-term yield ID10YT untuk teruskan konsolidasi menuju TARGET yield 6.56% – 6.53%. ADVISE : antisipasi limited upside potential pada harga.
Download full report HERE.