Today’s Outlook:

MARKET AS: Setelah data PENJUALAN RITEL AS yang lebih kuat dari ekspektasi dianggap sebagai dukungan atas prospek penurunan suku bunga Federal Reserve dalam rangka mencapai soft landing (= Inflasi terkendali tanpa mengorbankan ekonomi terlalu dalam). Data menunjukkan secara bulanan penjualan ritel tidak berubah di bulan Juni dari angka bulan Mei 0.3% yang direvisi naik. Angka ini lebih baik dari perkiraan kontraksi 0.3%, menunjukkan bahwa konsumen masih punya daya belanja yang cukup sehat, walaupun nantinya mungkin akan membatasi berapa kali The Fed akan turunkan suku bunga. Menyambung komentar dovish Jerome Powell hari Senin lalu, Gubernur Fed Adriana Kugler mengatakan bahwa data terbaru menunjukkan Inflasi kembali ke target bank sentral sebesar 2%. Para investor memperhitungkan 89% peluang adanya rate cut setidaknya 25 basis poin (bps) pada pertemuan bank sentral AS bulan September, menurut CME FedWatch Tool. Nanti malam market akan perhatikan data ekonomi penting lainnya dari AS: seputar sektor property (Building Permits & Housing Starts untuk bulan June), serta Industrial & Manufacturing Production (June).
PETA POLITIK AS: Elektabilitas calon presiden AS DONALD TRUMP meningkat tajam setelah peristiwa penembakan pada akhir pekan lalu. Kandidat dari partai Republik ini telah mengisyaratkan dukungan atas kebijakan tradisional yang dianggap lebih bersahabat dengan entitas usaha dalam negeri, seperti menerapkan kebijakan yang lebih longgar, mengenakan tarif pada barang impor, dan memotong pajak. Pasangan calon wakil presiden Trump, Senator dari Ohio J.D. Vance juga dikenal sebagai sosok yang cukup “galak” terhadap China.
CURRENCY: DOLLAR INDEX masih flat; terhadap Yen Jepang, Dollar menguat 0,22% menjadi 158,37. Para investor masih mencermati Yen setelah dugaan Bank of Japan kemungkinan telah melakukan intervensi untuk kedua kalinya pada 12 Juli sebesar 2,14 triliun Yen (USD 13,50 miliar) untuk mendukung mata uang tersebut, menyusul sekitar USD 22,43 miliar yang tampaknya dihabiskan untuk intervensi pada hari sebelumnya.
MARKET ASIA & EROPA: Hasil yang berbeda pada ZEW Economic Sentiment ditunjukkan oleh JERMAN & EUROZONE, di mana sentimen ekonomi tampak lebih optimis di Jerman daripada Eurozone; cocok dengan data surplus Trade Balance Eurozone yang melemah di bulan May most likely tidak didukung oleh pertumbuhan Ekspor – Impor yang memadai. Lebih lanjut hari ini para pelaku pasar akan fokus pada data Inflasi
INGGRIS (June) yang mungkin bisa lebih rendah lagi dari 2.0% (yang sebenarnya sudah mencapai Target bank sentral); sementara Eurozone juga berharap CPI bulan June akan mampu sedikit melandai setidaknya ke angka 2.5% yoy, dibanding 2.6% pada bulan May.
INDONESIA: Semua mata pelaku pasar akan memandang Bank Indonesia terkait keputusan suku bunga yang diperkirakan masih akan ditahan pada 6.25%, demi usaha stabilisasi Rupiah sambil menunggu langkah konkrit dari rate cut The Fed.
KOMODITAS: Harga MINYAK turun lebih dari 1% pada hari Selasa, penurunan hari ketiga berturut-turut, di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi CHINA yang menghambat demand, meskipun penurunan ini dibendung oleh prospek rate cut The Fed di bulan September, serta lenyapnya 4.4 juta barrel dari persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu (jauh lebih besar dari perkiraan polling Reuters yang hanya 33ribu barrel). Futures BRENT ditutup turun 1,3%, pada USD 83,73 / barel, sementara US WTI turun atau 1,4%, menjadi USD 80,76. Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi China terakhir dirilis 4,7% pada kuartal 2 tahun ini, merupakan laju paling lambat sejak Q1 tahun 2023, dan meleset dari perkiraan 5,1% menurut polling Reuters. GDP China dalam trend melemah dibanding ekspansi pada kuartal sebelumnya sebesar 5,3%, akibat lesunya sektor properti yang berkepanjangan serta adanya rasa ketidakamanan pada lapangan kerja. Sementara itu, ekonomi global diperkirakan akan mengalami pertumbuhan moderat dalam 2 tahun ke depan di tengah menurunnya aktivitas di AS, penurunan ekonomi di Eropa, dan menguatnya konsumsi dan ekspor di China; walau terdapat banyak risiko pada jalur tersebut, demikian menurut laporan IMF edisi bulan Juli yang dirilis Selasa kemarin.

Corporate News
BNII: Pefindo Tarik Peringkat Surat Utang Maybank, Ini Sebabnya
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyampaikan bahwa telah menarik peringkat surat utang Maybank Indonesia (BNII) pada 11 Juli 2024. Pefindo dalam rilisnya menyebutkan bahwa menarik peringkat Obligasi Berkelanjutan II Bank Maybank Indonesia Tahap I Tahun 2017 Seri B sehubungan dengan telah dilunasinya pada 11 Juli 2024. Dijelaskan, Peringkat terakhir yang diberikan adalah idAAA yang ditetapkan Pefindo pada tanggal 8 Maret 2024 adalah adalah idAAA. (Emiten News)

Domestic Issue
Lelang Seri 7 SBSN, Pemerintah Kantongi Dana Segar IDR 10 Triliun
Lelang dari tujuh seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa (16/7), pemerintah berhasil mengantongi dana segar senilai IDR 10 triliun. Ketujuh seri yang lelang itu antara lain, SPNS20012025 (pembukaan kembali), SPNS01042025 (pembukaan kembali), PBS032 (pembukaan kembali), PBS030 (pembukaan kembali), PBS004 (pembukaan kembali), PBS039 (pembukaan kembali), dan PBS038 (pembukaan kembali). Lelang dilakukan melalui sistem lelang Bank Indonesia. Disampaikan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), bahwa total penawaran masuk pada lelang ini mencapai IDR 27.71 triliun. Penyerapan terbesar berasal dari seri PBS030 yang dimenangkan senilai IDR 5.5 triliun dari penawaran masuk IDR 6.96 triliun. Imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri ini yaitu 6.80167 persen. Serapan berikutnya yaitu seri PBS038 yang dimenangkan sebesar IDR 1.85 triliun dari penawaran masuk IDR 4.70 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7.15493 persen. Selain itu, pemerintah memenangkan nominal sebesar IDR 1.1 triliun dari seri PBS032 yang menerima penawaran masuk IDR 9.93 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri ini yaitu 6.81997 persen. Sedangkan dari seri SPNS20012025, pemerintah meraup dana IDR 600 miliar dari penawaran masuk IDR 2.19 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6.81833 persen. Kemudian, pemerintah menyerap dana IDR 550 miliar dari seri SPNS01042025 yang menerima penawaran masuk IDR 3.33 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6.89924 persen. Sementara dari seri PBS004, pemerintah memenangkan dana sebesar IDR 300 miliar. Penawaran masuk untuk seri ini yaitu IDR 387 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6.95853 persen. Sedangkan dari seri PBS039, pemerintah meraup dana IDR 100 miliar dari penawaran masuk IDR 201 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7.02696 persen. (Pasardana)

Recommendation
US10YT belum jua beranjak rebound dari Support level previous Low yield 4.188% malah kemungkinan besar akan menuju lower channel sekitar yield 4.12% demi mencari Support yang lebih solid. Bahkan dalam situasi seperti ini pun, RSI positive divergence masih terdeteksi, jadi antisipasi limited downside potential pada yield; alias penguatan harga terbatas. Resistance: jajaran Moving Average pada yield 4.253% – 4.29% / 4.36%.

ID10YT juga semakin melenceng keluar dari Support naik jk.pendek yield, mantap berada di bawah Resistance Moving Average pada yield 7.0% – 7.05%. ADVISE: HOLD; WAIT & SEE: antisipasi yield masih akan turun lebih jauh menuju next Support: 6.84% / 6.76% (dengan demikian penguatan harga masih punya potensi berlanjut).

Download full report HERE.